Fraktur Kompresi: Penyebab, Gejala dan Penanganannya

Apa Itu Fraktur Kompresi - Lamina Pain and Spine Center

Fraktur kompresi adalah salah satu penyebab runtuhnya tulang belakang secara perlahan akibat osteoporosis, cedera ataupun penyakit tumor. Kondisi ini umumnya terjadi pada wanita yang berusia di atas 50 tahun. Seiring bertambahnya usia, struktur tulang semakin lemah karena mengalami degenerasi sehingga menjadikannya mudah patah.

Tanyakan lebih lanjut ke tim Lamina Pain and Spine Center apabila Anda mengalami gejala fraktur kompresi di tulang belakang. Berkonsultasilah dengan dokter spesialis kami di Klinik Lamina melalui chat ke nomor Whatsapp 0811-1443-599.

Apa Itu Fraktur Kompresi?

Fraktur kompresi adalah patah tulang yang terjadi akibat tekanan berlebih pada satu atau lebih tulang belakang. Biasanya, kondisi ini terjadi di tulang belakang bagian tengah (torakal) atau bawah (lumbal). Pada fraktur kompresi, tulang belakang bisa kolaps atau menyusut akibat tekanan yang terlalu besar, sehingga menyebabkan perubahan bentuk tulang atau bahkan kerusakan parah.

Fraktur kompresi sering terjadi pada orang yang memiliki tulang yang melemah, terutama karena osteoporosis, meskipun juga bisa disebabkan oleh trauma atau cedera berat. Kondisi ini bisa menyebabkan nyeri hebat di punggung, yang sering kali diperparah dengan gerakan atau aktivitas fisik.

Penyebab Fraktur Kompresi

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan fraktur kompresi, antara lain:

1. Cedera Traumatis pada Tulang Belakang

Cedera pada vertebra (tulang belakang) setelah kecelakaan, seperti jatuh dari ketinggian, kecelakaan mobil, atau cedera olahraga dapat menyebabkan tekanan kuat pada tulang belakang, yang berujung pada fraktur kompresi.

Cedera semacam ini lebih sering terjadi pada orang muda atau mereka yang memiliki aktivitas fisik berat.

2. Osteoporosis Sebagai Penyebab Utama

Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang menjadi lemah dan rapuh akibat penurunan kepadatan tulang. Ini adalah penyebab utama fraktur kompresi, terutama pada orang lanjut usia.

Wanita pascamenopause memiliki risiko lebih tinggi karena perubahan hormonal yang dapat mempercepat penurunan kepadatan tulang.

Gejala Fraktur Kompresi

Gejala fraktur kompresi sering kali muncul tiba-tiba, tetapi dalam beberapa kasus, nyeri dapat berkembang secara perlahan. Beberapa gejala yang umum meliputi:

Baca Juga:  Biaya Endoskopi CESSYS Joimax untuk Saraf Kejepit di Lamina Pain and Spine Center

1. Nyeri Punggung Bawah Sebagai Gejala Awal

Nyeri yang tiba-tiba di punggung bawah sering kali menjadi tanda pertama fraktur kompresi. Rasa sakit ini bisa bersifat ringan hingga berat, dan umumnya semakin parah saat berdiri atau berjalan. Nyeri biasanya berkurang saat berbaring atau beristirahat.

Nyeri punggung kronis juga bisa disebabkan oleh saraf kejepit akibat fraktur, sehingga tulang yang patah menekan saraf.

2. Penurunan Mobilitas

Fraktur kompresi dapat menyebabkan penurunan mobilitas, sehingga sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti membungkuk, mengangkat benda, atau bahkan berjalan. Biasanya, beberapa aktivitas berat dapat memperburuk kondisi nyeri di bagian tubuh yang terkena fraktur.

3. Deformitas atau perubahan bentuk tulang belakang

Pada beberapa kasus, perubahan postur seperti tubuh yang cenderung membungkuk bisa terlihat, akibat kolapsnya tulang belakang. Kondisi ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan rasa nyeri. 

Diagnosis Fraktur Kompresi

Untuk mendiagnosis fraktur kompresi, dokter biasanya melakukan kombinasi antara pemeriksaan fisik, riwayat medis, dan pencitraan. Beberapa metode pencitraan yang umum digunakan meliputi X-ray, MRI, atau CT scan. Tes-tes ini membantu dokter dalam mengidentifikasi tingkat kerusakan pada tulang dan menentukan langkah pengobatan yang tepat.

Pengobatan Fraktur Kompresi dengan Kyphoplasty

Salah satu prosedur pengobatan yang banyak digunakan untuk fraktur kompresi adalah kyphoplasty. Prosedur ini bekerja dengan cara menyuntikkan semen tulang khusus ke dalam tulang belakang yang retak.

Pertama-tama, dokter akan memasukkan balon kecil untuk membuka ruang di dalam tulang yang kolaps. Setelah ruang terbentuk, semen tulang khusus akan mulai disuntikkan ke area fraktur.

Semen akan mengeras seketika, menguatkan dan menstabilkan tulang belakang yang fraktur. Prosedur ini juga dapat meredakan nyeri punggung akibat fraktur.

Kyphoplasty biasanya direkomendasikan pada pasien dengan rasa nyeri hebat yang tidak mereda dengan perawatan konservatif, seperti istirahat atau obat pereda nyeri. Prosedur ini minimal invasif dan bisa dilakukan dengan bius lokal, sehingga pemulihan pasien lebih cepat dibandingkan operasi tulang terbuka.

Keunggulan Kyphoplasty

© Freepik.com

  • Waktu tindakan relatif singkat daripada operasi bedah terbuka
  • Risiko komplikasi minimal
  • Semen bertahan seumur hidup sehingga Anda tak perlu melakukan tindakan beberapa kali
  • Tulang belakang lebih kuat dan stabil
  • Tanpa rawat inap
  • Masa pemulihan lebih cepat

Pencegahan Fraktur Kompresi

Beberapa langkah pencegahan bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena fraktur kompresi, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi akibat osteoporosis:

  • Mengonsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D, untuk menjaga kesehatan tulang.
  • Berolahraga secara teratur, terutama latihan kekuatan dan beban, yang dapat meningkatkan kepadatan tulang.
  • Menghindari merokok dan alkohol karena kebiasaan ini dapat mempercepat penurunan kepadatan tulang.
  • Pemeriksaan tulang rutin, terutama bagi wanita pascamenopause, untuk mendeteksi dini adanya penurunan kepadatan tulang.
Baca Juga:  Terkena Saraf Kejepit di Pinggang, Bolehkah Diurut?

Kapan Harus ke Dokter?

Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami nyeri punggung yang tiba-tiba, terutama jika Anda berusia lanjut atau memiliki riwayat osteoporosis. Tanda lain yang perlu diwaspadai adalah penurunan tinggi badan secara bertahap atau perubahan postur tubuh, seperti punggung yang terlihat lebih membungkuk. Diagnosis dan penanganan yang cepat bisa membantu mencegah komplikasi yang lebih serius di kemudian hari.

Dokter kami di Klinik Lamina akan membantu memberikan diagnosis yang akurat dengan sejumlah pemeriksaan komprehensif. Kyphoplasty adalah metode terbaik untuk mengatasi fraktur kompresi, namun dokter tetap menyesuaikan penanganan dengan kondisi dan tingkat keparahan fraktur. 

Setelah prosedur selesai, Anda bisa langsung pulang ke rumah dan berisitirahat. Dokter akan menjadwalkan kapan harus kembali ke dokter untuk melakukan kontrol. Kontrol tersebut bertujuan untuk membantu memantau kondisi pasca tindakan dan mempercepat proses penyembuhan. 

Untuk informasi lebih lanjut, silakan chat tim Lamina melalui nomor whatsapp 0811 1443 599. Anda akan diarahkan oleh tim kami untuk berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis di Klinik Lamina.

Kami juga menyediakan layanan konsultasi online untuk memudahkan Anda yang terkendala jarak dan layanan fisioterapi untuk mempercepat proses pemulihan pasca tindakan.

Referensi Penulisan: 

Frequently Asked Questions (FAQ)

Apa Itu Fraktur Kompresi?

Fraktur kompresi adalah salah satu penyebab runtuhnya tulang belakang secara perlahan akibat osteoporosis, cedera ataupun penyakit tumor. Kondisi ini umumnya terjadi pada wanita yang berusia di atas 50 tahun.

Bagaimana Penanganan Fraktur Kompresi?

Penanganannya dapat berupa terapi obat-obatan, istirahat cukup, braces (korset), dan tindakan minimal invasif. Apabila gejala semakin memburuk dan Anda sudah kesulitan beraktivitas, maka teknik minimal invasif seperti kyphoplasty adalah pilihan yang tepat.

Bagaimana Tindakan Kyphoplasty Dapat Mengatasi Fraktur Kompresi?

Tindakan kyphoplasty ini bekerja dengan memasukkan jarum khusus beserta balon ke ruas tulang belakang. Balon kemudian akan dikembangkan untuk membuat ruang di tulang belakang, dan memasukkan semen tulang akrilik untuk mengembalikan bentuk tulang ke posisi semula. Semen tersebut akan mengeras seketika, menguatkan dan menstabilkan tulang belakang yang fraktur. Prosedur ini juga dapat meredakan nyeri punggung akibat fraktur.

Artikel ini telah ditinjau oleh: dr. Yuti Purnamasari

***

Feature photo: © Freepik.com

Share via:
Facebook
Threads
WhatsApp
Artikel Terkait
Artikel Populer
Topik Populer