Endoskopi BESS atau Biportal Endoscopic Spinal Surgery merupakan tindakan endoskopi tulang belakang, yang bertujuan untuk mengatasi berbagai masalah pada tulang belakang, seperti saraf kejepit dan stenosis spinal. Sebagai pengganti teknik bedah terbuka atau operasi konvensional, BESS memiliki keunggulan dan kekurangan dalam prosedurnya. Seperti apa? Simak ulasan selengkapnya di sini.
Daftar isi
- Menggunakan Teknik Biportal
- Indikasi BESS untuk Masalah Tulang Belakang
- Kelebihan BESS
- Kekurangan BESS
- Pertanyaan Seputar Endoskopi BESS untuk Mengobati Saraf Kejepit
- Apa Risiko dari Operasi Tulang Belakang dengan Teknik Endoskopi?
- Apa yang Dimaksud dengan Operasi BESS?
- Apakah Endoskopi BESS Bisa Menggunakan BPJS?
- Apa Saja Efek Samping dari Operasi Saraf Kejepit?
- Apakah Operasi Saraf Kejepit Bisa Menyebabkan Kelumpuhan?
Menggunakan Teknik Biportal

Biasanya saraf kejepit terjadi pada area tulang belakang, seperti leher, punggung ataupun punggung bawah (pinggang). Saat ini, semakin banyak orang yang meninggalkan operasi bedah terbuka karena kekhawatiran akan risiko kelumpuhan. Namun, teknologi terkini telah menjawab semuanya, bahwa endoskopi BESS adalah salah satu solusi untuk penanganan saraf kejepit tanpa harus melakukan operasi besar.
BESS adalah prosedur endoskopi yang menggunakan dua portal atau lubang sebagai pintu masuk untuk kamera khusus dan alat dekompresi endoskopi lainnya. Kamera khusus tersebut tersambung dengan layar monitor HD. Fungsinya yaitu agar dokter dapat melihat dengan jelas kondisi serta lokasi saraf yang terjepit.
Indikasi BESS untuk Masalah Tulang Belakang
Prosedur endoskopi ini dapat membantu mengatasi berbagai masalah tulang belakang, seperti:
- Stenosis spinal, kondisi yang terjadi karena penyempitan ruas tulang belakang sehingga menekan saraf tulang belakang. Pada kasus stenosis berat dengan banyak pengapuran, juga bisa menggunakan BESS.
- Faktor degeneratif yang membuat tulang belakang mengalami keausan.
- Saraf kejepit atau herniated nucleus pulposus (HNP), akibat bantalan tulang yang menonjol dan menekan saraf di sekitarnya.
- Osteofit atau taji tulang yang biasanya dialami oleh orang tua atau lansia
Tindakan ini juga bisa dilakukan untuk mengatasi keluhan pasca operasi yang tidak membaik dengan obat ataupun fisioterapi. Untuk pasien yang berisiko tinggi dengan bedah terbuka konvensional, juga bisa menggunakan metode pengobatan BESS.
Kelebihan BESS
Sesuai namanya yaitu biportal, portal atau lubang pertama digunakan untuk melihat kondisi dan lokasi jepitan saraf. Sedangkan portal kedua untuk memudahkan dokter dalam mengambil bantalan tulang yang menjepit saraf.
Berdasarkan teknik biportal tadi, BESS memiliki beberapa kelebihan lainnya, yaitu:
- Dapat melihat dengan jelas bagian dalam saraf karena lapang pandang yang luas
- Dokter dapat dengan mudah mengakses sisi yang berlawanan
- Lebih cocok untuk tindakan stenosis spinal atau pengapuran
- Proses penyembuhan relatif cepat
Kekurangan BESS
Menurut dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS, pakar nyeri dan tulang belakang di Klinik Lamina Pain and Spine Center, di balik keunggulannya tersebut, BESS juga memiliki banyak kekurangan dalam prosedurnya, yaitu:
- Bukan merupakan teknik bedah minimal invasif, karena terlalu banyak mengikis jaringan tulang yang bisa menimbulkan komplikasi jangka panjang
- Tidak sepopuler teknik uniportal, seperti endoskopi Joimax
- Lebih banyak memotong atau mengambil jaringan otot di sekitarnya, sehingga banyak menyebabkan cedera atau kerusakan jaringan
- Berbeda dengan endoskopi Joimax yang hanya membuat satu lubang/ sayatan kecil, BESS membuat dua sayatan untuk memasukkan alat endoskopi
- Risiko indikasi terjadi perdarahan pun lebih besar
- BESS hanya bisa diterapkan untuk kasus-kasus tertentu saja.
Jika Anda ingin prosedur yang lebih aman, silakan berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah saraf kami di Klinik Lamina Pain and Spine Center. Meskipun saraf kejepit bisa sembuh dengan sendirinya, namun pada kasus yang lebih parah sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk penanganan yang tepat.
Anda juga bisa menghubungi Care Line Officer Lamina Pain and Spine Center pada nomor kontak yang tertera.
Semoga bermanfaat!
Baca juga: Endoskopi Tulang Belakang untuk Atasi Saraf Kejepit, Ini Keunggulannya!
Pertanyaan Seputar Endoskopi BESS untuk Mengobati Saraf Kejepit
Apa Risiko dari Operasi Tulang Belakang dengan Teknik Endoskopi?
Meskipun teknik endoskopi dianggap lebih minim invasif dibandingkan operasi terbuka, tetap ada risiko yang bisa terjadi. Beberapa komplikasi yang mungkin dialami pasien setelah operasi tulang belakang endoskopi, termasuk metode BESS, adalah robekan dural (lapisan pelindung sumsum tulang belakang), hematoma pascaoperasi, gangguan saraf sementara, cedera akar saraf, hingga kemungkinan kambuhnya gejala jika tekanan pada saraf tidak tertangani sepenuhnya.
Apa yang Dimaksud dengan Operasi BESS?
Biportal Endoscopic Spinal Surgery (BESS) adalah teknik bedah endoskopi yang dilakukan pada tulang belakang dengan dua lubang kecil (biportal) untuk memasukkan kamera dan alat bedah. Teknik ini memungkinkan dokter untuk melihat kondisi tulang belakang dengan lebih jelas sekaligus melakukan tindakan dekompresi atau pelepasan tekanan pada saraf kejepit. Meskipun tidak sepopuler teknik uniportal seperti endoskopi Joimax, BESS tetap menjadi pilihan untuk pasien dengan stenosis spinal atau masalah tulang belakang lainnya.
Apakah Endoskopi BESS Bisa Menggunakan BPJS?
Beberapa rumah sakit di Indonesia sudah menyediakan layanan endoskopi BESS yang dapat diakses menggunakan BPJS atau JKN-KIS. Dengan adanya program ini, diharapkan lebih banyak masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari teknologi bedah minimal invasif untuk mengatasi saraf kejepit tanpa biaya yang terlalu besar. Namun, cakupan BPJS untuk prosedur ini bisa berbeda di tiap rumah sakit, sehingga sebaiknya pasien berkonsultasi terlebih dahulu mengenai kelayakan klaim BPJS sebelum menjalani tindakan.
Apa Saja Efek Samping dari Operasi Saraf Kejepit?
Seperti prosedur medis lainnya, operasi saraf kejepit, termasuk dengan metode endoskopi, memiliki beberapa risiko efek samping. Beberapa efek samping yang dapat terjadi antara lain nyeri ringan pascaoperasi, infeksi, perdarahan, atau bahkan cedera saraf jika terjadi kesalahan selama prosedur. Dalam kasus tertentu, ada kemungkinan pasien mengalami kekambuhan apabila penyebab utama tekanan pada saraf tidak teratasi sepenuhnya. Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk mengikuti anjuran dokter selama masa pemulihan agar mengurangi risiko komplikasi.
Apakah Operasi Saraf Kejepit Bisa Menyebabkan Kelumpuhan?
Risiko kelumpuhan akibat operasi saraf kejepit sangat kecil, yakni kurang dari 2%. Operasi ini justru bertujuan untuk meredakan tekanan pada saraf, menghilangkan nyeri, serta mencegah kondisi bertambah parah. Dengan teknologi terkini seperti endoskopi BESS, risiko komplikasi semakin dapat diminimalkan karena prosedurnya lebih presisi dan minim invasif dibandingkan dengan operasi terbuka konvensional.