Myelopathy: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

myelopathy

Pernah merasa tubuh mulai sulit digerakkan, mati rasa, atau bahkan kehilangan keseimbangan tanpa alasan jelas? Bisa jadi itu tanda myelopathy, kondisi yang menyerang sumsum tulang belakang Anda. 

Meski sering dianggap sepele, myelopathy dapat mengganggu rutinitas harian yang Anda lakukan. Di artikel ini kita akan mengulas tentang gejala myelopathy dan bagaimana dampaknya pada kehidupan agar Anda bisa lebih waspada.

Definisi Myelopathy dan Penyebabnya

Myelopathy adalah istilah medis yang merujuk pada gangguan atau kerusakan fungsi sumsum tulang belakang akibat berbagai faktor, seperti tekanan, peradangan, atau trauma. 

Sumsum tulang belakang adalah bagian penting dari sistem saraf pusat yang menghubungkan otak dengan seluruh tubuh melalui jaringan saraf. 

Jika sumsum tulang belakang terganggu, komunikasi antara otak dan tubuh dapat terganggu, menyebabkan gejala motorik, sensorik, atau bahkan otonom.

Kondisi ini sering kali berkembang secara perlahan, terutama jika disebabkan oleh proses degeneratif seperti spinal stenosis. Dalam kasus yang lebih jarang, myelopathy juga bisa muncul secara tiba-tiba akibat trauma atau infeksi.

Penyebab Utama Myelopathy

Beragam kondisi dapat menyebabkan myelopathy, namun penyebabnya yang paling umum termasuk tekanan mekanis pada sumsum tulang belakang dan perubahan degeneratif seiring bertambahnya usia. Berikut adalah penjelasan rinci tentang penyebab utama myelopathy:

1. Spinal Stenosis

Spinal stenosis adalah salah satu penyebab utama myelopathy. Istilah ini merujuk pada penyempitan kanal tulang belakang yang dapat menekan sumsum tulang belakang. 

Penyempitan ini sering terjadi di leher (servikal) atau punggung bagian tengah (torakal), meskipun dapat juga menyerang area lain dari tulang belakang.

Penyempitan ruang di kanal tulang belakang mengurangi ruang yang tersedia untuk sumsum tulang belakang. Akibatnya, sumsum tulang belakang mengalami tekanan, yang mengganggu aliran sinyal saraf.

Tekanan yang berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan saraf permanen.

2. Faktor Risiko Degeneratif

Seiring bertambahnya usia, komponen tulang belakang, seperti diskus, tulang, dan ligamen, cenderung mengalami perubahan degeneratif. 

Hal ini dapat meningkatkan risiko myelopathy, terutama pada individu berusia di atas 50 tahun. Beberapa faktor risiko degeneratif meliputi:

  • Spondilosis Servikal: Kondisi ini terjadi akibat degenerasi tulang dan diskus di leher, sering kali menyebabkan penekanan pada sumsum tulang belakang.
  • Herniasi Diskus: Diskus intervertebralis yang rusak atau menonjol dapat memberikan tekanan langsung pada sumsum tulang belakang.
  • Penebalan Ligamentum Flavum: Ligamen di tulang belakang dapat menebal akibat degenerasi, mengurangi ruang di sekitar sumsum tulang belakang.
Baca Juga:  HNP Adalah Penyakit Saraf Terjepit Apa Penyebabnya?

3. Penyebab Lain Myelopathy

Selain spinal stenosis dan degenerasi, beberapa kondisi lain juga dapat menyebabkan myelopathy, antara lain:

  • Infeksi: Infeksi bakteri atau virus dapat menyebabkan peradangan sumsum tulang belakang, dikenal sebagai myelitis.
  • Tumor Tulang Belakang: Massa abnormal dalam atau di sekitar kanal tulang belakang dapat menekan sumsum tulang belakang.
  • Trauma: Cedera parah, seperti fraktur tulang belakang, dapat langsung melukai sumsum tulang belakang.
  • Gangguan Autoimun: Penyakit seperti multiple sclerosis dapat merusak myelin, lapisan pelindung sumsum tulang belakang.
  • Gangguan Sirkulasi Darah: Iskemia atau penurunan aliran darah ke sumsum tulang belakang dapat menyebabkan kerusakan.

Gejala Klinis Myelopathy yang Perlu Diwaspadai

Gejala myelopathy dapat muncul secara perlahan dan sering kali sulit dikenali pada tahap awal. Namun, semakin lama dibiarkan, gejala dapat berkembang menjadi lebih serius.

  • Kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki.
  • Kesulitan menjaga keseimbangan saat berjalan.
  • Lemah atau berkurangnya kekuatan otot, terutama di ekstremitas bawah.
  • Nyeri kronis di leher atau punggung.
  • Hilangnya kontrol kandung kemih atau usus (inkontinensia).
  • Refleks tubuh yang abnormal atau berlebihan.
  • Kekakuan otot atau spasme otot

Diagnosis Myelopathy

Untuk mendiagnosis myelopathy, ada beberapa langkah yang dokter biasanya lakukan.

Pada tahap awal, dokter akan melakukan wawancara medis atau anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi tanda-tanda neurologis yang mengarah pada myelopathy. 

Pengujian kekuatan otot, refleks, dan kemampuan sensorik menjadi langkah awal dalam proses diagnostik. Pasien umumnya disarankan untuk melakukan tes diagnostik seperti Rontgen, CT Scan, dan MRI untuk menegakkan diagnosis.

Peran MRI dalam Diagnosis

Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan alat diagnostik paling akurat untuk mendeteksi myelopathy. 

Dengan MRI, dokter dapat memvisualisasikan struktur tulang belakang, mendeteksi kompresi sumsum tulang belakang, dan mengevaluasi tingkat kerusakan.

Pengobatan Myelopathy

Untuk mengatasi kondisi myelopathy, ada beberapa metode pengobatan yang biasanya disarankan oleh dokter, antara lain: 

Penanganan Konservatif

Pada tahap awal, terapi konservatif seperti fisioterapi, pemberian obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), dan modifikasi aktivitas dapat membantu mengurangi gejala. Penggunaan alat bantu seperti penyangga leher (cervical collar) juga dapat dianjurkan.

Tindakan Dekompresi untuk Myelopathy

Jika kondisi semakin parah, operasi dekompresi menjadi pilihan utama. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi tekanan pada sumsum tulang belakang dan mencegah kerusakan lebih lanjut. 

Baca Juga:  Rekomendasi Dokter Bedah Saraf Jakarta di Lamina Pain and Spine Center

Salah satu tindakan dekompresi yang efektif dalam mengatasi masalah ini adalah dengan Joimax. Joimax adalah prosedur minimal invasif yang efektif dalam menghilangkan nyeri akibat masalah pada sumsum tulang belakang, seperti  myelopathy.

Pencegahan dan Pengelolan Nyeri Jangka Panjang

Pencegahan myelopathy melibatkan gaya hidup sehat dan pengelolaan risiko, seperti:

  • Rutin berolahraga untuk menjaga kekuatan dan fleksibilitas tulang belakang
  • Menghindari aktivitas yang berisiko tinggi menyebabkan cedera tulang belakang
  • Menjaga postur tubuh saat duduk atau bekerja

Manajemen jangka panjang juga melibatkan kontrol rutin dengan dokter untuk memantau perkembangan kondisi dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Mengatasi Myelopathy di Klinik Lamina

Lamina Pain and Spine Center hadir sebagai jawaban bagi Anda yang ingin mengatasi nyeri tulang belakang dan sendi tanpa harus menjalani operasi besar. Dengan pendekatan medis yang modern, salah satu terapi unggulannya adalah Joimax.

Teknik minimal invasif ini dirancang untuk mengurangi peradangan dan memperbaiki fungsi sendi, sekaligus meminimalkan risiko komplikasi.

Menggabungkan teknologi canggih dengan keahlian medis yang berpengalaman, Klinik Lamina telah diakui sebagai salah satu pusat pengobatan nyeri dan tulang belakang terbaik di Asia Tenggara.

Tidak hanya menawarkan pengobatan medis, Klinik Lamina juga menyediakan program rehabilitasi yang komprehensif. Program ini melibatkan fisioterapi dan latihan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasien. 

Tujuannya sederhana, yakni membantu pasien pulih dengan optimal, mengembalikan fungsi tubuh, dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Berikut ini adalah berbagai keunggulan lainnya yang kami miliki:

  • Menyediakan layanan medis terpadu sebagai one stop service.
  • Didukung oleh tim dokter spesialis yang berpengalaman dengan keahlian tinggi dan jam terbang luas.
  • Mengutamakan prosedur minimal invasif menggunakan teknologi canggih dan terkini.
  • Berfokus pada kenyamanan pasien serta keberhasilan tindakan medis yang dilakukan.
  • Menawarkan perawatan pasca tindakan yang menyeluruh, meliputi rehabilitasi medik, hydrotherapy, wellness, hingga konsultasi nutrisi.

Dengan layanan komprehensif, Klinik Lamina menjadi pilihan tepat untuk mengatasi myelopathy dan memastikan pasien kembali menjalani hidup dengan kualitas optimal.

Jika Anda mengalami saraf kejepit atau nyeri tulang belakang lainnya, jangan ragu untuk membuat janji melalui WhatsApp di 0811-1443-599.

Klinik Lamina siap melayani Anda dengan lokasi utama di Mampang dan cabang di Cibubur, Kuningan, dan Pulomas.

Sekarang Anda juga tak perlu khawatir soal jarak. Lamina menyediakan layanan telekonsultasi untuk konsultasi jarak jauh dan layanan ambulans bagi pasien yang membutuhkan transportasi atau bantuan khusus.

Untuk mengetahui lebih jelas tentang jadwal praktik dokter, langsung cek informasinya di sini!

***

Sumber foto: Freepik

Share via:
Facebook
Threads
WhatsApp
Artikel Terkait
Artikel Populer
Topik Populer