Podcast Helmi Yahya Bicara: Menguak Rahasia Pengobatan Saraf Kejepit Tanpa Operasi Bersama dr. Mahdian Nur Nasution

podcast helmi yahya bicara dr mahdian pengobatan saraf kejepit

Dalam episode terbaru podcast Helmy Yahya Bicara tanggal 6 Juni 2025, Helmy Yahya mengajak kita menyelami dunia kesehatan saraf bersama dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS, seorang dokter spesialis bedah saraf di Lamina Pain and Spine Center.  

Pembahasan kali ini fokus pada masalah saraf kejepit, kondisi yang banyak diderita masyarakat di Indonesia, namun sering diabaikan. Pasalnya, saraf kejepit dapat menyebabkan risiko komplikasi yang serius jika tidak ditangani dengan tepat. 

Menurut dr. Mahdian, berdasarkan studi di Amerika, 50% orang dewasa yang bekerja pernah merasakan nyeri pinggang sekali dalam hidupnya. Nyeri pinggang kronis adalah salah satu penyebab saraf kejepit.

Dengan penjelasan yang lugas dan mudah dipahami, dr. Mahdian mengupas tuntas penyebab, gejala, serta teknologi medis terkini yang mampu mengatasi saraf kejepit secara minimal invasif.

Mengenal Sosok dr. Mahdian Nur Nasution, Sp. BS

Dr. Mahdian Nur Nasution, Sp. BS, bukanlah nama asing di dunia bedah saraf Indonesia. Sejak tahun 2009, beliau telah berkecimpung dalam penanganan kasus saraf kejepit, menangani lebih dari 3.500 pasien hingga tahun 2025.

Dengan sub-spesialisasi pada tulang belakang (spine), dr. Mahdian dikenal sebagai pionir penggunaan teknologi Joimax dari Jerman, yakni teknik minimal invasif pertama di Indonesia yang mulai ia terapkan sejak 2017.

Di bawah kepemimpinannya, Lamina Pain and Spine Center, berkembang menjadi pusat rujukan nasional untuk penanganan saraf kejepit. 

Lamina memiliki 14 dokter spesialis berpengalaman yang selalu siap membantu mengatasi masalah nyeri di tulang belakang dan berkomitmen dalam memberikan pelayanan medis terbaik dengan kompetensi tinggi, responsif dan profesional.

Saraf Kejepit Menjadi Masalah Kesehatan Global 

Saat ini, saraf kejepit menjadi masalah kesehatan global yang perlu diperhatikan. Menurut data yang dipaparkan dr. Mahdian, 1-5% populasi dunia menderita saraf kejepit. 

Di Amerika Serikat, 50% pekerja dewasa pernah mengalami nyeri pinggang setidaknya sekali dalam hidup mereka. Rasio kasus antara leher dan pinggang adalah 1:5, artinya kasus saraf kejepit di pinggang lima kali lebih banyak daripada di leher.

Usia paling rentan adalah di atas 50 tahun, ketika proses degeneratif tulang belakang mulai terjadi secara alami. Namun, gaya hidup modern, kurang olahraga, terlalu lama duduk di sofa empuk, hingga kebiasaan mengangkat beban tanpa teknik yang benar membuat usia lebih muda pun kini mulai banyak yang terkena.

Joimax: Solusi Terkini Atasi Saraf Kejepit Tanpa Operasi

Salah satu terobosan terbesar yang dibawa dr. Mahdian adalah penggunaan teknologi Joimax dari Jerman. Teknologi ini bukanlah bedah terbuka dan lebih minimal invasif sehingga cocok digunakan pada usia tua. 

Teknologi Joimax dari Jerman menjadi game changer dalam dunia bedah saraf Indonesia. Dengan alat endoskopi, dokter dapat memasukkan kamera mini ke dalam tulang belakang. Dengan pembesaran visual hingga 40 kali lipat, dokter dapat melihat struktur saraf dengan sangat jelas, sehingga presisi tindakan sangat tinggi dan risiko cedera saraf dapat ditekan.

Keunggulan utama Joimax dibanding metode pengobatan lainnya, antara lain:

  • Sayatan hanya 7 mm: Minim luka, minim nyeri, minim risiko infeksi.
  • Presisi tinggi: Visualisasi saraf sangat jelas, mengurangi risiko cedera.
  • Waktu tindakan singkat: Prosedur bisa selesai dalam waktu kurang dari satu jam.
  • Pemulihan cepat: Pasien bisa langsung pulang dan beraktivitas ringan.
  • Keberhasilan tinggi: Tingkat keberhasilan tinggi mencapai hingga 95%.

Dari lebih dari 3.500 kasus yang ditangani, dr. Mahdian mencatat 0% risiko kelumpuhan—sebuah statistik yang sangat melegakan bagi pasien dan keluarganya.

Diagnosis dan Pengobatan Saraf Kejepit

Dr. Mahdian menekankan pentingnya transparansi dalam proses diagnosis dan pengobatan. Setiap pasien akan menjalani tahapan sebagai berikut:

  • Anamnesa: Wawancara terkait keluhan, riwayat penyakit, serta aktivitas yang berisiko.
  • Pemeriksaan Fisik: Uji refleks, kekuatan otot, dan sensitivitas saraf.
  • Pemeriksaan Imaging: Magnetic Resonance Imaging (MRI) sebagai golden standard untuk memastikan letak dan tingkat keparahan saraf yang terjepit.
  • Menegakkan Diagnosis: Penentuan jenis dan lokasi saraf kejepit, serta kemungkinan penyebab lain seperti pergeseran tulang atau pembengkakan ligamen.
  • Opsi Pengobatan: Pengobatan bertahap, mulai dari obat oral (minum), fisioterapi, manajemen intervensi medis, dan tindakan minimal invasif (endoskopi tulang belakang).

Setiap langkah dijelaskan secara detail kepada pasien, termasuk risiko dan manfaatnya. Edukasi menjadi prioritas, agar pasien tidak terjebak mitos atau ketakutan berlebihan terhadap tindakan medis modern.

Metode Lain: Manajemen Intervensi Nyeri dan Aquatic Hydrotherapy

Selain Joimax, Lamina juga menawarkan metode pengobatan lainnya, seperti manajemen intervensi nyeri, yaitu serangkaian tindakan seperti Epidural Steroid Injection (ESI), laser PLDD, Radiofrekuensi Ablasi, dan ABEL Catheter yang bertujuan mengurangi nyeri tanpa operasi. 

Metode ini sangat efektif untuk pasien dengan keluhan nyeri kronis yang belum memerlukan tindakan bedah.

Aquatic hidroterapy menjadi metode pendukung dalam proses rehabilitasi. Terapi di air dapat membantu memperkuat otot-otot penyangga tulang belakang tanpa beban berat, mempercepat pemulihan, dan mengurangi risiko cedera ulang.

Testimoni dan Hasil Nyata: Kisah Pasien Lamina

Banyak kisah inspiratif dan testimoni datang dari pasien-pasien di Lamina. Ada yang datang ke klinik dengan brankar karena tidak bisa berjalan, lalu pulang dan sudah bisa berjalan setelah tindakan Joimax. Ada pula pasien yang kembali setahun kemudian hanya untuk berterima kasih, karena hidupnya kembali normal setelah bertahun-tahun tersiksa nyeri akibat saraf kejepit.

Beberapa pasien Lamina tak hanya berasal dari Jakarta, namun ada juga yang datang jauh dari negeri seberang, Malaysia, Australia, dan bahkan dari Korea. Mereka mencari metode pengobatan saraf kejepit yang minim rasa sakit seperti Joimax untuk menyembuhkan saraf kejepitnya. 

Faktanya Bedah Saraf Kini Bukan Momok yang Menakutkan

Podcast ini juga membongkar banyak mitos yang selama ini beredar di masyarakat. Tidak semua saraf kejepit harus dioperasi besar. 

Tidak semua operasi tulang belakang berisiko kelumpuhan. Dengan teknologi modern, risiko komplikasi bisa ditekan hingga nyaris nol, dan waktu pemulihan sangat singkat.

Dr. Mahdian mengingatkan, jangan menunda pemeriksaan jika mengalami gejala seperti nyeri pinggang, kesemutan, atau kelemahan anggota gerak. Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang untuk sembuh total tanpa komplikasi.

Lokasi Strategis yang Mudah Dijangkau

Lamina Pain and Spine Center terletak di kawasan strategis Warung Buncit, Jakarta Selatan dan memiliki cabang yang  tersebar di Cibubur, Pulomas, dan Kuningan. Klinik ini beroperasi penuh dari pagi hingga malam, melayani pasien dari seluruh Indonesia. 

Dengan sistem penjadwalan yang efisien dan teknologi mutakhir, sebagian besar kasus saraf kejepit tidak memerlukan rawat inap. Pasien cukup datang, menjalani tindakan, dan bisa langsung pulang serta beraktivitas ringan di hari yang sama.

Kesimpulan: Masa Depan Penanganan Saraf Kejepit Ada di Lamina

Episode “Helmi Yahya Bicara” bersama dr. Mahdian Nur Nasution membuka wawasan kita bahwa saraf kejepit bukan lagi hal yang menakutkan. Dengan teknologi canggih, tim dokter berpengalaman, dan metode penanganan modern, pasien kini bisa kembali beraktivitas normal tanpa harus menjalani operasi besar atau rawat inap lama.

Kunci utama adalah edukasi, deteksi dini, dan memilih pusat layanan dengan teknologi serta tim yang kompeten. Lamina Pain and Spine Center menjadi bukti nyata bahwa Indonesia kini sejajar dengan negara maju dalam penanganan masalah tulang belakang.

“Episode ini bukan sekadar edukasi medis, tapi juga panggilan untuk lebih peduli terhadap tubuh kita sendiri. Betapa pentingnya mengenali tanda-tanda yang selama ini mungkin kita anggap sepele,” tutup Helmi Yahya dalam podcast tersebut.

Jika Anda atau keluarga mengalami gejala saraf kejepit, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis di Lamina. Penanganan yang tepat, cepat, dan modern kini sudah tersedia di klinik Lamina dan Anda pun bisa beraktivitas kembali tanpa rasa nyeri yang mengganggu. 

Lamina Pain and Spine Center adalah pusat pelayanan medis terpadu (one stop service) yang fokus pada penanganan nyeri tulang belakang, khususnya saraf kejepit. 

Lamina terus berkomitmen menjadi solusi utama bagi masyarakat Indonesia dalam mengatasi nyeri dan gangguan tulang belakang. 

Untuk informasi lebih lanjut terkait saraf kejepit dan penanganannya, Anda bisa menghubungi tim Lamina melalui nomor Whatsapp 0811-1443-599

Facebook
Threads
WhatsApp
Artikel Terkait
Artikel Populer
Topik Populer