Neuropati Diabetik, Penyebab Kerusakan Sistem Saraf

neuropati diabetik

Neuropati diabetik bisa menjadi kendala mobilitas Anda karena kondisi ini merupakan salah satu bentuk komplikasi jangka panjang akibat diabetes mellitus (DM)

Melakukan kontrol kadar gula darah (glukosa) perlu dilakukan terutama pada orang-orang yang menderita DM. Apabila kadar gula ini tidak terkendali – apalagi berlangsung lama – dapat memiliki potensi terjadinya komplikasi pada saraf. Inilah yang dinamakan dengan neuropati diabetik.

DM adalah penyakit yang berlangsung lama (kronis) yang berkaitan dengan hormon insulin. Salah satu gejalanya adalah tingginya kadar gula darah lebih dari nilai normal. Untuk itu penderita DM perlu mengontrol gula darah ini dengan obat baik secara minum atau injeksi.

Gejala Neuropati Diabetik

Neuropati diabetik adalah gangguan saraf akibat penyakit diabetes, dengan gejala antara lain kesemutan, nyeri, atau mati rasa. Meski dapat terjadi pada saraf pada semua bagian tubuh mana pun, kondisi medis ini lebih sering menyerang saraf pada lengan dan tungkai.

Sebenarnya neuropati diabetik penyebabnya adalah gabungan beberapa faktor. Memang faktor yang paling berperan pada gangguan saraf ini adalah tingginya kadar gula darah dalam waktu lama.

Faktor lainnya adalah genetik, peradangan saraf akibat respons autoimun, dan merokok yang kesemuanya memiliki potensi menyebabkan kerusakan saraf dan pembuluh darah,

Gejala neuropati diabetik cukup banyak variasinya. Bergantung pada saraf mana yang terkena. Gejalanya terjadi secara perlahan dan bertahap sehingga kadang penderitanya tak menyadari kerusakan sudah terjadi pada saraf.

4 Jenis Neuropati Diabetik

1.Neuropati perifer, merupakan yang tersering dan terasa memburuk pada malam hari. Kondisi ini mengenai saraf pada lengan, tangan, kaki, hingga telapak kaki. Neuropati perifer ini sering menyebabkan kelainan bentuk kaki, luka infeksi bahkan kadang memerlukan amputasi

Baca Juga:  Mengenal Kode ICD 10 HNP atau Saraf Kejepit

Gejalanya antara lain nyeri, rasa seperti terbakar/tertusuk, baal, kram atau kedutan, sensitivitas nyeri dan/atau suhu menurun, serta sensitif berlebihan pada sentuhan ringan.

2. Proksimal adalah neuropati kedua yang cukup sering terjadi yang gejalanya berkurangnya sensasi, kerusakan saraf dan nyeri pada kaki, paha, bokong dan pinggul. Sulit bangkit dari duduk, nyeri berat mendadak pada pinggul, bokong, dan paha.

3.Otonom yang merusak saraf pada jantung dan sistem peredaran darah sehingga memengaruhi kerja atau fungsinya. Jadi yang terkena adalah detak jantung, laju napas dan proses pencernaan. Regulasi suhu, tekanan darah, buang air kecil dan respons seksual juga terkena dampaknya.

Ternyata tak hanya itu, neuropati jenis ini dapat mengakibatkan ‘hypoglycemia unawareness’ yang artinya Anda sulit menentukan gejala menurunnya kadar gula darah secara drastis akibat kerusakan saraf.

4. Neuropati fokal atau mononeuropati yang muncul mendadak dan berdampak pada kepala, tubuh dan ekstremitas.

Jadi secara umum, dapat menyebabkan gejala baik motorik maupun sensorik, seperti:

  • gangguan koordinasi gerakan tangan
  • melemahnya otot tungkai (foot drop)
  • tidak dapat naik turun tangga
  • sulit bangun dari duduk atau telentang
  • kebas pada jari tangan dan/atau jari kaki
  • tidak dapat merasakan adanya luka
  • kesemutan

Pengobatannya Apa?

Tujuan dokter perlu melakukan pengobatan neuropati diabetik adalah untuk membantu memperlambat perkembangan penyakit, meringankan nyeri dan mengatasi komplikasi, serta mengembalikan fungsi tubuh.

Namun laju perkembangan penyakit ini dapat Anda buat melambat dengan cara yang paling efektif adalah menjaga kadar gula darah sesuai dengan beberapa faktor yang bersangkutan. Faktor tersebut misalnya usia, lamanya terkena diabetes, dan kondisi kesehatan secara menyeluruh.

Obat neuropati akan dokter resepkan antara lain obat pereda nyeri, dan lainnya. Namun biasanya dokter akan memberikan penanganan kombinasi yakni dengan menggabungkannya dengan rehabilitasi medik berupa terapi pengurangan nyeri, latihan fisik dan terapi okupasi.

Baca Juga:  Mengenal Endoskopi Joimax Sebagai Prosedur Bedah Minimal Invasif

Pengurangan nyeri dapat dengan transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), infrared atau laser. Sedangkan untuk latihan fisik berupa latihan peregangan, penguatan otot, dan keseimbangan yang nantinya juga bisa secara mandiri.

Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh yang mungkin perlu pemeriksaan penunjang seperti MRI.

Neuropati ini tidak hanya akibat kadar gula darah tinggi yang tak terkontrol dengan baik. Gejala neuropati penyebab lainnya adalah saraf kejepit. Neuropati akibat saraf terjepit menimbulkan hal yang sama antara lain nyeri yang menjalar, kesemutan, kebas/baal, hingga gangguan buang air besar dan buang air kecil.

Bila gejala neuropati Anda akibat adanya jepitan pada saraf tulang belakang, kini untuk mengatasinya bisa dengan tanpa operasi yaitu Laser PLDD (Percutaneous Laser Disc Decompression), endoskopi leher (Percutaneous Endoscopic Cervical Discectomy/PECD), dan endoskopi lumbal atau pinggang (Percutaneous Endoscopic Lumbar Discectomy/PELD).

Untuk membantu mengatasi nyeri akibat saraf terjepit juga ada metode lainnya seperti radiofrekuensi ablasi (RFA).

Ini Cara Pencegahannya

Pencegahan perlu Anda lakukan baik untuk mencegah kerusakan saraf atau mencegah komplikasi neuropati atau nyeri neuropatik. Caranya:

  • Menjaga kadar gula darah
  • Makan makanan sehat dan bergizi
  • Menjaga berat badan tetap ideal
  • Mengolah makanan dengan cara memanggang, merebus, mengukus
  • Tetap aktif atau berolahraga
  • Memantau kondisi kulit pada area tangan dan/atau kaki untuk melihat adanya luka atau bengkak kemerahan
  • Mencuci bersih area kaki dan keringkan dengan kain bersih.
  • Memotong kuku agar tidak melukai jari
Share via:
Artikel Terkait
Promo Terbaru
Artikel Populer
Topik Populer