Pantangan makanan saraf terjepit bisa menjadi salah satu langkah sehat guna membantu meredakan nyeri atau bisa membantu mencegah kerusakan lebih lanjut serta meningkatkan daya tahan tubuh.
Selain dengan pengobatan dari dokter, Anda juga perlu memerhatikan asupan makanan tertentu agar proses pemulihan syaraf terjepit menjadi lebih baik.
Namun untuk membantu proses pemulihannya, tidak hanya perlu perhatikan asupan makanan. Agar kondisi saraf terjepit tidak memburuk ternyata Anda perlu tahu pantangan makanan saraf terjepit.
Daftar isi
Pentingnya Menjaga Makanan
Beberapa makanan diduga dapat memicu perburukan kerusakan saraf yang tengah Anda alami. Untuk mencegah hal ini tentu Anda harus mengetahui makanan-makanan yang perlu Anda hindari atau bahkan kurangi sama sekali.
Namun pembatasan atau pengurangan makanan-makanan tertentu sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu agar dokter akan menyesuaikannya dengan kondisi Anda masing-masing.
Pada dasarnya, makanan sehat yang Anda konsumsi dapat:
- – memberikan nutrisi untuk menunjang atau menjaga kesehatan agar semua struktur tubuh berfungsi dengan baik.
- – menjaga keberlangsungan berbagai proses metabolisme yang berlangsung
- – bekerja sebagai ‘alat’ untuk membantu memelihara, mencegah, dan mengatasi penyakit, seperti neuropati perifer atau kerusakan saraf tulang belakang.
- – membantu kesehatan pada area tulang belakang,
- – membantu menjaga berat badan sehingga tidak lagi membebani sendi dan tulang.
Mempertahankan pola makan sehat seimbang dapat memiliki banyak manfaat jangka panjang.
Salah satu faktor penyebab nyeri tulang belakang – selain saraf terjepit – adalah berat badan yang berlebihan atau obesitas.
Berat yang berlebihan ini dapat memberikan beban berlebihan pula terhadap tulang belakang dan sendi lainnya, sehingga kemungkinan dapat berisko memperparah kondisi saraf terjepit.
Pantangan Makanan Saraf Terjepit
1.Gluten, merupakan protein yang terkandung dalam gandum. Sumber paling besar terkandung dalam roti, sereal, pasta, kerupuk, pizza, pastry. Pokoknya semua makanan yang mengandung tepung putih, gandum, kue.
Protein ini dapat mengganggu kerja usus sehingga beberapa vitamin dan mineral (seperti vitamin B1 dan B12) tidak dapat tercerna dengan baik, padahal vitamin ini bertugas menjaga kesehatan saraf.
2.Lemak jahat
Sebenarnya tubuh juga memerlukan lemak guna memberikan energi dan membantu proses metabolism vitamin serta berperan dalam pembentukan hormon-hormon tertentu.
Namun bila asupan lemak jahat lebih banyak daripada lemak baik, apalagi dalam waktu lama maka berpotensi akan mengganggu kesehatan.
Lemak jahat atau trans fat (lemak jenuh) pada label kemasan tertulis hydrogenated oils/partially hydrogenated oils. Trans fat ini dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat atau LDL yang dapat memengaruhi kesehatan saraf perifer.
3.Biji-bijian olahan, memiliki nilai tinggi pada indeks glikemiknya.
Untuk mengontrol glikemik dalam tubuh, kurangi atau hindari roti putih, gandum, pasta pretzel, dan camilan seperti keripik kentang), dengan biji-bijian alami seperti oats, beras merah.
4.Gula
Gula pada makanan atau minuman (seperti soft drink, permen, coklat, dessert, kue, dll), hanya memiliki sedikit nilai gizinya namun bila berlebihan dapat memperburuk kondisi yang terkait dengan kerusakan saraf atau memicu timbulnya diabetes tipe-2. Fruktosa juga termasuk gula.
Bila Anda menjadi salah satu penggemar soda, kopi, minuman berenergi, minuman manis dan alkohol, semuanya itu dapat mengganggu penyerapan vitamin B1, B6, B12, folat, kalsium, magnesium. Padahal tubuh sangat memerlukan vitamin dan mineral tersebut untuk menjaga kerja saraf.
5. Processed foods
Makanan yang melewati proses-proses tertentu yang biasanya dalam kemasan (makanan kalengan) juga perlu kurangi atau baiknya hindari. Makanan ini tinggi nitrat.
6.Makanan cepat saji (fast foods)
Perlu Makanan Ini
Bagi Anda yang sudah mengalami gejala akibat saraf terjepit sebaiknya mengonsumsi makanan yang relatif rendah kalori, seperti ikan, telur, daging dan ayam tanpa lemak, sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan
Berikut beberapa makanan yang dapat membantu memulihkan nyeri akibat saraf terjepit, atau membantu meredakan proses peradangan pada tulang belakang.
- Kaya akan vitamin C (jambu, pepaya, bayam, brokoli, jeruk, kiwi, strawberry, ubi jalar, dan lainnya)
- Makanan dengan tinggi asam lemak omega-3 seperti salmon, tuna, tofu.
- Tinggi vitamin B12 (telur, susu, ikan)
- Tinggi antioksidan (kacang merah, dark chocolate)
- Mengandung magnesium (kacang kedelai)
- Mengandung sulfur yang dapat membantu perbaikan kolagen (kol, kembang kol).
- Kaya vitamin A (wortel, telur, keju dan lainnya)
- Air putih
- Teh hijau, teh oolong
Pengobatan tanpa Operasi untuk Saraf Terjepit
Jika kondisi saraf terjepit Anda sudah termasuk parah, maka proses pengobatan tidak cukup dengan mengkonsumsi obat dan menghindari pantangannya. Anda membutuhkan penanganan operatif. Penanganan operatif ini terbagi dua yaitu operasi dan tindakan minimal invasif. Pada sebagian besar orang, tindakan operasi adalah hal yang menakutkan. Namun ada tindakan minimal invasif seperti endoskopi Joimax yang bisa Anda lakukan. Tindakannya dengan mengambil bagian yang menjepit saraf melalui sayatan sekitar 7mm. Pelaksanaannya cepat yaitu 30-45menit dan pasien dapat langsung beraktivitas setelah tindakan atau disebut one day care service.
Lukanya sedikit sekali bahkan hampir tidak ada sehingga aman bagi pasien dengan segala usia dan kondisi kesehatan. Serta, tindakannya oleh dokter spesialis profesional yang telah berhasil melakukan endoskopi lebih dari 1.700 tindakan. Tingkat keberhasilan endoskopi Joimax ini mencapai 95%. Ini menjadikan Klinik Lamina sebagai yang terbesar di Asia Tenggara untuk penanganan saraf terjepit.
Anda bisa menghubungi Klinik Lamina Pain and Spine Center untuk informasi lebih lanjut pada nomor 0811-1443-599. Care Line kami akan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan Anda.