Carpal tunnel syndrome (CTS) terjadi saat lorong karpal menyempit akibat jaringan yang mengelilinginya membengkak, sehingga menekan saraf median. Hal ini kemduian akan menyebabkan rasa nyeri, kesemutan, kelemahan otot hingga mati rasa di tangan atau pergelangannya.
Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (USA), penyebab CTS merupakan dampak dari berbagai faktor., antara lain:
- Gerakan tangan berulang.
- Posisi tangan yang tidak biasa atau janggal.
- Posisi kuat menggenggam kuat.
- Tekanan mekanis pada telapak tangan.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), risiko CTS bisa berkaitan dengan aktivitas kerja/profesi yang memerlukan kerja yang keras, berulang, getaran, atau penggunaan tangan dan pergelangan dalam jangka waktu lama dan dalam posisi yang kurang tepat.
Daftar isi
- Profesi yang Rentan Alami Carpal Tunnel Syndrome
- Pemeriksaan untuk Mendiagnosis CTS
- Penanganan CTS
- FAQ: Pertanyaan Seputar Profesi Yang Rentan Carpal Tunnel Syndrome
- Pekerjaan apa saja yang dapat meningkatkan risiko terkena carpal tunnel syndrome?
- Apakah pekerjaan sebagai pelayan dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome?
- Mengapa koki, pelayan, bartender, pencuci piring, dan pekerja pengolahan makanan rentan terkena CTS?
- Apakah petugas kebersihan memiliki risiko tinggi mengalami carpal tunnel syndrome?
- Apakah pekerja konstruksi juga rentan terkena carpal tunnel syndrome?
Profesi yang Rentan Alami Carpal Tunnel Syndrome
Profesi atau pekerjaan tertentu yang berisiko alami CTS, antara lain sekretaris, programmer, penulis, pembuat aksesoris, pemain e-sport dan koki/tukang masak/sering memotong sayuran, daging, dan lainnya.
Baca juga : Carpal Tunnel Syndrome Juga Incar Gamers
Profesi lainnya adalah kasir, penjahit, pemerah susu, tukang pijat, pengemas daging, dan tukang kayu. Selain pekerjaan, ada beberapa faktor risiko terkait kesehatan yang meningkatkan risiko CTS. Misalnya artritis, peradangan kronis, diabetes, hipotiroidisme, tumor atau kista dalam pergelangan, fraktur/dislokasi pergelangan tangan. Selain itu, fator lainnya antara lain kehamilan, penggunaan kontrasepsi oral, dan menopause
Pemeriksaan untuk Mendiagnosis CTS
Untuk mendiagnosis CTS, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan/ tes:
- Tinel, dokter mengetuk saraf median pada pergelangan tangan. Bila merasa kesemutan pada salah satu jari atau lebih, mungkin ada masalah pada saraf median
- Phalen, pasien akan menyatukan punggung tangan dan menekuk pergelangan tangan selama 1 menit. Jika merasakan kesemutan pada jari, mungkin merupakan gejala CTS
- Elektromiografi, dengan meletakan elektroda pada lengan bawah dan mengalirkan arus listrik. Kemudian diukur seberapa cepat saraf median mengalirkan pesan pada otot.
Penanganan CTS
Salah satu cara untuk menangani carpal tunnel syndrome, yaitu dengan melakukan perubahan gaya hidup. Bila gejala yang kamu rasakan karena melakukan aktivitas yang berulang, sebaiknya luangkan waktu untuk beristirahat dan melakukan peregangan tangan dan jari.
Untuk meredakan proses inflamasi pada CTS, kamu bisa mengonsumsi makanan yang mengandung antioksidan yang tinggi, seperti paprika, bayam, salmon, kenari, nanas, dan kurkumin/kunyit.
Selain itu, makanan yang mengandung vitamin B juga penting karena beberapa studi menunjukkan kadar rendah riboflavin (B2) dalam darah, kemungkinan dikaitkan dengan peluang terjadinya CTS dan penyakit lainnya.
FAQ: Pertanyaan Seputar Profesi Yang Rentan Carpal Tunnel Syndrome
Pekerjaan apa saja yang dapat meningkatkan risiko terkena carpal tunnel syndrome?
Profesi yang melibatkan gerakan tangan berulang dalam waktu lama memiliki risiko lebih tinggi terkena carpal tunnel syndrome (CTS). Beberapa contoh pekerjaan tersebut meliputi pekerja garmen, tukang daging, pemeriksa bahan makanan, pekerja perakitan elektronik, juru ketik, musisi, pengepak, juru masak, dan tukang kayu.
Apakah pekerjaan sebagai pelayan dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome?
Pelayan restoran atau bar sering kali harus melakukan gerakan tangan yang repetitif, seperti mengangkat nampan, menuangkan minuman, atau menggunakan peralatan dapur. Aktivitas ini dapat menyebabkan ketegangan pada pergelangan tangan dan jari, yang dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko CTS, terutama jika tidak diimbangi dengan istirahat dan peregangan yang cukup.
Mengapa koki, pelayan, bartender, pencuci piring, dan pekerja pengolahan makanan rentan terkena CTS?
Pekerjaan di bidang kuliner, seperti koki, bartender, dan pekerja pengolahan makanan, sering kali mengharuskan mereka menggunakan tangan dalam kondisi cepat dan repetitif, seperti memotong bahan makanan, mengaduk, atau mengangkat beban berat. Ketegangan terus-menerus pada pergelangan tangan ini dapat memperburuk gejala carpal tunnel syndrome jika tidak dikelola dengan baik.
Apakah petugas kebersihan memiliki risiko tinggi mengalami carpal tunnel syndrome?
Ya, petugas kebersihan termasuk dalam kategori pekerjaan yang berisiko mengalami CTS. Aktivitas seperti menyapu, mengepel, menggosok permukaan, serta menggunakan alat pembersih secara berulang dapat memberikan tekanan berlebih pada saraf medianus di pergelangan tangan, yang lama-kelamaan bisa menyebabkan nyeri, kesemutan, dan kelemahan pada tangan.
Apakah pekerja konstruksi juga rentan terkena carpal tunnel syndrome?
Pekerja konstruksi memiliki risiko tinggi mengalami CTS karena sering menggunakan alat berat, melakukan pekerjaan fisik yang membutuhkan genggaman kuat, dan melakukan gerakan tangan berulang dalam waktu lama. Beberapa pekerja bahkan mulai mengalami gejala CTS sejak masa magang mereka, tetapi hanya sedikit yang segera mencari perawatan medis karena gejalanya sering kali dianggap sebagai kelelahan biasa.