Radiofrekuensi Ablasi (RFA) vs. Injeksi Steroid: Mana yang Lebih Efektif untuk Nyeri Saraf?

rfa vs injeksi steroid untuk nyeri saraf

Nyeri saraf, atau neuropati merupakan masalah kesehatan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini bisa menyebabkan rasa sakit yang berkepanjangan dan sering disertai dengan sensasi kebas maupun kesemutan di anggota tubuh yang terkena gangguan saraf. 

Namun, nyeri pada saraf dapat ditangani dengan beberapa prosedur medis seperti Radiofrekuensi Ablasi dan Injeksi Steroid. Lantas, di antara kedua prosedur ini, manakah yang lebih efektif untuk nyeri saraf? Mari kita telaah lebih lanjut penjelasannya berikut ini. 

Apa Itu Radiofrekuensi Ablasi (RFA)? 

Radiofrekuensi Ablasi (RFA) adalah prosedur medis yang menggunakan gelombang radio untuk mengablasi jaringan saraf yang rusak atau yang menjadi sumber nyeri. Prosedur  ini bertujuan untuk mengganggu transmisi sinyal nyeri dari saraf ke otak, sehingga rasa sakit bisa berkurang atau bahkan hilang.

  • Cara kerja RFA: Dengan bantuan panduan gambar (seperti fluoroskopi), jarum khusus dimasukkan ke dekat saraf yang bermasalah. Gelombang radio kemudian dihantarkan melalui jarum untuk menghancurkan jaringan saraf yang mengirimkan sinyal nyeri.
  • Hasil kesembuhan dengan RFA: Hasil dari RFA biasanya dapat dirasakan selama 6 bulan hingga 2 tahun, tergantung pada individu dan keparahan nyeri.
  • Keunggulan RFA: Prosedur ini bersifat minimal invasif, membutuhkan sedikit waktu pemulihan, dan dapat memberikan pereda nyeri jangka panjang tanpa perlu konsumsi obat terus-menerus.

Apa Itu Injeksi Steroid?

Injeksi steroid atau epidural steroid injection adalah metode yang sering digunakan untuk mengurangi peradangan pada saraf tulang belakang yang menjadi sumber nyeri. Prosedurnya yaitu melalui suntikan yang dimasukkan ke area epidural di tulang belakang. 

Steroid bekerja dengan mengurangi peradangan, sehingga mengurangi tekanan pada saraf yang teriritasi dan akhirnya mengurangi rasa nyeri.

  • Cara kerja injeksi steroid: Larutan steroid disuntikkan langsung ke area di sekitar saraf yang mengalami peradangan atau ke sendi. Efek anti-inflamasi dari steroid membantu mengurangi pembengkakan dan iritasi saraf.
  • Hasil kesembuhan dengan RFA: Injeksi steroid dapat memberikan pereda nyeri selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. Namun, biasanya tidak memberikan hasil yang bertahan lama seperti RFA.
  • Keunggulan RFA: Injeksi steroid memberikan pereda nyeri yang cepat dan efektif dalam kasus peradangan saraf akut. Prosedurnya relatif sederhana dan tidak terlalu invasif.
Baca Juga:  Waspada! Atrofi Otot Tanda Saraf Kejepit Sudah Parah

Radiofrekuensi Ablasi vs Injeksi Steroid, Mana yang Lebih Efektif?

Kedua metode ini memiliki efektivitasnya masing-masing, tergantung pada penyebab nyeri saraf dan kondisi pasien. Namun, perbandingan berikut bisa membantu dalam menentukan pilihan yang lebih tepat:

  • RFA biasanya memberikan pereda nyeri yang lebih lama dibandingkan injeksi steroid. Sementara injeksi steroid umumnya efektif selama beberapa bulan, RFA bisa bertahan hingga dua tahun atau lebih.
  • Injeksi steroid lebih cocok digunakan untuk kasus nyeri saraf yang disebabkan oleh peradangan, seperti radikulopati akibat herniasi diskus. Di sisi lain, RFA lebih efektif untuk nyeri kronis seperti pada nyeri facet joint atau nyeri punggung yang berkepanjangan.
  • Kedua prosedur ini relatif aman, namun injeksi steroid dapat memiliki efek samping jangka panjang seperti osteoporosis atau penipisan kulit jika dilakukan terlalu sering. RFA, meski lebih permanen, juga membawa risiko kecil kerusakan saraf permanen atau infeksi di lokasi prosedur.

Pilihan Pengobatan Berdasarkan Kondisi Pasien

  1. Jika nyeri saraf bersifat kronis dan sulit diatasi dengan obat, RFA bisa menjadi solusi jangka panjang yang lebih efektif.
  2. Untuk pasien dengan nyeri akut akibat peradangan, seperti pada kasus herniasi diskus, injeksi steroid dapat menjadi pilihan yang lebih tepat karena dapat meredakan gejala dengan cepat.
  3. Pasien yang tidak dapat menjalani prosedur yang lebih invasif mungkin lebih memilih injeksi steroid yang lebih sederhana dan cepat. Namun, bagi pasien yang telah mencoba berbagai metode lain tanpa hasil, RFA bisa menjadi langkah berikutnya yang lebih efektif.

Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan

Ketika memilih antara RFA dan injeksi steroid, ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan:

  • Pasien dengan riwayat diabetes, hipertensi, atau osteoporosis perlu mempertimbangkan risiko injeksi steroid jangka panjang.
  • Beberapa pasien mungkin lebih memilih opsi yang cepat dengan sedikit waktu pemulihan, sementara yang lain mungkin ingin hasil yang lebih permanen dan bersedia menjalani prosedur yang sedikit lebih invasif.
  • Jika injeksi steroid sebelumnya tidak memberikan hasil yang diharapkan, mungkin saatnya untuk mencoba RFA sebagai alternatif.
Baca Juga:  Pilihan Obat Saraf Kejepit di Apotik yang Efektif dan Aman

Berdasarkan penjelasan di atas, sebenarnya tidak ada jawaban pasti yang berlaku untuk semua kasus, karena pilihan antara Radiofrekuensi Ablasi (RFA) dan injeksi steroid sangat bergantung pada kondisi masing-masing pasien. RFA seringkali lebih efektif untuk nyeri saraf kronis jangka panjang, memberikan hasil yang bertahan lebih lama. Di sisi lain, injeksi steroid bisa menjadi solusi cepat dan efektif untuk mengatasi nyeri saraf akut yang disebabkan oleh peradangan.

Hal yang juga harus diperhatikan adalah berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan metode mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan Anda. Kombinasi dari evaluasi medis yang komprehensif, pemeriksaan riwayat kesehatan, dan penanganan nyeri yang tepat dapat membantu Anda menemukan solusi yang efektif dan aman untuk nyeri saraf yang Anda derita.

Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis kami di Klinik Lamina untuk penanganan lebih lanjut melalui chat ke nomor Whatsapp 0811-1443-599.

***

Sumber foto: Freepik

Share via:
Facebook
Threads
WhatsApp
Artikel Terkait
Artikel Populer
Topik Populer