Klinik Nyeri Tulang Belakang, Solusi Atasi Nyerimu

Klinik Lamina

Klinik nyeri tulang belakang Jakarta atau yang sekarang ini dikenal sebagai Klinik Lamina Pain and Spine Center merupakan solusi tepat untuk mengatasi masalah nyeri tulang belakang akibat saraf kejepit.

Mengatasi masalah nyeri memang tidak mudah, hal ini juga kebanyakan orang alami. Bahkan, sebagian dari mereka telah melakukan pengobatan alternatif, obat-obatan atau menjalani terapi rehabilitasi, namun keluhan masih bisa mereka rasakan.

Ada yang sampai pergi ke luar negeri demi mendapatkan kesembuhan. Tapi, ada juga yang akhirnya memilih menahan rasa nyerinya ketika tahu jika harus melakukan operasi terbuka. Bukan masalah biaya yang membuat mereka enggan, tapi khawatir kemungkinan risiko terjadinya komplikasi pasca-tindakan operasi tulang belakang.

Mencari Informasi Klinik Nyeri Tulang Belakang

Jika Anda memiliki keluhan nyeri dan sedang mencari informasi terkait klinik nyeri tulang belakang, Lamina Pain and Spine Center bisa menjadi jawabannya. Selain tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri, Lamina memiliki konsep layanan one stop service yang bisa memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pasien.

Berlokasi di Jl Warung Buncit Raya No.34, RT/RW: 007/005 Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, 12740.

Berdasarkan beberapa cerita pasien Lamina, mereka sebelumnya telah menjalani beberapa pengobatan, namun keluhan masih tak kunjung sembuh. Sampai akhirnya, ada yang mencari melalui internet dan/atau rekomendasi keluarga atau teman ke Lamina Pain and Spine Center. Hal ini mereka lakukan untuk mendapatkan kesembuhan.

Setelah banyak bertanya dengan pihak Lamina mengenai pengobatan yang perlu dilakukan, akhirnya mereka memutuskan untuk mempercayakan Lamina Pain and Spine Center sebagai solusi keluhan mereka.

Baca Juga:  Makanan Sehat Ini Bisa Bantu Atasi Kaki Kram

Tak hanya memiliki teknologi endoskopi yang memiliki angka keberhasilan tinggi untuk mengatasi masalah nyeri tulang belakang, tapi juga memiliki dokter spesialis yang handal. Salah satunya adalah dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS yang telah menangani hampir 1000 pasien endoskopi.

Mengenal Teknologi Endoskopi di Lamina

Siapa yang tak merasa ‘ngeri’ saat mendengar saraf kejepit? Jika sudah mengalaminya, tak hanya rasa nyeri saja yang penderitanya bisa rasakan tapi juga keluhan lainnya yang bisa mengganggu aktivitas. Misalnya, melemahnya otot, sakit yang menjalar ke bagian tubuh lainnya, rasa terbakar atau seperti tertusuk jarum.

Adalah teknologi endoskopi yang menggunakan bantuan kamera untuk melihat organ tubuh yang bermasalah untuk menangani keluhan Anda.

Dari bandung ke klinik nyeri Lamina
Dari bandung ke klinik nyeri Lamina

Teknologi ini memiliki beberapa jenis, yaitu Percutaneous Endoscopy Cervical Discectomy (PECD) yang melakukannya dari leher depan. Selain itu ada juga endoskopi PSLD dan PELD. Ketiganya hadir di Klinik Lamina.

Sebelum hadirnya teknologi endoskopi, penanganan untuk keluhan ini masih melibatkan pembedahan invasif yang membutuhkan waktu lama. Baik waktu tindakan maupun penyembuhannya. Kini dengan endoskopi, inovasi prosedur pembedahan minimal invasif pasien memiliki lebih banyak harapan. Para dokter ahli bedah saraf di Lamina Pain and Spine Center dapat memperbaiki keluhan saraf dan tulang belakang hanya dengan sayatan yang lebih minim.

Pasca-Tindakan Endoskopi di Klinik Nyeri Tulang Belakang, Lamina

Pasca-tindakan endoskopi Klinik Nyeri Tulang Belakang, Lamina Pain and Spine Center, pasien akan merasakan hasil yang cukup signifikan. Keluhan nyeri hilang dan bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Namun, setelah tindakan bukan berarti sudah selesai begitu saja.

Dokter akan menyarankan, perawatan lanjutan dengan fisioterapi menggunakan manuthera pada minggu ke-3. Tujuannya untuk memperkuat otot pada bagian punggung di Lamina Rehab.

Baca Juga:  Nyeri Leher Biasa vs Nyeri Leher Saraf Kejepit, Apa Bedanya?

Perawatan fisioterapi ini sudah menjadi satu paket dari biaya awal yang telah pasien bayarkan. Untuk informasi lebih lanjutnya, silakan menghubungi call center Lamina. Kemudian, program terapi ini perlu pasien lakukan sebanyak enam kali untuk membantu meningkatkan fungsi otot, jaringan, dan tulang agar lebih maksimal.

Share via:
Artikel Terkait
Promo Terbaru
Artikel Populer
Topik Populer