Pengidap Obesitas Rentan Terkena Saraf Kejepit, Benarkah?

obesitas rentan terkena saraf kejepit

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan saraf kejepit adalah kelebihan berat badan atau obesitas. Obesitas telah menjadi masalah umum yang sering diabaikan dalam masyarakat kita. Padahal, kondisi ini bisa memicu penyakit lainnya, seperti saraf kejepit. Lantas, mengapa penderita obesitas rentan alami saraf kejepit? Berikut penjelasannya.

Saraf Kejepit Akibat Obesitas

Saraf kejepit atau herniated nucleus pulposus (HNP) adalah kondisi yang terjadi akibat bantalan tulang pada ruas tulang belakang yang bergeser atau menonjol sehingga menekan saraf di sekitarnya.

Pada penderita obesitas, ligamen atau bantalan antar tulangnya itu lemah. Sehingga, setiap gerakannya bisa meningkatkan risiko bergesernya tulang dan menekan saraf di sekitarnya. Berbagai aktivitas seperti membawa beban berat, postur tubuh yang salah dan duduk terlalu lama bisa menambah tekanan pada diskus tulang belakang. Hal inilah yang bisa menyebabkan saraf kejepit.

Jepitan saraf tulang belakang dapat menimbulkan rasa nyeri yang bisa mengganggu berbagai rutinitas yang Anda lakukan. Kondisi ini bisa menyebabkan gejala nyeri pada leher, punggung bawah (pinggang), atau punggung atas, tergantung lokasi saraf yang terjepit.

Gejala lain yang mungkin timbul, yaitu:

  • Mati rasa atau kebas pada bagian yang terkena saraf kejepit
  • Kesemutan yang berlangsung lama biasanya pada tangan atau kaki
  • Rasa nyeri yang menjalar keluar hingga ke tungkai
  • Muncul sensasi nyeri seperti tertusuk atau terbakar
  • Kelemahan otot akibat salah satu saraf motorik mengalami tekanan  
  • Pada kasus yang parah, penderita sulit menahan buang air kecil atau buang air besar

Faktor Risiko Lainnya

Selain obesitas, kondisi di bawah ini bisa meningkatkan risiko terkena saraf kejepit, antara lain:

  • Degeneratif, akibat kondisi wear and tear yang mengakibatkan keausan pada tulang dan sendi.
  • Pekerja dengan aktivitas yang lebih banyak menggunakan waktunya untuk duduk di depan laptop dan kurang bergerak.
  • Faktor genetik. Jika memiliki riwayat keluarga yang pernah mengalami saraf kejepit.
  • Atlet olahraga yang rentan terkena cedera pada persendiannya.
  • Perokok. Rokok dapat mengurangi suplai oksigen ke diskus, sehingga mengakibatkan kondisi diskus lebih mudah mengalami kerusakan atau gangguan.
Baca Juga:  Beda Nyeri Tulang dan Nyeri Sendi Yang Perlu Diketahui!

Cara Mencegah Saraf Kejepit

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah terkena saraf kejepit, yaitu salah satunya dengan rutin berolahraga. Olahraga bertujuan untuk menguatkan stabilisasi otot batang (trunk muscle) dan tulang belakang.

Pada penderita obesitas mungkin akan kesulitan untuk melakukan olahraga yang membutuhkan gerakan tertentu. Anda bisa mencoba melakukan peregangan (stretching) setiap pagi atau mulailah berjalan kaki sekitar satu hingga dua jam per hari. Jika melakukan pekerjaan yang membuat Anda harus duduk lama di depan laptop atau komputer setiap harinya, pastikan untuk menjaga postur tubuh dengan baik. Hal ini akan membantu mengurangi tekanan pada tulang belakang.

Jangan lupa juga untuk menjaga berat badan agar tidak bertambah dengan asupan makanan yang tepat dan bergizi seimbang. Selain itu, hindari rokok ataupun alkohol yang bisa meningkatkan risiko obesitas dan saraf kejepit.

Penanganan Saraf Kejepit

Jika nyeri semakin parah hingga Anda kesulitan bergerak dan beraktivitas, maka segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk pengobatan lebih lanjut.

Dokter akan bertanya tentang riwayat kesehatan dan gejala apa yang dirasakan. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan merekomendasikan pemeriksaan penunjang seperti MRI. MRI digunakan untuk memastikan tingkat keparahan saraf kejepit dan menegakkan diagnosa.

Pada tahap awal, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan pereda nyeri untuk mengurangi gejalanya. Namun, apabila gejala menetap maka dokter akan menyarankan metode pengobatan lainnya.

Di Lamina Pain and Spine Center, dokter akan merekomendasikan tindakan endoskopi Joimax untuk mengatasi saraf kejepit. Endoskopi Joimax merupakan tindakan minimal invasif yang lebih aman karena tidak memotong banyak jaringan di sekitarnya. Sebagai tindakan yang minim risiko, endoskopi Joimax yang berasal dari Jerman ini merupakan pilihan tepat untuk pengobatan saraf kejepit tanpa operasi.

Baca Juga:  Perhatikan! Ada Pantangan Makanan yang Harus Dihindari Penderita Saraf Kejepit

Keunggulan lain dari endoskopi Joimax ini adalah waktu tindakan yang relatif singkat, hanya menggunakan lokal anestesi, dan waktu penyembuhan lebih cepat. Jika hasil observasi pasca tindakan tidak bermasalah dan tidak ada keluhan, maka Anda dapat langsung pulang dan kembali beraktivitas.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi Care Line Officer Klinik Lamina pada nomor kontak yang tertera. Anda juga bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis penyakit dalam kami, dr.Melsa Aprima, SpPD, terkait masalah obesitas. Apabila ada keluhan nyeri pada tulang belakang, dr. Melsa akan merujuk ke dokter spesialis bedah saraf di Lamina.

Semoga bermanfaat!

Referensi:

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/herniated-disk/symptoms-causes/syc-20354095

https://www.verywellhealth.com/will-my-obesity-cause-a-herniated-disk-296741

Share via:
Artikel Terkait
Promo Terbaru
Artikel Populer
Topik Populer