Multiple sclerosis (MS) adalah salah satu penyakit kronis yang menyerang jutaan orang di seluruh dunia, dengan karakteristik utama berupa serangan sistem kekebalan tubuh terhadap lapisan pelindung saraf di otak dan sumsum tulang belakang.
Kondisi ini menyebabkan gangguan komunikasi antara otak dan tubuh, yang berujung pada beragam gejala serius seperti kelemahan otot, gangguan penglihatan, dan masalah keseimbangan.
Memahami gejala dan penyebab multiple sclerosis amat penting guna mendapatkan penanganan lebih cepat dan tepat. Hal ini bertujuan untuk mencegah risiko komplikasi yang lebih serius.
Untuk diagnosis dan pengobatan yang sesuai, silakan berkonsultasi dengan dokter spesialis di Lamina melalui nomor Whatsapp 0811-1443-599.
Memahami Apa Itu Multiple Sclerosis?
Multiple sclerosis (MS) adalah penyakit kronis yang menyerang sistem saraf pusat, yang meliputi otak dan sumsum tulang belakang.
Penyakit ini terjadi akibat kerusakan pada lapisan pelindung saraf yang disebut mielin, yang mengakibatkan gangguan komunikasi antara otak dan bagian tubuh lain.
Mielin yang rusak menyebabkan terbentuknya jaringan parut (sklerosis) di beberapa area saraf, sehingga nama penyakit ini adalah multiple sclerosis, yang berarti “banyak jaringan parut”..
Penyebab Multiple Sclerosis
Penyebab pasti MS belum diketahui secara jelas, namun diduga penyakit ini merupakan kondisi autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang mielin sendiri secara keliru. Faktor genetik, lingkungan, dan infeksi virus tertentu dianggap turut berperan memicu reaksi autoimun ini.
MS biasanya dimulai pada usia 20-40 tahun dan lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria. Penyakit ini cukup jarang ditemukan pada anak-anak dan orang tua di atas 60 tahun. S
Gejala Multiple Sclerosis
Gejala MS sangat bervariasi tergantung lokasi dan tingkat kerusakan mielin. Terkadang, gejalanya mirip dengan saraf kejepit.
Beberapa gejala utama yang sering muncul, antara lain:
- Kelemahan otot dan gangguan koordinasi
- Kesemutan atau mati rasa pada anggota tubuh
- Gangguan penglihatan, seperti penglihatan kabur atau ganda
- Kelelahan berat yang tidak biasa (fatigue)
- Masalah keseimbangan dan berjalan
- Gangguan fungsi kandung kemih dan usus
- Masalah kognitif seperti kesulitan konsentrasi dan memori
- Nyeri neuropatik dan spastisitas
Gejala ini biasanya muncul secara episodik, yaitu mengalami masa perbaikan (remisi) dan kekambuhan (eksaserbasi). Seiring waktu, beberapa pasien dapat mengalami progresi gejala yang perlahan memburuk tanpa periode remisi jelas.
Klasifikasi Multiple Sclerosis
Multiple sclerosis dapat diklasifikasikan berdasarkan pola perjalanan penyakitnya:
- Relapsing-Remitting MS (RRMS): Bentuk paling umum, ditandai dengan episode kekambuhan yang diikuti oleh periode perbaikan.
- Primary Progressive MS (PPMS): Progresi gejala tanpa periode remisi yang jelas sejak awal.
- Secondary Progressive MS (SPMS): Awalnya berbentuk RRMS, kemudian berlanjut dengan progresi gejala tanpa remisi.
- Progressive-Relapsing MS (PRMS): Progresi gejala dari awal dengan periode kekambuhan yang jelas.
Diagnosis Multiple Sclerosis
Diagnosis MS didasarkan pada penilaian klinis yang meliputi riwayat gejala, pemeriksaan fisik neurologis, dan pemeriksaan penunjang.
Magnetic Resonance Imaging (MRI) sangat penting untuk mendeteksi lesi pada sistem saraf pusat yang menjadi ciri khas MS. Pemeriksaan cairan serebrospinal (CSF) juga bisa membantu mendeteksi tanda-tanda inflamasi khas MS.
Bagaimana Cara Mengatasi Multiple Sclerosis?
MS belum memiliki obat yang bisa menyembuhkan total, tetapi berbagai pilihan terapi dapat mengendalikan gejala, mengurangi frekuensi kekambuhan, dan memperlambat progresi penyakit.
- Terapi Modifikasi Penyakit (DMT – Disease Modifying Therapy)
Obat-obatan ini bertujuan mengurangi aktivitas sistem imun yang menyerang mielin, khususnya pada RRMS.
Contoh DMT lini pertama termasuk interferon-beta dan glatiramer asetat. DMT lini kedua yang lebih kuat, seperti fingolimod, natalizumab, dan alemtuzumab, digunakan pada kasus dengan serangan berulang berat atau resistensi terhadap terapi lini pertama.
- Kortikosteroid
Digunakan untuk mengatasi eksaserbasi akut dengan mengurangi inflamasi saraf dan mempercepat pemulihan. Contoh obat kortikosteroid yang umum digunakan adalah methylprednisolone dan prednison. - Terapi simptomatik
Pengobatan ini bertujuan mengurangi gejala klinis seperti kelelahan, spastisitas, nyeri neuropatik, dan masalah kognitif. Obat-obatan yang digunakan termasuk muscle relaxant (baclofen), penghambat neuromuskular (toksin botulinum), antikonvulsan (gabapentin, carbamazepine), serta obat penghilang rasa sakit. - Rehabilitasi medik
Terapi fisik dan rehabilitasi multidisiplin penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan memaksimalkan fungsi motorik, keseimbangan, dan kemampuan berjalan. Latihan fisik teratur dapat mengurangi disabilitas dan komplikasi akibat imobilitas.
Pengetahuan tentang MS terus berkembang dengan riset terbaru yang fokus pada pengembangan terapi agar lebih efektif dan aman. Pemahaman dan pengelolaan yang baik memungkinkan pasien MS untuk menjalani kehidupan yang produktif dan relatif normal walau dengan tantangan kronis penyakit ini.
Untuk informasi lebih lanjut terkait multiple sclerosis dan penanganannya, silakan berkonsultasi dengan dokter spesialis di Lamina melalui nomor kontak Whatsapp 0811-1443-599.
Frequently Asked Question (FAQ)
- Apa itu multiple sclerosis?
Multiple sclerosis adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan pelindung saraf (myelin) di otak dan sumsum tulang belakang, yang mengganggu komunikasi antara otak dan tubuh234. - Apa penyebab multiple sclerosis?
Penyebab pasti MS belum diketahui, tetapi diduga melibatkan kombinasi faktor genetik, infeksi virus (seperti Epstein-Barr), dan faktor lingkungan seperti kekurangan vitamin D serta kebiasaan merokok24. - Apakah multiple sclerosis bisa disembuhkan?
Saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan MS, tetapi ada berbagai pengobatan yang dapat mengendalikan gejala, memperlambat perkembangan penyakit, dan mengurangi frekuensi kambuh.
***
Sumber foto: Freepik