Waspada! Atrofi Otot Tanda Saraf Kejepit Sudah Parah

atrofi otot

Ketika ingin beraktivitas dan otot terasa lemah sehingga sulit bergerak, bisa jadi itu gejala atrofi otot. Atrofi otot mungkin sering tidak disadari, namun ternyata dampaknya nyata dalam rutinitas sehari-hari yang dilakukan. 

Salah satu penyebab utama yang sering diabaikan adalah saraf kejepit. Jika dibiarkan, saraf kejepit yang tidak tertangani dapat memicu atrofi otot, sebuah kondisi di mana otot mulai mengecil dan kehilangan kekuatannya. 

Untuk memahaminya lebih lanjut, simak penjelasan selengkapnya di artikel ini. 

Mengenal Apa Itu Atrofi Otot

Atrofi otot adalah kondisi medis yang terjadi ketika massa otot menyusut karena hilangnya jaringan otot. Hal ini terjadi karena otot kekurangan aktivitas fisik, rangsangan saraf, atau nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatannya. 

Pada kasus yang lebih parah, atrofi otot tidak hanya memengaruhi fungsi otot tetapi juga dapat menghambat kemampuan seseorang untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

Jenis Atrofi Otot

Atrofi otot dapat dikelompokkan menjadi dua jenis utama berdasarkan penyebabnya:

1. Atrofi Otot Fisiologis

Jenis ini terjadi akibat kurangnya aktivitas fisik. Contohnya adalah pada orang yang harus beristirahat total dalam waktu lama, seperti setelah operasi besar atau cedera. 

Atrofi fisiologis biasanya bersifat sementara dan dapat diatasi dengan latihan fisik teratur setelah pemulihan.

2. Atrofi Otot Neurogenik

Atrofi jenis ini lebih serius karena disebabkan oleh gangguan pada saraf yang berperan dalam mengontrol otot. 

Saraf kejepit, cedera tulang belakang, atau penyakit saraf tertentu seperti multiple sclerosis dapat memutus komunikasi antara otak dan otot, sehingga otot kehilangan fungsinya.

Penyebab Atrofi Otot

Beberapa penyebab utama atrofi otot meliputi:

  • Imobilisasi akibat cedera, sakit, atau usia lanjut.
  • Saraf kejepit yang menghalangi sinyal dari saraf ke otot.
  • Kekurangan nutrisi, terutama protein dan kalori.
  • Penyakit degeneratif seperti ALS atau penyakit autoimun.
  • Faktor usia, di mana massa otot cenderung menurun seiring bertambahnya usia.

Mengapa Saraf Kejepit Bisa Menyebabkan Atrofi Otot?

Saraf memiliki peran sebagai penghubung atau jalur komunikasi antara otak dan juga otot. Ketika saraf tertekan atau terjepit, seperti pada herniasi diskus di tulang belakang, sinyal dari otak ke otot terganggu. 

Akibatnya, otot tidak lagi menerima instruksi untuk bergerak atau berkontraksi, sehingga perlahan-lahan menyusut dan melemah. Jika kondisi ini tidak segera ditangani, atrofi otot dapat berkembang menjadi permanen.

Kondisi ini biasanya juga menjadi tanda saraf kejepit yang sudah parah dan membutuhkan penanganan yang tepat. 

Gejala Atrofi Otot

Tanda-tanda atrofi otot yang perlu diwaspadai meliputi:

  • Penurunan ukuran otot, terutama pada satu sisi tubuh.
  • Kelemahan otot, sehingga sulit melakukan aktivitas sederhana seperti mengangkat barang.
  • Sensasi kesemutan atau mati rasa pada area yang terhubung dengan saraf terjepit.
  • Nyeri otot atau kram, terutama setelah tidak digunakan dalam waktu lama.

Komplikasi yang Mungkin Timbul Akibat Atrofi Otot

Jika tidak ditangani, atrofi otot dapat menyebabkan:

  • Kehilangan mobilitas, sehingga sulit bergerak atau bahkan berjalan.
  • Postur tubuh yang buruk, akibat ketidakseimbangan otot.
  • Penurunan kualitas hidup, karena keterbatasan fisik.
  • Kerusakan permanen, yang tidak dapat dipulihkan meski dengan terapi intensif.

Diagnosis dan Pengobatan Atrofi Otot

Untuk mendiagnosis atrofi otot, dokter biasanya melakukan:

  1. Pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi kekuatan otot.
  2. Tes pencitraan seperti MRI atau CT scan untuk melihat kondisi otot dan saraf.
  3. Elektromiografi (EMG) untuk memeriksa aktivitas listrik otot.

Pengobatan tergantung pada penyebabnya dan mencakup:

  • Fisioterapi, untuk mengembalikan kekuatan dan fleksibilitas otot.
  • Obat antiinflamasi, untuk meredakan nyeri akibat saraf kejepit.
  • Epidural steroid injection, untuk mengurangi nyeri dan peradangan pada bagian yang terkena.
  • Tindakan minimal invasif, seperti metode PLDD, Radiofrekuensi Ablasi, dan Joimax.

Penanganan Atrofi Otot di Klinik Lamina

Klinik Lamina menawarkan solusi komprehensif untuk menangani atrofi otot akibat saraf kejepit. Dengan pendekatan modern dan tim ahli berpengalaman, kami menyediakan:

  • Teknologi Minimal Invasif: Prosedur seperti endoskopi tulang belakang yang cepat, aman, dan minim rasa sakit.
  • Terapi Rehabilitasi Terpadu: Memadukan fisioterapi, terapi saraf, dan program nutrisi untuk mempercepat pemulihan.
  • Pendekatan Holistik: Mengatasi akar masalah dengan perawatan yang disesuaikan untuk setiap pasien.

Keunggulan Klinik Lamina:

  • Sebagai pusat pelayanan medis terpadu (one stop service)
  • Didukung oleh tim dokter spesialis handal dan berpengalaman dengan jam terbang tinggi
  • Prosedur minimal invasif dengan teknologi canggih dan terbaik
  • Fokus pada kenyamanan dan keberhasilan tindakan 
  • Perawatan pasca tindakan yang komprehensif, mulai dari rehabilitasi medik, hydrotherapy, wellness, dan nutrisi

Itulah tadi penjelasan tentang atrofi otot dan bagaimana kondisi tersebut dapat berdampak pada kehidupan Anda. 

Jadi, jangan biarkan kondisi ini membatasi mobilitas dan menghambat aktivitas yang Anda lakukan. Segera konsultasikan ke Klinik Lamina untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat. 

Hubungi kami sekarang melalui nomor Whatsapp 0811-1443-599 dan ambil langkah pertama menuju pemulihan.

***

Feature photo from Freepik

Pertanyaan tentang Atrofi Otot dan Penanganannya

Atrofi otot terjadi akibat hilangnya massa otot, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti imobilisasi karena cedera, kekurangan nutrisi terutama protein, atau kondisi medis seperti saraf kejepit. Dalam kasus tertentu, atrofi juga dapat dipicu oleh penyakit degeneratif atau autoimun yang memengaruhi fungsi saraf dan otot.

Ciri-ciri atrofi otot meliputi:

Otot yang tidak digunakan dalam waktu lama terlihat lebih kecil dibandingkan yang lain. Jika Anda mengalami gejala ini, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

Penurunan ukuran otot, terutama pada satu sisi tubuh.

Kelemahan otot, sehingga sulit melakukan aktivitas sehari-hari.

Atrofi otot dapat diatasi, terutama jika ditangani sejak dini. Proses pemulihan biasanya melibatkan latihan fisik yang terstruktur, fisioterapi, dan pemenuhan nutrisi yang cukup. Namun, jika atrofi sudah mencapai tahap parah akibat kerusakan saraf yang signifikan, pemulihan mungkin membutuhkan waktu lebih lama atau terapi lanjutan.

Penyusutan otot atau atrofi dapat disebabkan oleh berbagai kondisi kesehatan serius, seperti:

Myositis atau peradangan pada otot. Saraf kejepit juga dapat menjadi penyebab atrofi otot, terutama jika sinyal saraf yang mengontrol otot terganggu.

Amyotrophic lateral sclerosis (ALS).

Arthritis atau radang sendi.

Polio.

Untuk mencegah atrofi otot, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut:

Aktivitas fisik teratur: Hindari imobilisasi dalam waktu lama, terutama setelah cedera atau operasi.

Olahraga rutin: Lakukan latihan fisik 3–5 kali seminggu, seperti berjalan cepat, berenang, atau yoga.

Pemenuhan nutrisi: Konsumsi makanan tinggi protein dan nutrisi penting untuk menjaga kesehatan otot.

Ditinjau Oleh:

Tambahkan Teks Tajuk Anda Di Sini

Share via:
Facebook
Threads
WhatsApp
Artikel Terkait
Artikel Terkait
Artikel Populer
Topik Populer