7 Penyebab Sakit Pinggang Belakang yang Harus Diwaspadai

Spondylolisthesis Bisa Picu Sakit Pinggang Belakang - Lamina Pain and Spine Center

Sakit pinggang belakang sering dianggap hal biasa dan akan sembuh dengan sendirinya. Padahal, jika dibiarkan bisa menjadi parah sampai mengganggu aktivitas yang dilakukan.

Penyebabnya pun beragam, seperti cedera, postur tubuh yang salah, radang sendi, hingga masalah kesehatan seperti saraf kejepit.

Kondisi ini terjadi ketika saraf di area tulang belakang tertekan oleh jaringan di sekitarnya, seperti cakram yang menonjol atau tulang yang tumbuh tidak normal. Saraf kejepit bisa menyebabkan nyeri tajam, kesemutan, atau bahkan kelemahan di bagian tubuh tertentu.

Mengetahui penyebab sakit pinggang ini sangat penting agar penanganan tepat dan cepat bisa dilakukan, sehingga mencegah kondisi semakin memburuk dan memulihkan kualitas hidup dengan lebih baik.

Penyebab Sakit Pinggang Belakang

Berikut ini adalah berbagai penyebab sakit pinggang belakang yang sebaiknya Anda waspadai:

1. Saraf Kejepit

Saraf kejepit terjadi ketika saraf tulang belakang tertekan oleh jaringan sekitarnya, seperti cakram yang bergeser atau tulang yang menyempit, menyebabkan nyeri menusuk di pinggang bawah hingga pinggul.

Gejala kronis meliputi kesemutan, mati rasa di tungkai, dan kelemahan otot karena iritasi saraf berkelanjutan. Faktor pemicu utama adalah cedera berulang atau degenerasi usia, yang membuat kondisi ini bertahan lama tanpa intervensi medis.​

2. Cedera Otot dan Ligamen

Cedera otot pinggang muncul dari regangan atau robekan akibat mengangkat beban berat, gerakan tiba-tiba, atau aktivitas berlebih tanpa pemanasan.

Saat kronis, otot menjadi kaku dan nyeri persisten karena peradangan berulang, sering kali diperburuk oleh postur buruk. Pencegahan melibatkan istirahat awal dan fisioterapi untuk menghindari siklus cedera yang berkepanjangan.​

3. Postur Tubuh Buruk dan Duduk Lama

Duduk terlalu lama menyebabkan pemendekan otot hamstring, mengganggu keseimbangan pelvis dan lumbal, sehingga tekanan berlebih pada pinggang bawah.

Kebiasaan membungkuk saat bekerja atau mengemudi mempercepat degenerasi, menjadikan nyeri kronis pada pekerja kantor. Penyesuaian kursi ergonomis dan jeda gerak setiap 30 menit dapat mengurangi risiko ini secara signifikan.​

4. Obesitas

Berat badan berlebih memberikan tekanan ekstra pada tulang belakang bawah dan sendi, memicu nyeri berkepanjangan melalui peradangan kronis. Lemak visceral meningkatkan beban mekanis, sering dikaitkan dengan kondisi seperti herniasi cakram.

Penurunan berat badan melalui diet dan olahraga ringan seperti berenang efektif meredakan gejala jangka panjang.​

5. Radang Sendi (Osteoarthritis)

Radang sendi pinggang disebabkan oleh penipisan tulang rawan, menghasilkan gesekan tulang yang menimbulkan nyeri kaku pagi hari dan memburuk saat bergerak. Kondisi ini umum pada usia lanjut karena degenerasi alami, sering disertai pembengkakan sendi. Terapi antiinflamasi dan latihan penguatan otot direkomendasikan untuk mengelola kronisitasnya.​

6. Osteoporosis

Osteoporosis membuat tulang rapuh dan mudah patah, terutama pada tulang belakang, menyebabkan nyeri pinggang akut yang menjadi kronis tanpa pengobatan. Hilangnya kepadatan tulang akibat kekurangan kalsium dan vitamin D memperburuk kompresi vertebra. Suplemen kalsium, olahraga beban, dan skrining densitas tulang penting untuk pencegahan.​

7. Gaya Hidup Tidak Sehat

Kurang olahraga, merokok, dan dehidrasi mengurangi kekuatan otot pendukung pinggang, memicu nyeri persisten melalui pelemahan struktural.

Kebiasaan ini juga menghambat aliran darah ke jaringan pinggang, memperpanjang pemulihan cedera. Adopsi rutinitas aktif seperti jalan kaki 30 menit harian dan hidrasi cukup dapat memutus siklus ini.​

Faktor risiko umum memperbesar kemungkinan sakit pinggang berkepanjangan, termasuk usia di atas 30 tahun, genetika, kehamilan, dan pekerjaan fisik berat.

Jika nyeri disertai demam, kelemahan kaki, atau inkontinensia, segera konsultasikan dokter untuk pemeriksaan seperti MRI guna menyingkirkan kondisi serius. Pencegahan terbaik adalah kombinasi ergonomi, nutrisi, dan aktivitas fisik teratur untuk menjaga kesehatan pinggang jangka panjang.​

Solusi Efektif Mengatasi Sakit Pinggang Belakang dengan PLDD

Sakit pinggang akibat saraf kejepit dapat diatasi secara efektif dengan Percutaneous Laser Disc Decompression (PLDD) di Rumah Sakit Lamina.

PLDD merupakan prosedur minimal invasif yang menggunakan energi laser untuk menyusutkan atau mengempiskan jaringan yang menekan saraf.

Prosedur ini termasuk aman bagi pasien dengan komorbid, dengan tingkat keberhasilan 80-90% pada HNP tahap awal, minim risiko infeksi dan perdarahan. Pasien akan diobservasi 1-2 jam pasca tindakan lalu pulang di hari yang sama, kembali beraktivitas dengan normal satu dan dua hari kemudian.

Rumah Sakit Lamina menyediakan layanan PLDD yang ditangani langsung oleh tim dokter spesialis bedah saraf berpengalaman. Tak perlu ragu untuk berkonsultasi sekarang juga dengan menghubungi kami melalui nomor Whatsapp 0811-1443-599.

Facebook
WhatsApp
Artikel Terkait
Artikel Populer
Topik Populer