Cubital Tunnel Syndrome: Penyebab Siku Nyeri yang Sering Diabaikan

cubital tunnel syndrome

Pernahkah Anda merasa nyeri saat tulang di area siku terbentur? Itulah sensasi yang mirip dengan nyeri akibat Cubital Tunnel Syndrome. Saraf ulnaris yang disebut sebagai “funny bone” ini memanjang dari leher bagian samping hingga ke jari-jari tangan.

Cubital Tunnel Syndrome adalah kondisi yang terjadi ketika saraf ulnaris, yang melewati terowongan kubital di sisi dalam siku, mengalami peradangan, pembengkakan, atau iritasi. Saraf ulnaris ini berfungsi penting dalam memberikan sensasi pada jari manis dan kelingking serta mengendalikan beberapa otot tangan.

Apa Penyebab Cubital Tunnel Syndrome?

Cubital Tunnel Syndrome sering terjadi karena kebiasaan atau kondisi tertentu yang memberikan tekanan berulang pada saraf ulnaris atau sering disebut dengan neuropati ulnaris. Penyebabnya meliputi:

  • Kebiasaan menekuk siku: Seperti saat menarik, meraih, atau mengangkat benda.
  • Bertumpu pada siku: Terutama di permukaan keras.
  • Cedera siku: Seperti dislokasi, patah tulang, atau trauma lainnya.
  • Penyakit tertentu: Seperti radang sendi (arthritis) atau taji tulang (bone spurs).

Namun, dalam beberapa kasus, penyebab pasti kondisi ini tidak diketahui.

Apa Saja Gejala Cubital Tunnel Syndrome?

Gejala yang dialami penderita cubital tunnel syndrome bervariasi, tetapi yang paling umum meliputi:

  1. Mati rasa dan kesemutan: Terutama pada jari manis dan kelingking, biasanya ketika siku ditekuk.
  2. Nyeri di malam hari: Mati rasa dan kesemutan yang semakin terasa ketika tidur.
  3. Nyeri di tangan: Khususnya di sisi dalam siku.
  4. Kelemahan otot: Sulit menggenggam benda atau melakukan aktivitas motorik halus seperti mengetik.
  5. Kehilangan kontrol gerakan halus: Akibat kelemahan otot pada tangan atau lengan yang terkena.

Gejala ini bisa menyerupai masalah kesehatan lain, seperti golfer’s elbow (medial epicondylitis). Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.

Baca Juga:  Persiapan Prosedur Epidural Steroid Injection untuk Nyeri Tulang Belakang

Bagaimana Mendiagnosis Cubital Tunnel Syndrome?

Untuk memastikan diagnosis Cubital Tunnel Syndrome, dokter akan melakukan beberapa langkah berikut:

  • Riwayat medis dan pemeriksaan fisik: Untuk memahami pola gejala dan memeriksa saraf ulnaris.
  • Tes konduksi saraf: Mengukur seberapa cepat sinyal melewati saraf untuk mendeteksi kompresi.
  • Elektromiogram (EMG): Memeriksa fungsi saraf dan otot, terutama otot di lengan bawah yang dikendalikan oleh saraf ulnaris.
  • X-ray: Melihat struktur tulang pada siku untuk mendeteksi radang sendi atau taji tulang.

Bagaimana Cara Mengatasi Cubital Tunnel Syndrome?

Cara mengatasi Cubital Tunnel Syndrome umumnya difokuskan untuk mengurangi tekanan pada saraf ulnaris. Beberapa metode yang umum dilakukan meliputi:

  1. Menghindari aktivitas yang memperparah gejala, seperti menekuk siku secara berlebihan.
  2. Menggunakan penyangga atau pelindung siku, seperti brace atau bantalan siku, terutama saat tidur, untuk mengurangi iritasi.
  3. Latihan saraf seperti nerve gliding exercises membantu meningkatkan fleksibilitas dan mengurangi tekanan pada saraf ulnaris.

Penanganan Medis Cubital Tunnel Syndrome di Klinik Lamina

Jika Anda mengalami gejala Cubital Tunnel Syndrome, penting untuk segera mendapatkan perawatan. Klinik Lamina menawarkan berbagai metode pengobatan yang efektif untuk mengatasi kondisi ini, di antaranya:

  1. Obat Oral Anti-Inflamasi Nonsteroid (NSAID)
    Obat-obatan ini digunakan untuk mengurangi peradangan dan nyeri di sekitar saraf ulnaris. NSAID membantu meredakan gejala ringan hingga sedang dengan cepat.
  2. Injeksi Steroid
    Injeksi steroid dapat diberikan untuk mengurangi pembengkakan dan peradangan yang menekan saraf. Pengobatan ini sering digunakan untuk kasus yang lebih berat atau jika metode pengobatan lain belum memberikan hasil maksimal.
  3. Radiofrekuensi Ablasi (RFA)
    RFA efektif dalam meredakan nyeri dengan menghancurkan jaringan saraf yang rusak menggunakan gelombang radiofrekuensi. Metode ini lebih aman dan minimal invasif, sehingga pasien dapat pulih lebih cepat.
  4. Joimax
    Joimax adalah teknologi canggih asal Jerman yang sangat efektif dalam mengatasi saraf kejepit. Tindakan ini terbukti lebih aman, dengan luka sayatan kecil, dan minim risiko komplikasi. Selain rasa nyeri yang hilang, Anda pun bisa langsung beraktivitas setelah tindakan. 
Baca Juga:  Mengenal Kode ICD 10 HNP atau Saraf Kejepit

Bagaimana Cara Mencegah Cubital Tunnel Syndrome?

Pencegahan Cubital Tunnel Syndrome dapat dilakukan dengan langkah-langkah sederhana, seperti:

  • Menghindari bertumpu pada siku dalam waktu lama, terutama di permukaan keras.
  • Melakukan peregangan dan menjaga fleksibilitas lengan.
  • Menghangatkan tubuh sebelum berolahraga atau melakukan aktivitas berulang.

Kapan Harus Menghubungi Dokter?

Segera berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami:

  • Nyeri yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
  • Gejala yang tidak membaik atau justru memburuk meskipun sudah menjalani pengobatan.
  • Mati rasa, kesemutan, atau kelemahan di lengan atau tangan.

Cubital Tunnel Syndrome adalah kondisi yang memengaruhi saraf ulnaris pada siku, menyebabkan nyeri, mati rasa, dan kelemahan otot. 

Penyebabnya meliputi tekanan berulang, cedera, atau penyakit tertentu, meskipun dalam beberapa kasus penyebabnya tidak diketahui. Pengobatan dapat dilakukan dengan istirahat, obat antiinflamasi, latihan saraf, atau bahkan operasi jika diperlukan.

Dengan memahami gejala, penyebab, dan pengobatan, Anda dapat mencegah dan menangani Cubital Tunnel Syndrome dengan lebih baik. 

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan. Tetap jaga kesehatan siku untuk aktivitas yang lebih nyaman setiap hari.

Jika Anda memiliki masalah saraf kejepit atau nyeri tulang belakang, jangan ragu untuk konsultasi dengan ahli kami. Segera buat janji melalui WhatsApp di 0811-1443-599.

Klinik Lamina hadir di lokasi strategis: Mampang, dengan cabang di Cibubur, Kuningan, dan Pulomas. Kami juga menyediakan layanan telekonsultasi dan ambulans, sehingga Anda tetap bisa mendapatkan perawatan meski terkendala jarak.

Untuk informasi jadwal praktik dokter dan layanan konsultasi, klik tautan berikut ini. Kami siap membantu Anda kembali aktif tanpa rasa nyeri!

Share via:
Facebook
Threads
WhatsApp
Artikel Terkait
Artikel Populer
Topik Populer