Terapi Saraf Kejepit dengan Fisioterapi

terapi saraf kejepit

Terapi saraf kejepit ada beragam, salah satunya adalah fisioterapi. Fisioterapi dilakukan agar seseorang terhindar dari cacat fisik akibat penyakit atau cedera. Cara melakukannya adalah dengan sejumlah tindakan pencegahan, diagnosis dan penanganan gangguan fisik yang pasien alami.

Lalu, bagaimana dengan seseorang yang memiliki saraf kejepit? Apakah fisioterapi bisa menjadi terapi saraf kejepit?Bisa.

Apa Itu Saraf Kejepit?

Dalam istilah medis, saraf kejepit disebut sebagai penyakit hernia nukleus pulposus (HNP). Kondisi ini terjadi ketika bantalan ruas tulang belakang bergeser dan menekan saraf tulang belakang.

Seseorang yang mengalami kondisi ini akan mengalami sejumlah gejala, seperti nyeri leher, sakit punggung atas dan/atau sakit pinggang. Keluhan ini akan  uncul bergantung dengan lokasi terjadinya saraf kejepit.  

Dalam kasus ringan, kondisi ini bisa sembuh dengan sendirinya. Namun jika sampai berbulan-bulan, maka perlu segera mendapatkan penanganan yang tepat. Hal ini bisa saja mengganggu aktivitas harian.  

Nah, lalu bagaimana cara mengatasi HNP ini dengan fisioterapi?

Langkah Terapi Saraf Kejepit dengan Fisioterapi

Langkah pertama adalah keterlibatan peserta terapi secara aktif dan disiplin. Disiplin dalam artian, rutin melakukan fisioterapi dan juga mengubah pola gaya hidup menjadi lebih sehat.

Berikut adalah beberapa metode fisioterapi untuk mengatasi saraf kejepit.

1. Program Pelatihan

Program pelatihan bertujuan untuk memperbaiki postur tubuh, memperkuat otot, senam atau olahraga, dan peregangan otot.

2.Teknik Elektroterapi

Menggunakan bantuan aliran listrik. Salah satu jenisnya adalah terapi saraf kejepit dengan  stimulasi elektrik atau Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS).

3.Fisioterapi Manual

Berikutnya dengan metode pemijatan, latihan peregangan, serta mobilisasi sendi. Bertujuan untuk membantu relaksasi, mengurangi rasa nyeri, serta meningkatkan fleksibilitas anggota gerak tubuh yang  alami saraf kejepit.

4.Terapi Okupasi

Terapi okupasi atau occupational therapy bertujuan untuk membantu seseorang dengan keterbatasan fisik, sensorik, atau kognitif untuk dapat menjalani aktivitas harian dengan baik.

Itulah sejumlah prosedur fisioterapi yang dapat membantu mengatasi masalah saraf kejepit. Namun, untuk lebih jelasnya yang mana terapi saraf kejepit mana yang tepat lakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Jika kamu ingin melakukan konsultasi, silakan datang ke klinik Lamina Pain and Spine Center. Tak hanya memiliki dokter spesialis bedah saraf dengan jam terbang tinggi, juga memiliki dokter spesialis  rehabilitasi medik berpengalaman.

Selain fisioterapi, metode lain yang bisa membantu mengatasi pada masalah saraf terjepit adalah endoskopi PELD/PSLD dan PECD. Endoskopi merupakan metode modern atasi saraf kejepit dengan risiko minimal.

Pertanyaan tentang Terapi Saraf Kejepit dengan Fisioterapi

Ya, fisioterapi merupakan salah satu metode efektif untuk membantu mengatasi saraf kejepit. Terapi ini dilakukan dengan teknik manual, seperti pijat jaringan lunak, latihan peregangan, dan mobilisasi sendi, yang bertujuan untuk mengurangi nyeri, meningkatkan fleksibilitas, serta membantu pemulihan saraf yang tertekan.

Fisioterapis akan menerapkan berbagai teknik terapi, di antaranya:

Mobilisasi sendi untuk memperbaiki pergerakan tulang belakang dan meningkatkan sirkulasi darah.
Gejala saraf kejepit yang umumnya ditangani dengan fisioterapi meliputi mati rasa, kesemutan, nyeri, kejang otot, dan kelemahan otot.

Pijat jaringan lunak untuk meredakan ketegangan otot di sekitar saraf yang terjepit.

Latihan peregangan guna meningkatkan fleksibilitas serta mengurangi tekanan pada saraf.

Waktu penyembuhan bisa bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi.

Kasus sedang hingga berat dapat memerlukan beberapa bulan terapi untuk hasil yang optimal.
Faktor seperti pola hidup sehat dan kepatuhan terhadap program terapi juga mempengaruhi proses penyembuhan.

Kasus ringan biasanya menunjukkan perbaikan dalam 4-6 minggu dengan terapi yang konsisten.

Setiap sesi fisioterapi umumnya berlangsung selama 30-60 menit tergantung pada kondisi pasien.

Pada kondisi berat, mungkin diperlukan terapi berbulan-bulan untuk mencapai pemulihan optimal.
Terapi akan disesuaikan dengan kebutuhan pasien untuk mencapai hasil terbaik.

Untuk kondisi ringan, terapi dapat berlangsung dalam hitungan minggu.

Biaya fisioterapi dapat bervariasi tergantung pada fasilitas dan metode yang digunakan.

  • Di rumah sakit swasta, tarif berkisar antara Rp 100.000 hingga Rp 400.000 per sesi.
  • Untuk fisioterapi di rumah, biaya berkisar antara Rp 200.000 hingga Rp 1.000.000 per sesi.
    Beberapa faktor yang memengaruhi biaya fisioterapi meliputi:
  • Jenis alat yang digunakan dalam terapi.
  • Paket perawatan yang diambil pasien.
  • Durasi sesi terapi.
  • Keahlian dan pengalaman fisioterapis.
  • Fasilitas klinik atau rumah sakit tempat terapi dilakukan.

Jika Anda mengalami saraf kejepit dan membutuhkan fisioterapi, segera konsultasikan dengan dokter spesialis rehabilitasi medik di Lamina Pain and Spine Center untuk mendapatkan perawatan yang sesuai. Hubungi kami melalui WhatsApp di 0811-1443-599 untuk informasi lebih lanjut.

Ditinjau Oleh:

Share via:
Facebook
Threads
WhatsApp
Artikel Terkait
Artikel Populer
Topik Populer