Pantangan Syaraf Kejepit, Ini 10 Aktivitas Yang Harus Dihindari

Pantangan Syaraf Kejepit (1)

Ini dia, 10 aktivitas yang menjadi pantangan penderita syaraf kejepit yang perlu Anda ketahui. Agar kondisi saraf kejepit Anda tidak semakin memburuk.

Saraf tulang belakang dapat terjepit atau kejepit saat tertekan oleh jaringan sekitarnya yang mengalami cedera atau kerusakan.

Jaringan sekitar tulang belakang terjepit akibat menonjolnya bantalan sendi antar tulang belakang. Kondisi inilah yang disebut dengan herniasi nukleus pulposus (HNP) atau syaraf kejepit.

Syaraf terjepit ini dapat terjadi di area mana saja, misalnya leher, pinggang, hingga pergelangan tangan.

Pada umumnya gejala yang terasa adalah nyeri, kesemutan, kebas, bahkan kelemahan otot.

Pada kondisi normal, diskus atau bantalan sendi yang fleksibel ini berfungsi shock absorber atau sebagai penahan goncangan sehingga posisi tubuh bisa berdiri tegak dan seimbang. Namun seiring proses penuaan, fungsi ini dapat menurun apalagi dengan kebiasaan mengangkat beban berat dengan postur tubuh yang salah, atau pernah mengalami cedera pada tulang belakang.

10 Aktivitas Pantangan Syaraf Kejepit

Berikut ini adalah 10 aktivitas pantangan bagi penderita syaraf kejepit yang tidak boleh Anda lakukan saat mengalami syaraf terjepit :

1. Mengangkat benda/beban berat. Aktivitas inilah yang pertama harus Anda hindari. Mengangkat benda berat dapat memberikan beban ekstra pada semua otot dan sendi, apalagi jika Anda melakukannya dengan salah. Namun walaupun dengan cara yang baik pun, secara spontan tekanan tersebut dapat memperburuk kondisi syaraf kejepit Anda, atau sulit sembuh. Syaraf kejepit dapat menyebabkan kelemahan pada otot, jadi Anda perlu melakukannya dengan postur yang benar dan benda yang Anda angkat jangan lebih dari 2-5 kg beratnya.

Baca Juga:  Yuk, Ikuti Tips Mudah Menjaga Kadar Kolesterol Dalam Tubuh!

2. Olahraga dampak tinggi (high impact), jangan Anda lakukan bila Anda pernah mengalami cedera tulang belakang dan kemungkinan menyebabkan syaraf kejepit. Olahraga yang perlu Anda hindari seperti hoki, sepak bola.

3. Olahraga atau aktivitas fisik berintensitas tinggi, seperti angkat beban, kickboxing.

4. Aktivitas fisik kecepatan tinggi juga sama dengan olahraga dampak tinggi, karena dapat memperburuk kondisi syaraf kejepit Anda. Berlari, bersepeda atau sejenisnya, dapat membuat risiko Anda mengalami cedera jauh lebih besar. Lakukan aktivitas intensitas rendah, misalnya dengan berjalan kaki.

5. Melakukan gerakan berulang. Misalkan kondisi syaraf kejepit Anda bukan disebabkan oleh cedera olahraga, mungkin oleh karena gerakan berulang-ulang dalam waktu lama saat Anda melakukan pekerjaan atau terkait dengan hobi. Carpal tunnel syndrome (CTS) menyebabkan saraf yang ada di pergelangan tangan terjepit akibat mengetik terlalu lama dan terlalu sering. Gerakan berulang saat menggambar juga perlu dihindari sampai kondisi CTS Anda sembuh.

Aktivitas Pantangan Syaraf Kejepit Selanjutnya:

6. Perubahan posisi tubuh mendadak, dapat menyebabkan respons stres pada tubuh, menegangkan semua saraf dan otot, dan membuat saraf yang terjepit semakin parah. Contohnya pada olahraga bisbol.

7. Tetap sedentari atau bermalas-malasan perlu Anda hindari. Syaraf kejepit memang sebaiknya tidak melakukan aktivitas fisik yang dapat memperparah kondisi ini. Namun bukan berarti hal ini menjadi alasan untuk tidak beraktivitas. Coba lakukan peregangan ringan atau berjalan santai atau aktivitas ringan lainnya supaya Anda tetap bergerak.

8. Tidak tidur cukup. Tidur merupakan waktu yang tepat untuk membantu proses pemulihan dan pemeliharan tubuh. Usahakan tidur cukup. Jangan lupa, tidur dengan posisi yang nyaman.

9. Melakukan permainan di wahana taman hiburan, walaupun memang tampak menyenangkan dan mengasyikkan. Namun wahana ini dapat menyebabkan tubuh bergerak tidak semestinya bergantung gerakan yang bisa menarik dan mendorong tubuh sesuai arah wahana.

Baca Juga:  Hubungan Antara Stroke Dengan Demensia

10. Tidak berkonsultasi dengan dokter. Jika Anda merasakan gejala-gejala seperti kesemutan, kebas, kesemutan, dan kelemahan otot hingga proses buang air besar dan kecil terganggu, kemungkinan Anda mengalami syaraf kejepit. Jangan tunda lagi untuk ke dokter sebelum terjadinya kelumpuhan.

Perlukah Melakukan Rehabilitasi Medik?

Untuk membantu mengembalikan aktivitas Anda atau memulihkan kekuatan atau fungsi otot, Anda bisa rekomendasikan dokter untuk melakukan program rehabilitas medik.

Program rehabilitasi medik ini sesuaikan dengan usia, derajat keparahan dan kondisi syaraf kejepit yang Anda alami.

Korset atau alat bantu lainnya mungkin juga Anda perlu gunakan agar syaraf kejepit Anda tidak memburuk.

Aktivitas Pantangan Syaraf Kejepit Perlu Pencegahan

  • Postur tubuh yang benar dan tetap bergerak atau beraktivitas fisik merupakan langkah penting untuk membantu mencegah terjadinya syaraf kejepit.
  • Jaga tulang belakang tetap tegak dan tidak melakukan gerakan yang sama berulang dalam waktu lama.
  • Menjaga berat badan tetap seimbang. Berat badan yang berlebihan dapat memberikan beban ekstra pada ruas tulang belakang
  • Melakukan peregangan ringan, yoga, senam syaraf kejepit ringan dan aktivitas lain yang sesuai dengan usia atau sesuai dengan rekomendasi dokter.
  • Bila timbul nyeri yang tidak kunjung hilang atau bertambah buruk, segera konsultasikan dengan Lamina Pain and Spine Center.

Penanganan Syaraf Terjepit

Teknologi kini sudah semakin pesat berkembang. Begitu pula dengan teknologi untuk menuntaskan syaraf kejepit. Teknologi terkini adalah percutaneous endoscopic lumbar discectomy (PELD) tanpa rawat inap.

Sedangkan untuk syaraf kejepit leher, teknologi percutaneous endoscopic cervical discectomy (PECD) bisa menjadi pilihan penanganan keluhan Anda.

Baik teknologi PELD maupun PECD untuk menuntaskan syaraf kejepit Anda sudah ada di Lamina Pain and Spine Center.

Share via:
Artikel Terkait
Promo Terbaru
Artikel Populer
Topik Populer