Ragam Penyebab Nyeri Pinggang

ciri ciri syaraf kejepit

Penyebab nyeri pinggang cukup beragam, mulai dari akibat dari aktivitas yang berlebihan, posisi duduk yang salah hingga penyakit tertentu. Gejala nyeri pinggang umumnya bersifat ringan. Namun, dalam beberapa kondisi nyeri pinggang menjadi tanda adanya penyakit serius yang perlu kamu waspadai. 

Hampir setiap orang pasti pernah merasakan keluhan ini. Pada kondisi yang masih ringan, nyeri pinggang bisa hilang dengan sendirinya. Namun, dalam kondisi yang cukup serius, bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan pada tubuh. Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat nyeri pinggang adalah, sakit ginjal, infeksi saluran kemih, dehidrasi hingga penyakit lain. 

Penyebab nyeri pinggang 

Nyeri pinggang yang sering terjadi adalah akibat adanya otot yang kaku dan juga tegang karena salah posisi. Selain itu, nyeri pinggang juga bisa terjadi karena gangguan medis tertentu. Berikut beberapa penyebab nyeri pinggang melansir dari Medline Plus (2021): 

Cedera otot 

Penyebab nyeri pinggang yang sering terjadi adalah karena cedera otot. Kondisi ini umumnya terjadi saat seseorang melakukan aktivitas olahraga ataupun aktivitas harian dengan intensitas yang cukup tinggi, seperti mengangkat beban berat. Akibatnya otot dalam tubuh menjadi tertarik secara berlebihan sehingga muncul nyeri. 

Selain itu, aktivitas tidak terduga seperti kecelakaan yang cukup parah dan mengakibatkan otot menekan tulang bagian belakang secara berlebihan. Hal ini berpotensi menyebabkan bantalan pada tulang di area pinggang menjadi pecah dan menimbulkan nyeri. 

Penyakit osteoarthritis 

Melansir Mayo Clinic (2021), penyakit osteoarthritis atau pengapuran sendi adalah salah satu penyebab nyeri pinggang lainnya. Kondisi ini terjadi karena pengapuran pada bagian tulang belakang, tulang rawan akan menjadi rusak. Karena hal inilah membuat saraf pada tulang belakang menjadi iritasi dan menyebabkan penderita mengalami nyeri yang hebat pada bagian pinggang. 

Baca Juga:  Apakah Operasi Saraf Kejepit di Leher Aman Dilakukan?
Masalah pada ginjal 

Nyeri pinggang juga bisa menjadi tanda adanya masalah pada ginjal seperti penyakit batu ginjal. Nyeri yang muncul biasanya mulai dari bagian punggung belakang dan juga pinggang. Selain itu penyakit infeksi ginjal juga bisa menjadi pemicu terjadinya nyeri pinggang. 

Akibat degenerasi tulang 

Degenerasi tulang terjadi saat cakram pada tulang belakang mengalami kerusakan. Kondisi ini juga biasa disebut dengan pengapuran tulang. Penyakit degenerasi tulang biasanya terjadi pada mereka yang sudah berusia lanjut atau mengalami kelebihan berat badan. Hal ini karena semakin bertambahnya berat badan maka tekanan yang muncul semakin besar. 

Irritate Bowel Syndrome (IBS)

IBS adalah penyakit pada pencernaan yang mempengaruhi kerja usus besar. Kondisi ini membuat kontraksi dan mengganggu usus besar. IBS bisa muncul karena kebiasaan makan yang buruk, diet, stres dan juga penyakit infeksi pada saluran pencernaan. Gejala IBS seperti diare, sakit pelana, nyeri pinggang ataupun sembelit. 

Faktor Risiko Lain Penyebab Nyeri Pinggang

Selain yang sudah disebutkan sebelumnya, nyeri pinggang juga bisa terjadi karena beberapa faktor risiko. Berikut beberapa faktor yang bisa meningkatkan terjadinya risiko nyeri pinggang: 

  1. Faktor keturunan, 
  2. Kebiasaan merokok, 
  3. Berat badan berlebih, 
  4. Kurang olahraga, 
  5. Bertambahnya usia, 
  6. Sering melakukan aktivitas fisik yang berat. 

Jika kamu merasakan nyeri secara berturut-turut pada bagian pinggang, dan tidak hilang setelah beberapa hari, maka kamu perlu memeriksakan diri ke dokter. Pemeriksaan dokter lebih awal bisa mencegah munculnya komplikasi pada penyakit nyeri pinggang. Sebaiknya kamu tidak membiarkan begitu saja penyakit nyeri pinggang hal ini karena bisa mengganggu aktivitas harian. Selain itu pada kondisi yang cukup serius, nyeri pinggang bisa merubah postur tubuh penderita dan membuatnya mengalami kesulitan berjalan.

Nyeri pinggang bisa juga terjadi akibat saraf kejepit/ HNP. Penderita HNP akan mengalami gejala seperti nyeri hebat, rasa seperti terbakar, ngilu, kesemutan atau kebas di bagian tubuh tertentu, hingga nyeri yang menyengat seperti disetrum.

Baca Juga:  Posisi Duduk Saat Bekerja Yang Salah Bisa Jadi Penyebab Nyeri

Dulu, untuk menanganinya perlu operasi. Namun, seiring meningkatnya teknologi kedokteran, saat ini terdapat metode terbaru HNP yang relatif cepat dan aman untuk terapi syaraf terjepit di Lamina Pain and Spine Center yaitu dengan metode PELD (Percutaneous Endoskopi Lumbar Discectomy).

FAQ: Pertanyaan Seputar Ragam Penyebab Nyeri Pinggang

Apa penyebab neuralgia oksipital?

Neuralgia oksipital bisa terjadi akibat beberapa kondisi, seperti ketidakstabilan tulang belakang, misalnya subluksasi atlantoaksial pada penderita artritis reumatoid. Selain itu, kondisi ini juga bisa dipicu oleh pertumbuhan neuroma atau pembentukan jaringan yang menekan saraf tertentu, serta jebakan akar saraf C2 akibat ligamen yang menebal di bagian leher atas.

Sakit kepala di bagian belakang, pertanda apa?

Sakit kepala di bagian belakang umumnya disebabkan oleh tension-type headache atau sakit kepala tipe tegang. Kondisi ini sering kali dipicu oleh stres, kurang tidur, terlalu lama menatap layar komputer, mengangkat beban berat di area pundak, atau pola makan yang tidak teratur.

Apakah neuralgia oksipital bisa sembuh?

Gejala neuralgia oksipital bisa berlangsung dalam hitungan detik hingga berjam-jam. Pada sebagian besar kasus, nyeri yang dirasakan dapat berkurang dengan perawatan noninvasif, seperti terapi fisik atau penggunaan obat pereda nyeri. Seiring waktu, rasa sakit biasanya akan mereda ketika saraf yang mengalami gangguan mulai pulih.

Bagaimana cara mendeteksi neuralgia oksipital?

Neuralgia oksipital biasanya ditandai dengan nyeri tajam yang menusuk atau berdenyut, sering kali terasa di pangkal tengkorak dan menjalar ke kulit kepala di satu atau kedua sisi kepala. Pada beberapa kasus, pasien juga dapat mengalami nyeri di belakang mata pada sisi kepala yang terkena.

Vitamin apa yang baik untuk kesehatan saraf?

Vitamin yang berperan penting dalam menjaga kesehatan saraf adalah Vitamin B1 (tiamin). Nutrisi ini berfungsi dalam proses metabolisme energi yang mendukung kerja sistem saraf dan otak, sehingga membantu menjaga fungsi saraf tetap optimal.

Share via:
Facebook
Threads
WhatsApp
Artikel Terkait
Artikel Populer
Topik Populer