Syaraf leher kejepit merupakan salah satu penyebab nyeri yang menjalar hingga ke jari-jari tangan. Bahkan tidak hanya nyeri, tetapi juga kesemutan, kebas atau baal.
Kondisi ini memerlukan penanganan yang tepat, sebelum melumpuhkan segala aktivitas harian Anda.
Daftar isi
- Struktur Tulang Belakang
- Peran Diskus atau Bantalan Antartulang
- Syaraf Leher Kejepit atau Radikulopati Servikal
- Penyebab Syaraf Leher Kejepit atau Radikulopati Servikal
- Terapi Syaraf Leher Kejepit
- Teknologi PECD dan Radiofrekuensi Ablasi
- FAQ Tentang Saraf Leher Terjepit
- Apa saja gejala yang dirasakan saat mengalami saraf kejepit di leher?
- Apakah saraf leher yang terjepit bisa menyebabkan kesemutan?
- Apa yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala saraf kejepit di leher?
- Apa dampak dari penyempitan saraf di tulang leher?
- Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan saraf kejepit di leher?
Struktur Tulang Belakang
Tulang belakang terdiri dari vertebra yang saling bertumpuk satu sama lain. Tulang ini memanjang dari leher hingga tulang ekor sehingga menciptakan lekukan atau kelengkungan alami tulang belakang.
Manusia memiliki tulang belakang yang terdiri dari tiga segmen, yakni leher (servikal), dada/punggung (torak) dan pinggang (lumbar/lumbal).
Area lumbar terdiri dari lima ruas dan bentuknya lebih besar karena sesuai dengan fungsinya untuk menopang beban tubuh yang lebih besar.
Sedangkan leher terdiri dari 7 ruas, mulai dari dasar tengkorak dan berakhir pada dada bagian atas. Tulang leher ini berperan menopang berat kepala dan menghubungkannya ke bahu dan tubuh.
Area leher kurang terlindungi daripada bagian tulang belakang lainnya, sehingga membuatnya lebih rentan terhadap cedera dan gangguan tertentu yang mengakibatkan nyeri dan terbatasnya gerakan.
Pada leher, bantalan sendinya lebih kecil karena susunan tulangnya lebih rapat ketimbang ruas tulang belakang lainnya.
Antara tulang belakang ada bantalan datar, bulat, layaknya jeli atau karet (cakram intervertebralis) yang bertindak sebagai peredam kejut dan memungkinkan tulang belakang bergerak ke segala arah, misalnya membungkuk.
Otot dan ligamen area ini juga memungkinkan gerakan tersebut sambil bekerja menopang dan menjaga stabilitas tulang belakang dan tubuh bagian atas.
Peran Diskus atau Bantalan Antartulang
Bantalan yang berfungsi sebagai peredam kejut (shock absorber) antara masing-masing ruas tulang belakang leher menipis seiring dengan bertambahnya usia.
Dengan kondisi ini, struktur sekitarnya dapat mengalami perubahan, misalnya ketebalan berkurang, terjadi herniasi (isi dari diskus tersebut bocor) dan kelenturannya berkurang.
Cedera pada diskus terjadi akibat pergerakan leher lama kelamaan menekan diskus. Robekan anulus menyebabkan keluarnya nukleus pulposus dari bagian tengah.
Proses terjadinya herniasi diskus adalah kombinasi kompresi mekanis saraf oleh nukleus pulposus yang menggembung. Bila disertai dengan robekan annulus fibrosus maka isi bantalan sendi keluar dan menekan saraf tulang belakang atau hernia nukleus pulposus (HNP).
Kondisi saraf kejepit ini bisa terjadi pada ruas leher atau saraf leher kejepit atau istilah lainnya adalah radikulopati servikalis
Syaraf Leher Kejepit atau Radikulopati Servikal
Pasien dengan radikulopati servikalis lebih sering datang dengan keluhan nyeri pada leher, kesemutan/parestesia, dan nyeri yang menjalar (radikuler) hingga ke tangan dan bahkan ada yang sampai kaki.
Kadangkala nyeri juga muncul pada tulang belikat (skapula), bervariasi dari ringan hingga berat.
Nyeri akibat syaraf leher kejepit muncul bila ada jepitan pada ruas C4, C6, dan C7.
Gejala yang muncul bergantung pada lokasi syaraf leher yang kejepit.
- C5 – nyeri pada leher, bahu, tulang belikat, mati rasa lengan luar, kelemahan otot bahu, sulit memutar lengan, menekuk siku.
- C6 – nyeri pada leher, bahu, skapula, lengan/tangan, kebas pada lengan bawah, ibu jari, dan jari telunjuk.
- C7 – nyeri leher, bahu, menjalar ke jari tengah dan telunjuk, dan kebas pada telapak. Kelemahan pada siku dan pergelangan tangan. Kelemahan saat merenggangkan jari, dan sulit menekuk pergelangan tangan. Kesemutan pada semua jari.
- T1 – nyeri leher, lengan, kebas, sulit menggerakkan jari.
Gejala syaraf leher kejepit pada umumnya berupa:
- -nyeri pada tengkuk atau bagian belakang kepala,
- -kesemutan atau seperti jarum yang menusuk dan menjalar dari leher ke tangan,
- -tangan terasa baal
- -kelemahan pada bahu, siku, maupun jari tangan
- -gangguan keseimbangan,
- -gangguan koordinasi gerak halus (mengancingkan baju, menulis, dan lainnya)
- -kelumpuhan
Penyebab yang lain dari kebas akibat syaraf leher kejepit adalah adanya osteofit (tonjolan tulang atau taji tulang/bone spurs) sekitar akar saraf. Jika tonjolan tulang ini cukup besar, sangat mungkin menyebabkan iritasi dan menjepit saraf leher. sehingga gejalanya sama dengan HNP.
Penyebab Syaraf Leher Kejepit atau Radikulopati Servikal
Penyebab syaraf leher kejepit antara lain:
- – ketegangan otot leher (neck strain)
- – pengapuran (osteoarthritis)
- – spondilosis leher akibat proses penuaan pada tulang leher
- – postur tubuh yang buruk (sering menunduk saat bekerja dengan pc atau handphone)
- – cedera leher (whiplash injury)
- – penonjolan bantalan tulang (herniasi nukleus pulposus/hnp) pada ruas tulang leher
- – penyakit seperti diabetes, infeksi, tumor
- – gaya hidup sedentari atau tidak pernah berolahraga
- – cacat sejak lahir
- – proses penuaan
Ada faktor lain yang membuat Anda rentan mengalami saraf leher kejepit, yaitu genetik, obesitas, sering membungkuk dan mengangkat benda berat, bekerja dengan mesin getar, menyetir dalam waktu lama, dan cedera/jatuh baik kecelakaan atau olahraga.
Terapi Syaraf Leher Kejepit
Bila hasil pemeriksaan klinis dan pemeriksaan radiologis Anda menunjukkan gambaran adanya saraf leher kejepit, maka dokter akan menyusun rencana penanganannya.
Obat syaraf kejepit di leher ini dokter akan meresepkan obat antinyeri nonsteroid (OAINS) yang kadang dokter akan menggabungkannya dengan latihan fisik (rehabilitasi medik).
Bila saraf leher kejepit Anda tidak merespons dengan hal tersebut di atas, dokter akan mempertimbangkan terapi saraf leher kejepit terkini yakni PECD.
Teknologi PECD dan Radiofrekuensi Ablasi
Saat ini dengan perkembangan teknologi kedokteran semakin pesat. Begitu pula dengan penanganan saraf terjepit leher. Dahulu kondisi ini perlu tindakan operasi besar. Namun kini tidak lagi.
Teknologi ini adalah endoskopi leher atau Percutaneous Endoscopic Cervical Discectomy (PECD) dapat menjadi salah satu pilihan untuk membebaskan saraf leher agar tidak lagi terjepit oleh menonjolnya bantalan tulang.
Keunggulan PECD hanya dengan sayatan sekitar 7 mm dan tidak merusak jaringan sekitarnya.
Selain itu ada teknologi radiofrekuensi ablasi (RFA) yang juga dapat membantu meredakan nyeri akibat syaraf leher kejepit.
FAQ Tentang Saraf Leher Terjepit
Apa saja gejala yang dirasakan saat mengalami saraf kejepit di leher?
Saraf kejepit di leher dapat menyebabkan nyeri tajam atau seperti tersetrum, yang bisa menjalar ke bahu, lengan, hingga jari tangan. Selain itu, penderita juga bisa mengalami kesemutan, kebas, mati rasa, dan kelemahan otot, terutama jika saraf yang terjepit semakin tertekan. Gejala ini dapat bervariasi tergantung pada lokasi jepitan saraf di ruas leher.
Apakah saraf leher yang terjepit bisa menyebabkan kesemutan?
Ya, salah satu gejala umum dari saraf kejepit di leher adalah kesemutan yang bisa menjalar ke bahu, lengan, hingga jari tangan. Hal ini terjadi karena tekanan pada saraf yang mengganggu sinyal saraf menuju area yang dipersarafi. Selain kesemutan, kondisi ini juga dapat menyebabkan mati rasa dan kelemahan otot, terutama saat melakukan aktivitas seperti menulis atau mengangkat benda.
Apa yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala saraf kejepit di leher?
Beberapa langkah yang bisa membantu meredakan nyeri akibat saraf leher kejepit antara lain:
Terapi fisik atau rehabilitasi medik jika gejala terus berlanjut.
Jika kondisi semakin parah dan tidak membaik dengan metode konservatif, dokter mungkin akan menyarankan prosedur medis seperti endoskopi PECD atau radiofrekuensi ablasi (RFA).
Kompres dingin atau hangat secara bergantian untuk mengurangi peradangan dan nyeri.
Minum obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen, sesuai anjuran dokter.
Melakukan peregangan leher secara perlahan, untuk mengurangi ketegangan otot.
Memperbaiki postur tubuh, terutama saat bekerja di depan komputer atau menggunakan ponsel.
Apa dampak dari penyempitan saraf di tulang leher?
Jika terjadi penyempitan saraf di tulang leher, ruas tulang belakang bisa menjepit akar-akar saraf dan menyebabkan nyeri kronis, kaku, hingga mati rasa di area leher, bahu, dan lengan. Pada kasus yang lebih parah, kondisi ini bisa mempengaruhi keseimbangan tubuh, gangguan koordinasi gerak halus, dan bahkan berisiko menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan jika tidak segera ditangani.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan saraf kejepit di leher?
Lama penyembuhan saraf kejepit di leher sangat bergantung pada tingkat keparahan dan metode pengobatan yang digunakan. Dalam kasus ringan, gejala bisa membaik dalam 4–6 minggu dengan istirahat dan terapi fisik. Namun, jika kondisi lebih serius dan membutuhkan tindakan medis seperti PECD atau RFA, waktu pemulihan bisa lebih cepat dibandingkan dengan operasi terbuka.