Saraf kejepit adalah penyakit yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Beberapa sumber menyatakan bahwa 3% sampai 17% orang datang ke rumah sakit karena kasus yang berhubungan dengan saraf kejepit.
Saraf kejepit dalam bahasa medisnya adalah hernia nukleus pulposus atau HNP. Pada artikel ini akan dibahas informasi lengkap mengenai definisi, penyebab, gejala, diagnosis
Daftar isi
- Apa itu saraf kejepit?
- Penyebab saraf kejepit
- Gejala saraf kejepit yang perlu diwaspadai
- Nyeri yang menjalar
- Mati rasa dan kebas
- Kelemahan otot
- Ciri ciri saraf kejepit lain yang mungkin muncul
- Cara diagnosis saraf kejepit
- Pemeriksaan fisik
- Tes pencitraan
- Elektromiografi (EMG) untuk saraf kejepit
- Pengobatan saraf kejepit secara mandiri di rumah
- 1. Pijat
- 2. Istirahat
- 3. Kompres dingin dan hangat
- 4. Rutin berolahraga
- Pengobatan saraf kejepit medis
- Obat antiinflamasi non-steroid (OAINS)
- Antiinflamasi Steroid (Kortikosteroid)
- Antikonsulvan
- Antidepresan
- Joimax: Metode terbaik untuk pengobatan saraf kejepit
- CESSYS
- ILESSYS
- TESSYS
- Joimax vs BESS: Kenapa Joimax lebih baik?
- Metode PLDD
- Metode RFA
- Metode epidural kateter
- Metode ESI
- Pencegahan saraf kejepit
- 1. Lakukan peregangan secara teratur
- 2. Jaga postur tubuh
- 3. Perhatikan teknik mengangkat beban
- 4. Istirahat yang cukup
- 5. Jaga berat badan
- 6. Rutin berolahraga
- 7. Hindari gerakan mendadak
- Tanda saraf kejepit sudah parah
- Pertanyaan seputar saraf kejepit
Apa itu saraf kejepit?
Secara definisi, saraf kejepit adalah istilah non-medis untuk kondisi saraf yang tertekan. Kondisi ini bisa terjadi pada salah satu saraf di luar sumsum tulang belakang karena berbagai alasan.
Jaringan yang ada di sekitar saraf, seperti tulang, ligamen, dan otot, dapat memberikan tekanan dan ‘menjepit’ saraf tersebut. Hal ini biasanya menyebabkan gejala seperti kesemutan, mati rasa, dan nyeri.
Saraf kejepit bukanlah diagnosis medis yang teknis. Dokter mendiagnosis penyebab dan konsekuensi yang lebih spesifik dari saraf terjepit, seperti stenosis spinal dan radikulopati.
Gejala saraf terjepit bisa bersifat sementara atau berkepanjangan (kronis), tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Sebagian besar kasus dapat diobati dengan istirahat, obat yang dijual bebas, dan fisioterapi.
Penyebab saraf kejepit
Apa penyebab dari syaraf kejepit? Saraf kejepit dapat terjadi karena beberapa hal. Beberapa kondisi dapat menjadi penyebab saraf kejepit antara lain:
- Cedera di tulang belakang akibat olahraga atau kecelakaan
- Radang sendi atau arthritis
- Tekanan berlebih akibat gerakan berulang
- Postur tubuh yang buruk saat duduk bekerja atau berdiri
- Mengangkat beban berat dengan tumpuan yang salah.
- Melakukan gerakan berulang seperti membungkuk.
- Herniasi diskus, adanya masalah pada salah satu bantalan tulang belakang yang disebut diskus.
- Stenosis spinal, terjadi ketika ruang di dalam tulang belakang terlalu sempit
- Carpal tunnel syndrome, adalah kondisi yang disebabkan oleh tekanan saraf di carpal tunnel pergelangan tangan.
Selain itu ada beberapa kelompok orang yang memiliki resiko lebih besar untuk menderita saraf kejepit yaitu:
- Pengidap diabetes
- Obesitas dan penderita edema
- Orang yang jarang berolahraga atau bergerak (sedentary life)
- berusia lanjut. Orang yang berusia di atas 50 tahun paling mungkin mengalami saraf terjepit.
- Penderita penyakit di kelenjar tiroid
- Ibu hamil
Gejala saraf kejepit yang perlu diwaspadai
Gejala saraf kejepit bergantung pada saraf mana yang mengalami jepitan. Saraf kejepit dapat terjadi pada berbagai area tubuh dan kapan saja.
Saraf kejepit tidak hanya menyebabkan nyeri lokal atau setempat namun cedera ini juga menyebabkan nyeri yang dapat menjalar ke area lain di tubuh sehingga dapat melumpuhkan akitivitas harian Anda.
Beberapa gejala atau ciri ciri saraf kejepit yang umumnya dirasakan oleh penderitanya adalah:
Nyeri yang menjalar
Gejala nyeri dapat menjalar hingga ke sisi ibu jari tangan, dan melemahnya otot-otot. Rasa nyeri juga dapat dirasakan penderita dari lengan atas hingga jari tengah.
Nyeri juga dapat menyebar dari depan bahu hingga sisi lengan. Bokong terasa nyeri akibat jepitan pada saraf.
Saraf kejepit di pinggang dapat menyebabkan rasa nyeri juga menjalar dari pinggang ke bagian belakang kaki.
Mati rasa dan kebas
Kebas, kesemutan, atau baal dapat terasa pada jari kelingking, jari manis dan jari tengah. Mati rasa juga dapat dirasakan penderita ketika duduk dalam waktu lama.
Selain saraf kejepit, kondisi Carpal Tunnel Syndrome juga bisa menyebabkan sensasi mati rasa dan kebas.
Kelemahan otot
Gejala lemah otot pada penderita saraf kejepit sering kali menjadi salah satu tanda utama yang dirasakan. Kelemahan otot ini dapat menyebabkan penurunan kekuatan otot di area yang terkena.
Penderita mungkin mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti mengangkat benda, berjalan, atau bahkan menahan posisi tubuh.
Ciri ciri saraf kejepit lain yang mungkin muncul
Beberapa gejala atau ciri ciri saraf kejepit lain yang mungkin muncul antara lain:
- Kaki melemah
- Tidak tahan buang air kecil
- Cengkeraman tangan melemah
- Sensasi terbakar pada kaki
- Sensasi tertusuk atau kesetrum listrik
- Kekakuan atau kejang otot
- Kesemutan
Cara diagnosis saraf kejepit
Dokter yang memiliki spesialisasi penanganan saraf kejepit akan melakukan pemeriksaan yang komprehensif dan mencakup pemerikaan fisik dengan menanyakan riwayat penyakit/cedera sebelumnya.
Agar diagnosis saraf kejepit lebih akurat, dokter spesialis saraf kejepit ini akan melihat hasil pemeriksaan radiologis, seperti CT-scan atau MRI, sehingga dokter dapat membuat rencana penanganannya sesuai dengan kondisi masing-masing pasien.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada penderita saraf terjepit merupakan langkah penting diagnosis saraf kejepit, dan mengevaluasi tingkat keparahan kondisi tersebut.
Pemeriksaan fisik saraf kejepit meliputi pengamatan postur tubuh dan gerakan. Tes kekuatan otot juga akan dilakukan untuk menilai area yang terdampak.
Tes pencitraan
Metode yang umum digunakan adalah MRI (Magnetic Resonance Imaging), yang mampu menampilkan jaringan lunak dengan detail tinggi.
CT-scan (Computed Tomography) juga sering digunakan, terutama untuk melihat kondisi tulang belakang. Selain itu, tes pencitraan seperti X-ray dapat membantu mengevaluasi kerangka tulang.
Elektromiografi (EMG) untuk saraf kejepit
Elektromiografi (EMG) merupakan prosedur diagnostik yang penting dalam penanganan saraf kejepit, karena dapat membantu menilai fungsi otot dan saraf secara lebih mendetail.
Pengobatan saraf kejepit secara mandiri di rumah
Berikut beberapa cara perawatan yang dapat Anda lakukan di rumah untuk mengatasi saraf terjepit:
1. Pijat
Saraf kejepit bolehkah pijat?Jawabannya adalah tergantung penyebabnya.
Nyeri yang timbul akibat saraf atau urat kejepit, penyebabnya banyak faktor dan beberapanya dapat pulih dengan pijat, namun lainnya belum tentu. Penyebabnya bisa otot atau bantalan sendi yang menonjol.
Bagaimana cara mengatasi saraf kejepit di bokong? Jika penyebab saraf terjepit Anda adalah ketegangan otot, maka pijat ringan dapat membantu mempercepat proses penyembuhan.
Namun tidak semua nyeri punggung atau low back pain bisa reda dengn pijat. Terlebih jika penyebabnya saraf kejepit, kemungkinan pijat tradisional dapat berisiko memperburuk kondisi yang ada.
Terapi pijat tidak dapat menyembuhkan bantalan tulang yang menonjol yang sudah telanjur menjepit saraf karena penyebab hal ini adalah faktor mekanik akibat pergerakan tulang belakang yang terus menerus.
2. Istirahat
Apakah saraf kejepit bisa sembuh sendiri? Jika gejala tidak terlalu parah, saraf terjepit bisa sembuh dengan sendirinya. Penting untuk memberikan waktu istirahat pada bagian tubuh yang bermasalah hingga pulih sepenuhnya.
Anda tetap boleh beraktivitas, tetapi sebaiknya hindari kegiatan yang terlalu berat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
3. Kompres dingin dan hangat
Saraf terjepit sering menimbulkan rasa nyeri. Salah satu cara untuk meredakannya adalah dengan menggunakan kompres air dingin dan hangat secara bergantian pada area yang terkena.
Kompres dingin dapat membantu mengurangi rasa nyeri, sedangkan kompres hangat berfungsi untuk meningkatkan aliran darah dan merelaksasi otot, sehingga mengurangi tekanan pada saraf dan mempercepat proses penyembuhan.
4. Rutin berolahraga
Mulailah untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih aktif, dan merutinkan olahraga. Tujuannya adalah untuk memperkecil resiko terjadinya saraf kejepit.Namun pilihlah olahraga yang beresiko kecil memicu saraf kejepit seperti berenang, jalan kaki, atau jogging.
Pengobatan saraf kejepit medis
Apakah saraf kejepit bisa sembuh? Tentu saja bisa. Terapi saraf kejepit yang tepat adalah mendatangi dokter. Dokter yang mengkhususkan dalam penanganan saraf kejepit atau dokter spesialis bedah saraf.
Dokter spesialis bedah saraf akan memberikan obat pereda nyeri bila nyeri terasa sangat mengganggu. Ada beberapa pilihan obat saraf kejepit untuk bantu mengurangi rasa nyeri yaitu:
Obat antiinflamasi non-steroid (OAINS)
Obat yang termasuk dalam kategori obat antiinflamasi non-steroid ini dapat digunakan untuk meredakan nyeri akibat saraf terjepit. Jika nyeri cukup parah, dokter mungkin meresepkan obat lain.
Antiinflamasi Steroid (Kortikosteroid)
Obat ini digunakan untuk mengurangi pembengkakan di sekitar bantalan saraf yang terjepit. Kortikosteroid tersedia dalam bentuk oral atau suntikan.
Antikonsulvan
Selain digunakan untuk mengatasi kejang, antikonsulvan juga efektif meredakan nyeri saraf, termasuk saraf terjepit. Penggunaan obat ini harus berdasarkan anjuran dokter.
Antidepresan
Meski biasanya digunakan untuk mengobati depresi, beberapa jenis antidepresan juga dapat membantu meredakan nyeri saraf. Penggunaan obat ini sebaiknya sesuai resep dan anjuran dokter.
Jika rasa nyeri sudah dirasakan dalam waktu berminggu-minggu, maka penderita disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan medis, seperti operasi.
Sebelum prosedur operasi, dokter akan memeriksa lokasi saraf yang terjepit untuk menentukan jenis operasi yang paling sesuai. Penting untuk dicatat bahwa jenis operasi untuk saraf terjepit dapat bervariasi tergantung pada bagian tubuh yang terkena.
Namun, 9 dari 10 pasien saraf terjepit di Klinik Lamina menolak untuk melakukan tindakan operasi. Kenapa? Karena metode operasi yang dilakukan dokter biasanya masih konvensional. Selain itu tingkat keberhasilan operasinya hanya 50%, dan bahkan risiko kelumpuhan tinggi.
Joimax: Metode terbaik untuk pengobatan saraf kejepit
Joimax adalah teknologi endoskopi asal Jerman yang dirancang untuk prosedur bedah tulang belakang dengan metode invasif minimal. Dengan pendekatan ini, tindakan endoskopi dilakukan tanpa operasi besar, sehingga mengurangi risiko kerusakan pada jaringan di sekitarnya.
Kelebihan Joimax dibandingkan metode lain adalah sebagai berikut:
- Minim risiko: Risiko perdarahan yang lebih rendah dibandingkan dengan prosedur konvensional.
- Waktu prosedur singkat: Tindakan hanya memerlukan waktu antara 30 hingga 45 menit.
- Tanpa rawat inap: Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit dan dapat segera kembali beraktivitas.
- Proses penyembuhan cepat: Waktu pemulihan yang lebih singkat, memungkinkan pasien kembali ke rutinitas mereka lebih cepat.
- Tingkat keberhasilan tinggi: Dengan tingkat keberhasilan mencapai 95%, teknologi ini menjadi pilihan yang efektif.
Endoskopi Joimax menggunakan metode canggih yang memungkinkan dokter untuk mengakses tulang belakang melalui sayatan kecil di kulit.
Dengan menggunakan Joimax, tulang belakang pasien dapat dilihat secara langsung. Hal ini membuat dokter dapat melakukan prosedur bedah yang diperlukan dengan presisi tinggi.
Beberapa jenis penanganan saraf kejepit dengan Joimax adalah:
CESSYS
Cervical Endoscopic Surgical System, atau CESSYS, merupakan metode inovatif untuk menangani saraf terjepit di leher dengan menggunakan alat endoskopi yang dimasukkan melalui sayatan kecil berukuran 4mm.
Prosedur CESSYS ini memberikan akses langsung ke lapang bedah dan visualisasi area akar saraf, sehingga memungkinkan pengambilan atau penghilangan bantalan tulang yang menekan saraf.
ILESSYS
Metode ILESSYS (Interlaminar Endoscopic Surgical System) ini menggunakan sayatan kecil berukuran 7mm untuk mengatasi saraf kejepit di punggung (thoracal) dan punggung bawah (lumbar).
Prosedur ILESSYS ini dilakukan melalui sela tulang belakang (interlaminar approach) tanpa merusak jaringan di sekitarnya, sehingga mengurangi risiko komplikasi.
TESSYS
Metode Transforaminal Endoscopic Surgical System (TESSYS) ini juga efektif untuk menangani saraf terjepit di punggung dan punggung bawah.
Alat dekompresi dapat diakses melalui jalur transforaminal maupun interlaminar, memudahkan dokter untuk mengangkat tonjolan bantalan tulang yang menekan saraf dengan lebih efisien.
Joimax vs BESS: Kenapa Joimax lebih baik?
Selain Joimax, ada pula metode pengobatan saraf kejepit lain yaitu BESS atau Biportal Endoscopic Spine Surgery.
Namun dalam banyak hal, metode penanganan saraf kejepit Joimax masih lebih unggul jika dibandingkan dengan BESS.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang membuat penderita saraf terjepit lebih baik memilih Joimax daripada BESS:
- Usia Pasien: Endoskopi Joimax dapat dilakukan pada semua usia, termasuk lansia, sedangkan BESS tidak dianjurkan untuk pasien lansia karena risiko membakar jaringan otot dan memotong tulang.
- Tingkat Keberhasilan: Endoskopi Joimax memiliki tingkat keberhasilan mencapai 95%, sementara endoskopi BESS hanya 80%.
- Sayatan: Endoskopi Joimax hanya memerlukan satu sayatan dengan alat endoskopi dan mikro kamera yang terintegrasi, sedangkan BESS membutuhkan dua sayatan untuk mengakomodasi dua alat yang berbeda.
- Pengaruh pada Jaringan: Tindakan Joimax tidak membakar jaringan otot dan tidak memotong tulang. Sementara BESS berpotensi membakar lebih banyak jaringan otot dan memotong sebagian tulang karena menggunakan dua alat.
- Teknologi: Endoskopi Joimax merupakan teknologi terbaru dari Jerman, sedangkan BESS berasal dari Korea.
- Keamanan pada Bagian Leher: Tindakan Joimax aman dilakukan pada bagian leher, sementara BESS dapat berisiko jika dilakukan di area yang sama.
Metode PLDD
PLDD (Percutaneous Laser Disc Decompression) adalah prosedur bedah minimal invasif yang dirancang untuk mengobati herniated disc atau prolapsus discus intervertebralis.
Proses ini menggunakan laser untuk menghilangkan sebagian kecil dari nukleus pulposus, yaitu jaringan dalam disc yang berfungsi menstabilkan tulang belakang dan mencegah gesekan antar tulang.
Beberapa keunggulan dari metode PLDD antara lain:
- Tindakan yang minimal invasif tanpa memerlukan operasi besar.
- Waktu prosedur yang relatif singkat.
- Tidak banyak merusak jaringan sekitar.
- Risiko komplikasi yang lebih rendah.
- Tidak perlu rawat inap dan proses penyembuhan yang cepat.
- Tingkat keberhasilan yang tinggi, mencapai 95%.
Metode RFA
Radiofrekuensi Ablasi atau disingkat dengan RFA adalah prosedur medis yang bertujuan mengobati nyeri kronis di area tertentu, seperti leher, punggung, lutut, bahu, dan wajah.
Proses RFA ini menggunakan alat bernama elektroda, yang dimasukkan ke dalam jaringan penyebab nyeri, seperti saraf yang teriritasi atau jaringan tumor yang memberikan tekanan.
Keunggulan RFA antara lain:
- Tindakan minimal invasif tanpa memerlukan operasi.
- Tingkat keberhasilan yang tinggi.
- Efektif meredakan nyeri akut maupun kronis.
- Waktu prosedur hanya sekitar 15 menit.
- Risiko komplikasi yang minimal.
- Tidak memerlukan rawat inap dan proses penyembuhan yang cepat.
Metode epidural kateter
Merupakan jenis epidural catheter untuk menghantarkan obat-obatan dengan memasukkan kateter berukuran mikro ke dalam rongga tulang belakang.
Tujuannya adalah untuk menghilangkan rasa nyeri akut ataupun kronis akibat adanya kerusakan pada tulang belakang serta mengurangi peradangan.
Beberapa keunggulan metode epidural kateter adalah sebagai berikut:
- Tindakan minimal invasif dengan risiko minimal
- Tingkat keberhasilan tinggi
- Waktu tindakan relatif singkat
- Tidak menimbulkan jaringan parut
- Minim risiko komplikasi
- Tanpa rawat inap dan penyembuhan cepat
Metode ESI
Epidural Steroid Injection atau ESI adalah prosedur medis yang melibatkan penyuntikan steroid ke dalam rongga epidural. Tujuannya adalah untuk mengatasi nyeri akut maupun kronis pada tulang belakang.
Keunggulan ESI meliputi:
- Tindakan minimal invasif tanpa memerlukan operasi
- Waktu prosedur yang relatif singkat
- Risiko komplikasi yang minimal
- Efektif meredakan nyeri
- Tidak memerlukan rawat inap dan proses penyembuhan yang cepat
Pencegahan saraf kejepit
Untuk menghindari kondisi saraf terjepit, baik pada diri sendiri maupun orang terdekat, berikut adalah beberapa tips yang dapat diterapkan:
1. Lakukan peregangan secara teratur
Peregangan rutin dapat meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot, serta mengurangi tekanan pada tulang belakang.
Ini juga membantu meningkatkan sirkulasi darah ke otot dan jaringan di sekitar tulang belakang, mengurangi peradangan dan ketegangan yang bisa menyebabkan saraf terjepit.
2. Jaga postur tubuh
Memelihara postur tubuh yang baik sangat penting untuk mengurangi risiko saraf terjepit. Hindari membungkuk, duduk terlalu lama, atau tidur dalam posisi yang tidak nyaman.
Berdirilah dengan tegak, duduklah dengan punggung lurus, dan gunakan kursi yang mendukung. Pastikan berat badan seimbang pada kedua kaki saat berdiri.
3. Perhatikan teknik mengangkat beban
Mengangkat beban dengan teknik yang tepat sangat penting. Pastikan untuk:
- Menekuk lutut dan menggunakan otot kaki, bukan punggung.
- Menjaga punggung tetap lurus saat mengangkat.
- Mendekatkan beban ke tubuh.
- Menghindari gerakan memutar saat mengangkat. Dengan cara ini, berat beban terdistribusi merata, mengurangi risiko ketegangan pada area tertentu.
4. Istirahat yang cukup
Setelah aktivitas yang padat, berikan waktu bagi tubuh untuk istirahat. Istirahat yang cukup memungkinkan tubuh memperbaiki dan memelihara jaringan, serta mengurangi risiko ketegangan yang dapat menyebabkan saraf terjepit.
5. Jaga berat badan
Ideal Berat badan berlebih dapat menambah tekanan pada sendi dan jaringan lunak, menyebabkan peradangan dan kompresi saraf.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga berat badan agar tetap ideal guna mengurangi tekanan pada tubuh.
6. Rutin berolahraga
Olahraga secara teratur tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan tubuh, tetapi juga mencegah saraf terjepit.
Aktivitas fisik memberikan stabilitas pada otot di sekitar tulang belakang, mengurangi tekanan pada saraf, serta meningkatkan sirkulasi darah, sehingga mengurangi risiko peradangan dan pembengkakan.
7. Hindari gerakan mendadak
Gerakan tiba-tiba, seperti memutar tubuh atau mengangkat beban tanpa persiapan, dapat meningkatkan risiko cedera. Selalu bergerak perlahan saat melakukan aktivitas fisik.
Tanda saraf kejepit sudah parah
Berikut adalah beberapa tanda saraf kejepit sudah parah:
- Nyeri yang tak tertahankan: Nyeri intens dan tidak mereda dengan pengobatan biasa.
- Kelemahan otot: Kelemahan pada area tubuh yang dipengaruhi oleh saraf yang terjepit, seperti kesulitan mengangkat anggota tubuh atau berdiri.
- Kehilangan sensasi: Rasa mati rasa atau kesemutan yang berlangsung lama, terutama di lengan atau kaki.
- Masalah kandung kemih atau usus: Kesulitan mengontrol kandung kemih atau usus, seperti inkontinensia.
Jika Anda mengalami saraf terjepit yang sudah parah, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter ortopedi spesialis tulang belakang guna mendapatkan penanganan yang tepat.
Dokter spesialis akan mengevaluasi riwayat kesehatan dan aktivitas Anda yang mungkin menjadi penyebab gangguan pada jaringan saraf.
Untuk berkonsultasi, Anda bisa menghubungi Klinik call center Klinik Lamina Pain and Spine Center yang telah melakukan lebih dari 3000 tindakan endoskopi tulang belakang.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai jam praktek dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS dan tim bedah, Anda dapat menghubungi call center Klinik Lamina Pain and Spine Center di nomor Whatsapp 0811 1443 599 atau klik tombol di bawah.
Pertanyaan seputar saraf kejepit
Selain berbagai informasi di atas, simak berbagai pertanyaan yang paling sering ditanyakan seputar saraf kejepit berikut ini!
Apakah saraf kejepit berbahaya?
Iya. Jika tidak ditangani dengan benar, saraf kejepit bisa komplikasi kesehatan yang serius seperti kelumpuhan, kandung kemih dan usus tidak berfungsi sempurna, sensasi mati rasa yang semakin buruk.
Apa ciri ciri saraf kejepit?
Beberapa gejala atau ciri ciri saraf kejepit lain yang mungkin muncul antara lain:
- Kaki melemah
- Tidak tahan buang air kecil
- Cengkeraman tangan melemah
- Sensasi terbakar pada kaki
- Sensasi tertusuk atau kesetrum listrik
- Kekakuan atau kejang otot
- Kesemutan
Saraf kejepit disebabkan oleh apa?
Beberapa kondisi dapat menjadi penyebab saraf kejepit antara lain cedera di tulang belakang akibat olahraga atau kecelakaan, radang sendi atau arthritis, tekanan berlebih akibat gerakan berulang, postur tubuh yang buruk saat duduk bekerja atau berdiri, obesitas, dan mengangkat beban berat dengan tumpuan yang salah.
Bagaimana cara menyembuhkan saraf kejepit di pinggang?
Ada beberapa cara untuk meyembuhkan saraf kejepit di pinggang yaitu dengan terapi fisik, pemberian obat-obatan oleh dokter (kortikosteroid, antiinflamasi non steroid, anti kejang).
Kemudian cara lain yang lebih baik adalah dengan menjalani endoskopi Joimax.
Berapa tingkat keberhasilan metode Joimax dalam menangani saraf kejepit?
Endoskopi Joimax memiliki tingkat keberhasilan mencapai 95%, sementara endoskopi BESS hanya 80%.