Metode Radiofrekuensi Ablasi (RFA) merupakan prosedur minimally invasive yang menggunakan energi frekuensi radio untuk memanaskan dan membakar saraf penyebab nyeri sehingga tidak mengirimkan rasa sakit dan menghilangkan gejala. Secara bersamaan, dapat berguna untuk membakar peradangan dalam sendi facet, serta menghilangkan sumber rasa sakit.
RFA umumnya untuk sakit tulang belakang, dan/atau mengatasi berbagai keluhan nyeri, akut atau kronik. Penyakit atau keluhan yang bisa teratasi dengan RFA antara lain, nyeri punggung, nyeri leher dan nyeri yang berkaitan dengan penyakit degeneratif seperti arthritis.
Daftar isi
- Bagaimana proses radiofrekuensi ablasi?
- FAQ: Pertanyaan Seputar Radiofrekuensi Ablasi
- Apa yang dimaksud dengan tindakan radiofrekuensi?
- Apakah radiofrekuensi ablasi merupakan prosedur yang aman?
- Apakah ada efek samping setelah menjalani radiofrekuensi ablasi?
- Berapa kali seseorang perlu menjalani perawatan radiofrekuensi ablasi?
- Apakah ablasi selalu berkaitan dengan jantung?
Bagaimana proses radiofrekuensi ablasi?
Pelaksanaan RFA membakar peradangan dengan di bawah pengaruh bius lokal. Obat penenang mungkin akan dokter gunakan untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan selama prosedur. RFA disampaikan melalui jarum dengan bimbingan x-ray. Pasien akan terjaga selama proses ini dan mungkin akan dokter tanyakan apakah pasien mampu merasakan sensasi kesemutan.
Hal ini untuk memastikan jarum berada pada tempat yang tepat. Setelah jarum dan penempatan elektroda terverifikasi, arus frekuensi radio akan mengirimkan ke setiap sendi facet dan saraf selama 90 detik. Hal ini untuk memanaskan dan “membakar” saraf yang mengirimkan sinyal rasa sakit. Setelah peradangan hilang, tidak bisa lagi mengirim sinyal rasa sakit, hasilnya rasa sakit akan berkurang.
Pasien bisa pulang pada hari yang sama dan pada hari berikutnya pasien bisa kembali berkegiatan sehari-hari mereka. Pasien tidak membutuhkan waktu lama untuk beristirahat di tempat tidur. Perawatan radiofrekuensi ablasi dapat pasien ulang dalam 6 sampai 8 bulan bagi mereka yang sarafnya beregenerasi setelah prosedur.
Untuk memaksimalkan hasil Radiofrekuensi Ablasi (RFA), pasien seharusnya berpartisipasi dalam rehabilitasi dan latihan fisik setelah prosedur. Hal ini bertujuan untuk membantu memperkuat otot inti yang mendukung tulang belakang dan mengurangi stres fisik pada sendi facet.
Setelah prosedur, mungkin pasien merasakan mati rasa pada daerah yang diobati. Setelah prosedur Radiofrequency Ablation (RFA), dokter akan menyarankan pasien untuk tidak mengemudi kendaraan atau alat berat setidaknya dalam waktu 24 jam. Jangan ragu untuk mengonsultasikan nyeri Anda bersama Klinik Lamina Pain and Spine Center bersama dokter spesialis bedah saraf handal.
FAQ: Pertanyaan Seputar Radiofrekuensi Ablasi
Apa yang dimaksud dengan tindakan radiofrekuensi?
Radiofrekuensi ablasi (RFA) adalah prosedur medis minimal invasif yang bertujuan untuk mengurangi nyeri pada berbagai area tubuh, termasuk tulang belakang, sendi lutut, dan sendi bahu, dengan menggunakan gelombang radio. Tindakan ini bekerja dengan memanaskan saraf penyebab nyeri sehingga tidak lagi mengirimkan sinyal rasa sakit ke otak. Hasilnya, pasien bisa merasakan perbaikan dalam jangka waktu sekitar 6 hingga 9 bulan setelah prosedur.
Apakah radiofrekuensi ablasi merupakan prosedur yang aman?
RFA telah terbukti sebagai teknologi yang aman dan efektif dalam mengatasi berbagai jenis nyeri kronis, termasuk nyeri tulang belakang akibat degenerasi sendi. Prosedur ini dilakukan dengan bimbingan sinar X untuk memastikan jarum berada pada titik yang tepat. Karena bersifat minimal invasif, RFA memiliki risiko komplikasi yang sangat kecil dibandingkan dengan operasi konvensional.
Apakah ada efek samping setelah menjalani radiofrekuensi ablasi?
Sebagian pasien mungkin akan mengalami efek samping ringan setelah menjalani RFA, seperti sensasi kebas atau mati rasa di area yang diterapi. Selain itu, beberapa orang mungkin mengalami kelelahan atau sedikit nyeri di lokasi penyuntikan. Namun, gejala ini biasanya bersifat sementara dan akan mereda dalam beberapa hari setelah tindakan.
Berapa kali seseorang perlu menjalani perawatan radiofrekuensi ablasi?
Efek dari radiofrekuensi ablasi biasanya bertahan selama 6 hingga 8 bulan. Namun, jika saraf yang telah dinonaktifkan beregenerasi dan nyeri kembali muncul, prosedur ini dapat diulang sesuai dengan rekomendasi dokter.
Apakah ablasi selalu berkaitan dengan jantung?
Ablasi adalah istilah umum yang merujuk pada tindakan medis untuk menghancurkan atau menonaktifkan jaringan tertentu dalam tubuh yang menyebabkan gangguan kesehatan. Pada kasus nyeri tulang belakang atau sendi, ablasi menggunakan gelombang radio (RFA) bertujuan untuk memblokir saraf penyebab nyeri. Sedangkan pada kondisi lain seperti gangguan irama jantung (aritmia), ablasi menggunakan metode berbeda yang menargetkan jaringan di dalam jantung.