Saraf kejepit leher akibat penggunaan gadget menjadi masalah kesehatan yang semakin umum di era digital saat ini. Kondisi ini sering disebabkan oleh postur menunduk berjam-jam saat menatap layar ponsel atau laptop, yang membebani tulang belakang leher. Artikel ini membahas secara detail penyebab, gejala, pencegahan, dan pengobatan untuk membantu Anda memahami dan mengatasi risiko ini.
Daftar Isi Artikel
Apa Itu Saraf Kejepit Leher?
Saraf kejepit leher, atau dalam istilah medis hernia nucleus pulposus (HNP) servikal, terjadi ketika cakram antar vertebra leher bergeser atau robek, sehingga menekan saraf di sekitarnya. Bagian leher memiliki 7 ruas vertebra (C1-C7), dengan ruas C5-C6 dan C6-C7 paling rentan karena sering bergerak dan mengalami degenerasi akibat tekanan berulang. Penggunaan gadget mempercepat proses ini melalui “text neck syndrome”, di mana kepala menunduk 60 derajat menambah beban leher hingga 27 kg, setara berat kepala anak dewasa.
Kondisi ini tidak hanya menyerang orang dewasa, tapi juga remaja dan anak muda yang menghabiskan lebih dari 2 jam sehari dengan gadget. Penelitian menunjukkan hubungan signifikan antara durasi penggunaan gadget >2 jam/hari dengan nyeri leher berat (skala 7-10), terutama pada pelajar. Faktor lain seperti postur duduk condong ke depan dan kurang istirahat memperburuk tekanan pada otot trapezius, levator scapulae, dan ligamen leher.
Penyebab Utama Akibat Gadget
Penggunaan gadget berlebihan menciptakan siklus tekanan kronis pada leher. Saat menunduk, otot leher harus menahan beban kepala yang normalnya 4-5 kg menjadi 20-30 kg, menyebabkan mikro-trauma pada cakram intervertebra. Kebiasaan ini, dikenal sebagai “tech neck”, umum pada pekerja kantor, pelajar, dan gamer yang bermain online hingga 14 jam/minggu.
Faktor risiko meliputi:
- Durasi panjang (>2 jam tanpa istirahat), yang mengurangi aliran darah ke otot leher dan memicu inflamasi.
- Posisi non-ergonomis, seperti duduk membungkuk atau memegang ponsel terlalu rendah.
- Kurang olahraga, membuat otot leher lemah dan rentan degenerasi.
- Usia muda dengan postur masih berkembang, plus kecanduan game yang memaksa gerakan repetitif.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Gejala awal sering ringan tapi bisa memburuk jika diabaikan. Nyeri leher pegal menjalar ke bahu, tangan, dan punggung atas, disertai kesemutan atau mati rasa (parestesia). Pasien sering merasakan kaku leher sulit digerakkan, sakit kepala belakang, dan kelelahan otot setelah 1-2 jam pakai gadget.
Gejala lanjutan mencakup:
- Nyeri radiasi ke lengan (radikulopati), terutama ruas C6-C7.
- Kelemahan grip tangan atau sakit kepala kronis.
- Perubahan postur seperti bahu membungkuk atau “forward head posture”.
- Pada kasus parah, gangguan saraf serius seperti kehilangan kekuatan otot.
Jika kesemutan bertahan >2 minggu, ini sinyal darurat karena bisa menandakan kompresi saraf permanen.
Dampak Jangka Panjang
Tanpa intervensi, saraf kejepit leher akibat gadget bisa menyebabkan HNP permanen, skoliosis dini, atau sindrom myofascial kronis. Remaja berisiko tinggi karena prevalensi nyeri leher meningkat 56% akibat game online. Produktivitas menurun karena nyeri mengganggu konsentrasi, sementara biaya pengobatan minimally invasive seperti ozone therapy mencapai jutaan rupiah.
Secara ekonomi, kondisi ini membebani sistem kesehatan; di Indonesia, kasus text neck naik sejak pandemi WFH. Dampak psikologis termasuk stres karena ketergantungan gadget yang sulit diputus.mataram
Pencegahan Efektif
Pencegahan fokus pada perubahan kebiasaan sederhana tapi konsisten. Atur gadget setinggi mata untuk hindari menunduk, dan ikuti aturan 20-20-20: setiap 20 menit, lihat 20 kaki jauhnya selama 20 detik. Gunakan kursi ergonomis dengan sandaran leher dan istirahat 5 menit/jam.
Tips pencegahan:
- Latih postur: dagu sejajar lantai, bahu rileks.
- Olahraga: senam leher (putar kepala pelan 10x), stretching trapezius harian.
- Batasi gadget <2 jam/hari; gunakan app pengingat istirahat.
- Ergonomi workstation: layar sejajar mata, keyboard rendah.
Penanganan saraf kejepit leher dengan CESSYS Joimax di Rumah Sakit Lamina menawarkan solusi minimal invasif yang revolusioner, menggunakan Cervical Endoscopic Surgical System dari Joimax untuk mengatasi hernia nucleus pulposus servikal tanpa operasi terbuka besar. Prosedur ini dibagi menjadi CESSYS Dorsal (akses posterior dari belakang leher) dan CESSYS Ventral (akses anterior dari depan), memungkinkan dokter spesialis bedah saraf seperti dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS, untuk memvisualisasikan dan mende Kompresi saraf secara presisi melalui sayatan kecil hanya 1-2 cm, menghindari kerusakan jaringan otot, ligamen, dan tulang sekitar. Keunggulan utamanya mencakup pemulihan super cepat—pasien sering bangun dan berjalan dalam hitungan jam, dengan tingkat keberhasilan hingga 95% berdasarkan kasus klinis di Lamina Pain and Spine Center, di mana nyeri hilang total hanya 45 menit pasca-tindakan pada banyak pasien. Risiko komplikasi seperti infeksi atau perdarahan minim karena endoskopi high-definition memandu laser atau rongeur untuk membersihkan fragmen cakram yang menekan saraf C5-C7, sambil mempertahankan stabilitas tulang belakang; pasien biasanya pulang hari yang sama dengan collar neck sementara untuk postur optimal. Dibandingkan bedah konvensional seperti anterior cervical discectomy fusion (ACDF) yang memerlukan rawat inap panjang dan rekonstruksi tulang, CESSYS Joimax mengurangi trauma hingga 80%, cocok untuk kasus akibat text neck dari gadget yang sering dialami pekerja muda atau pelajar di Indonesia. Di Rumah Sakit Lamina, tim ahli tersertifikasi melakukan skrining MRI pra-prosedur untuk memastikan kandidat ideal, diikuti rehabilitasi pasca-tindakan seperti fisioterapi dan edukasi postur (hindari menunduk >30 derajat), sehingga mencegah kekambuhan hingga 90% kasus; biaya terjangkau dengan hasil klinis terbukti dari ribuan prosedur sejak diperkenalkan. Solusi ini tidak hanya efektif menyembuhkan radikulopati, kesemutan tangan, dan kaku leher kronis, tapi juga mengembalikan kualitas hidup pasien secara cepat, menjadikannya pilihan prioritas di era digital di mana saraf kejepit leher melonjak. Konsultasi awal via WhatsApp 0811-1443-599 atau lamina.id direkomendasikan untuk penilaian personal.
***
Sumber foto: Freepik








