Waspadai Pengapuran Tulang Belakang Sebagai Penyebab Saraf Kejepit

pengapuran tulang belakang

Tulang belakang adalah struktur vital yang menopang tubuh dan melindungi saraf-saraf penting dalam sistem saraf manusia. 

Namun, seiring bertambahnya usia atau akibat faktor tertentu, tulang belakang dapat mengalami pengapuran, yaitu proses penumpukan kalsium dan perubahan degeneratif yang mengakibatkan pengerasan dan penebalan jaringan di sekitarnya. 

Kondisi ini tidak hanya menimbulkan keluhan nyeri dan kekakuan, tetapi juga sering menjadi penyebab utama terjadinya saraf kejepit, sebuah masalah serius yang dapat mengganggu kualitas hidup dengan gejala nyeri menusuk, kesemutan, hingga kelemahan otot.

Memahami pengapuran tulang belakang sebagai penyebab saraf kejepit menjadi langkah penting, agar kita dapat mengenali gejalanya sejak dini dan mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah komplikasi lebih parah.

Apa itu Pengapuran Tulang Belakang?

Pengapuran tulang belakang, dalam istilah medis sering disebut sebagai osteoartritis atau spondilosis, adalah proses degenerasi pada struktur tulang belakang yang meliputi tulang, sendi facet, dan bantalan tulang rawan antar ruas tulang belakang. 

Kondisi ini melibatkan penumpukan kalsium pada tulang dan jaringan sekitarnya, yang menyebabkan pertumbuhan tonjolan tulang (osteofit) dan pengerasan ligamen serta jaringan lunak di sekitar tulang belakang.

Seiring waktu, struktur tulang dan jaringan yang mengeras tersebut dapat menyempitkan ruang di sekitar saraf tulang belakang, khususnya di kanal tulang belakang atau foramen intervertebralis, di mana saraf-saraf keluar menuju bagian tubuh lainnya. Proses pengapuran juga mengurangi elastisitas bantalan antar ruas tulang belakang, yang kemudian mempercepat kerusakan dan menimbulkan nyeri serta kekakuan.

Pengapuran Tulang Belakang Sebagai Penyebab Saraf Kejepit

Saraf kejepit (juga dikenal sebagai kompresi saraf atau radikulopati) terjadi ketika saraf tulang belakang tertekan akibat beberapa faktor mekanis. Salah satunya adalah pengaruh pengapuran yang membuat ruang tempat saraf berada menjadi sempit. Berikut penjelasan lebih rinci:

  • Osteofit atau tonjolan tulang yang terbentuk akibat pengapuran dapat menekan akar saraf yang keluar dari tulang belakang. Tekanan ini menyebabkan gangguan fungsi saraf yang mengakibatkan rasa sakit, kesemutan, mati rasa, atau kelemahan pada area tubuh yang bersaraf tersebut.
  • Penebalan ligamen akibat pengapuran juga menambah beban pada ruang saraf, semakin mempersempit celah keluarnya saraf.
  • Degenerasi bantalan tulang rawan yang menyertai pengapuran menjadikan ruas tulang belakang kurang stabil dan memungkinkan terjadinya herniasi atau pergeseran bantalan (diskus) yang turut menekan saraf.
  • Kondisi ini paling sering terjadi pada tulang belakang bagian leher (servikal) dan pinggang (lumbar) karena kedua area ini paling banyak bergerak dan menopang beban tubuh.

Gejala yang timbul dari saraf kejepit yang disebabkan oleh pengapuran biasanya berupa nyeri menjalar, kesemutan, mati rasa, dan kelemahan otot di area yang dipersarafi. Jika tidak ditangani, saraf yang terus tertekan dapat mengalami kerusakan permanen.

Diagnosis Saraf Kejepit Akibat Pengapuran Tulang Belakang

Untuk memastikan bahwa pengapuran pada tulang belakang menjadi penyebab saraf kejepit, dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh yang meliputi:

  • Riwayat kesehatan dan gejala pasien secara detail.
  • Pemeriksaan fisik seperti tes refleks, kekuatan otot, dan sensitivitas saraf.
  • Pencitraan medis seperti rontgen untuk melihat tulang dan osteofit, MRI untuk memeriksa jaringan lunak dan saraf, CT scan untuk evaluasi lebih detail kanal tulang belakang.

Mengatasi Saraf Kejepit Akibat Pengapuran Tulang Belakang

Penanganan saraf kejepit yang berhubungan dengan pengapuran biasanya dimulai dengan pendekatan konservatif sebelum mempertimbangkan tindakan operasi, yang dapat meliputi:

  • Modifikasi aktivitas untuk menghindari aktivitas yang memperberat tekanan pada saraf.
  • Fisioterapi untuk menguatkan otot-otot penyangga tulang belakang dan meningkatkan mobilitas.
  • Pemberian obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dan analgesik untuk mengurangi nyeri dan peradangan.
  • Injeksi kortikosteroid untuk menurunkan inflamasi di sekitar saraf.
  • Terapi pendukung lain seperti penggunaan alat bantu atau program rehabilitasi khusus.

Namun, apabila pengobatan konservatif tidak berhasil mengatasi gejala saraf kejepit yang parah atau kronis, tindakan bedah menjadi pilihan untuk melepaskan tekanan saraf.

Solusi Penanganan Saraf Kejepit Tanpa Operasi dengan Joimax di Klinik Lamina

Salah satu inovasi terbaru dalam penanganan saraf kejepit akibat pengapuran adalah teknologi minimal invasif menggunakan metode Joimax. Klinik Lamina di Indonesia merupakan salah satu fasilitas medis yang menyediakan layanan ini.

Berikut ulasan tentang Joimax sebagai teknologi terbaik untuk saraf kejepit: 

  • Teknologi Joimax berasal dari Jerman dan merupakan standar dunia dalam prosedur endoskopi untuk masalah tulang belakang.
  • Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan alat endoskop kecil dilengkapi kamera definisi tinggi ke dalam area tulang belakang melalui sayatan kecil.
  • Melalui monitor, dokter dapat melihat kondisi saraf dan jaringan sekitarnya secara jelas untuk melakukan tindakan dekompresi, yaitu mengangkat tonjolan tulang, ligamen menebal, atau bantalan yang menekan saraf tanpa merusak jaringan sehat.
  • Keunggulan metode ini adalah minimal invasif, trauma jaringan minimal, sayatan yang sangat kecil, risiko perdarahan dan infeksi rendah, serta proses pemulihan yang lebih cepat dibandingkan operasi terbuka konvensional.
  • Pasien biasanya dapat kembali menjalani aktivitas ringan dalam waktu singkat setelah prosedur.
  • Klinik Lamina juga menawarkan pelayanan terpadu mulai dari konsultasi, pemeriksaan diagnostik, tindakan Joimax, hingga terapi pemulihan pasca tindakan seperti fisioterapi dan hydrotherapy.

Tindakan Joimax di Lamina terbukti efektif menangani berbagai kasus saraf kejepit pada tulang belakang bagian leher (cervical), punggung (thoracal), dan pinggang (lumbar), dengan tingkat keberhasilan tinggi mencapai 95%. 

Teknologi ini menjadi solusi mutakhir yang memberikan alternatif optimal bagi pasien yang ingin menghindari risiko dan komplikasi operasi terbuka konvensional.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang pengapuran tulang belakang sebagai penyebab saraf kejepit dan kemajuan teknologi medis terkini seperti Joimax di Klinik Lamina, pasien memiliki harapan besar untuk mendapatkan penanganan yang efektif, minim risiko, dan mempercepat proses kesembuhan secara optimal. 

Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala saraf kejepit, konsultasi dengan dokter spesialis di Klinik Lamina dapat menjadi langkah tepat untuk mendapatkan solusi terbaik sesuai kondisi medis Anda.

Untuk informasi lebih lanjut terkait jadwal konsultasi, silakan menghubungi tim Lamina melalui nomor Whatsapp 0811-1443-599.

Frequently Asked Question (FAQ)

  1. Apa itu pengapuran tulang belakang dan bagaimana bisa menyebabkan saraf kejepit?
    Pengapuran tulang belakang adalah proses penumpukan kalsium dan pengerasan pada tulang dan jaringan sekitar yang menyebabkan ruang saraf menyempit, sehingga saraf bisa terjepit dan menimbulkan nyeri atau gangguan saraf.
  2. Apa saja gejala yang biasanya muncul akibat saraf kejepit karena pengapuran tulang belakang?
    Gejala umum meliputi nyeri tajam atau menjalar, kesemutan, mati rasa, dan kelemahan otot pada area yang dipersarafi saraf yang terjepit.
  3. Bagaimana penanganan saraf kejepit akibat pengapuran tulang belakang?
    Penanganan awal biasanya konservatif seperti fisioterapi, obat anti inflamasi, dan modifikasi aktivitas. Jika gejala parah, tindakan minimal invasif seperti Endoskopi Joimax dapat dilakukan untuk melepaskan tekanan saraf dengan risiko rendah dan pemulihan cepat.

***

Sumber foto: Freepik

Facebook
WhatsApp
Artikel Terkait
Artikel Populer
Topik Populer