Inilah 10 Penyebab Saraf Kejepit Paling Sering!

apa itu hnp

Apakah kamu sering membungkuk saat bekerja di depan laptop? Atau pernah mengalami cedera saat berolahraga? Hal-hal tersebut ternyata bisa menjadi faktor yang menyebabkan saraf kejepit dan kamu mungkin tidak menyadarinya.

Saraf kejepit dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, apalagi rasa nyerinya bisa menyebar ke bagian tubuh lain dan membuat sulit beraktivitas dengan normal. 

Tak bisa dibiarkan begitu saja, gejala saraf kejepit harus segera ditangani dengan baik, untuk mencegah terjadinya risiko kerusakan saraf secara permanen. 

Lantas, apa sih penyebab saraf kejepit tersering? Simak penjelasannya di sini ya. Untuk itu, mari pahami lebih lanjut apa itu saraf kejepit, penyebab dan cara mengatasinya di artikel berikut. 

Apa itu Saraf Kejepit?

Menurut dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS, dokter spesialis bedah saraf di Klinik Lamina, saraf kejepit adalah kondisi yang terjadi karena adanya tekanan berlebih pada saraf oleh jaringan di sekitarnya, seperti otot, tulang, tulang rawan, tendon, ligamen, dan  jaringan lain. 

Ketika saraf tertekan atau terjepit, maka akan menimbulkan sejumlah gejala seperti nyeri, kebas, kesemutan hingga melemahnya otot di bagian tubuh yang terkena.

Saraf kejepit dapat terjadi di bagian tubuh manapun, namun yang paling sering adalah di area leher, punggung tengah (torakal), punggung bawah (lumbal), dan pergelangan tangan (Carpal tunnel syndrome).

Meski terkadang bisa sembuh dengan sendirinya, dalam beberapa kasus, kondisi ini memerlukan perawatan medis.

Gejala Saraf Kejepit yang Harus Kamu Waspadai

Saraf kejepit dapat menimbulkan berbagai gejala yang berbeda pada penderitanya, seperti:

  • Nyeri tajam dan menjalar
  • Kebas dan kesemutan
  • Kelemahan otot dan sendi di bagian tubuh yang terkena
  • Rasa kaku sehingga sulit menggerakkan anggota tubuh tertentu
  • Nyeri yang semakin parah saat bergerak

Kenali Penyebab Saraf Kejepit Paling Sering

Berikut adalah 10 penyebab tersering yang bisa memicu saraf kejepit:

  1. Hernia Nukleus Pulposus (HNP). Kondisi di mana bantalan antara tulang belakang menonjol keluar dan menekan saraf.
  2. Cedera Fisik Karena Olahraga atau Kecelakaan. Cedera akibat olahraga, kecelakaan, atau aktivitas fisik berat dapat menyebabkan saraf mengalami tekanan. 
  3. Postur tubuh yang buruk. Duduk atau berdiri dengan postur yang salah dalam waktu lama dapat memberikan tekanan berlebih pada tulang belakang dan saraf. 
  4. Kelebihan Berat Badan atau Obesitas. Obesitas menambah beban pada tulang belakang dan sendi, yang dapat meningkatkan risiko saraf kejepit, terutama di bagian punggung bawah. 
  5. Osteoarthritis. Peradangan kronis pada sendi yang dapat menyebabkan pertumbuhan tulang baru yang dapat menekan saraf. Kondisi ini sering kali terjadi pada orang-orang berusia tua
  6. Aktivitas Fisik Berulang. Mengetik, mengangkat benda berat, atau gerakan olahraga tertentu yang berlebihan, biasanya pada atlet atau pekerja yang melakukan pekerjaan manual.
  7. Kehamilan. Wanita hamil sering mengalami saraf kejepit di bagian punggung bawah karena perubahan posisi rahim dan faktor berat badan.
  8. Stenosis spinal. Penyempitan di ruas tulang belakang sehingga menimbulkan tekanan pada saraf tulang belakang. 
  9. Diabetes. Neuropati diabetik, misalnya, dapat memperburuk sensitivitas saraf dan memudahkan terjadinya kompresi.
  10. Spondylolisthesis. Kondisi medis yang terjadi ketika satu atau beberapa ruas tulang belakang bergeser dan keluar dari posisi normal akibat cedera atau faktor degeneratif.
Baca Juga:  Olahraga yang Rentan Menyebabkan Saraf Kejepit di Leher

Pentingnya Diagnosis Dini Saraf Kejepit

Meskipun pada beberapa kasus saraf kejepit dapat membaik dengan sendirinya, namun diagnosis dini penting dilakukan. Diagnosis dini bermanfaat untuk:

  1. Mencegah kerusakan saraf permanen
  2. Mencegah penurunan mobilitas dan fungsi tubuh. 
  3. Menghindari intervensi bedah 
  4. Mengurangi risiko komplikasi lain

Bagaimana Cara Mengobati Saraf Kejepit?

Pada tahap awal pengobatan, wawancara medis (anamnesis), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti MRI dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Dengan diagnosis yang tepat, dokter dapat menentukan metode pengobatan yang akan digunakan.

Berbagai metode pengobatan telah dikembangkan, salah satunya menggunakan teknologi Joimax, yang menawarkan pendekatan minimal invasif dalam penanganan saraf kejepit. Joimax adalah teknologi canggih asal Jerman untuk mengatasi saraf kejepit dan masalah tulang belakang lainnya dengan metode minimal invasif. 

Teknologi ini memungkinkan dokter untuk melakukan prosedur bedah dengan satu sayatan kecil sebesar 7 mm, sehingga lebih aman dan minim risiko. Dengan Joimax, proses penyembuhan lebih cepat dan risiko komplikasi sangat minimal. 

Hubungi Klinik Lamina untuk Diagnosis dan Pengobatan Saraf Kejepit

Jika Anda mengalami saraf kejepit yang sudah mengganggu aktivitas harian, maka segeralah periksakan diri ke Klinik Lamina. Lamina adalah penyedia layanan kesehatan terpercaya yang memiliki tim dokter spesialis berpengalaman dengan teknologi pengobatan canggih untuk saraf kejepit. 

Lamina juga menyediakan layanan konsultasi online bagi Anda yang terkendala jarak untuk datang langsung ke klinik. Klinik kami memiliki empat cabang di Jakarta, yaitu di Mampang, Cibubur, Kuningan, dan Pulomas.

Untuk informasi lebih detail tentang saraf kejepit dan janji konsultasi dengan dokter, silahkan chat tim Lamina ke nomor Whatsapp 0811-1443-599.

Pertanyaan tentang Penyebab Saraf Kejepit

Apa itu saraf kejepit?

Apa yang menyebabkan seseorang terkena saraf kejepit?

Saraf kejepit terjadi ketika ada tekanan berlebihan pada saraf, yang bisa disebabkan oleh postur tubuh yang salah, cedera, atau pembengkakan di sekitar saraf. Faktor-faktor seperti aktivitas fisik berat, cedera olahraga, atau duduk terlalu lama dalam posisi yang tidak ergonomis juga dapat memicu kondisi ini.

Bagaimana cara menangani saraf kejepit?

Penanganan saraf kejepit bisa berupa istirahat, kompres dingin atau panas, terapi fisik, penggunaan obat anti-inflamasi, hingga bedah minimal invasif (metode Joimax) dalam kasus yang parah.

Apa penyebab utama saraf kejepit?

Saraf kejepit dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti trauma berat akibat jatuh, trauma ringan yang terjadi berulang dalam jangka waktu lama, tumor, penebalan ligamen, atau penuaan. Gejala umumnya meliputi rasa nyeri tajam, tertusuk, atau sensasi terbakar yang menjalar di area yang terpengaruh.

Apa saja ciri-ciri saraf kejepit?

Ciri-ciri saraf kejepit antara lain:

Cengkeraman atau kekuatan otot yang melemah.

Nyeri tajam atau menusuk yang sering menjalar ke bagian tubuh lain.

Mati rasa atau kesemutan.

Kelemahan otot di area yang terkena.

Sensasi terbakar di sekitar saraf.

Kesulitan menggerakkan anggota tubuh tertentu.

Apa yang harus dilakukan jika terkena saraf kejepit?

Jika mengalami saraf kejepit, langkah awal yang bisa dilakukan meliputi fisioterapi, penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid, serta terapi panas atau dingin untuk mengurangi nyeri dan peradangan. Jika gejala tidak membaik, dokter mungkin menyarankan terapi steroid atau prosedur minimal invasif seperti Joimax untuk penanganan lebih lanjut.

Referensi Penulisan: 

***

Featured photo from Freepik

Share via:
Facebook
Threads
WhatsApp
Artikel Terkait
Artikel Populer
Topik Populer