Saraf Leher Kejepit: Ciri dan Bahayanya

saraf leher kejepit ciri dan bahayanya

Saraf leher kejepit sering diacuhkan pasien bahkan pasien tidak tahu sama sekali tentang gejala yang Anda dirasakan dan penyebabnya.

Saraf kejepit atau dalam istilah medisnya hernia nukleus pulposus (HNP) terjadi akibat menonjolnya bantalan tulang belakang sehingga menjepit saraf. Inilah yang memicu timbulnya nyeri dan gejala lainnya.

Bantalan tulang ini bekerja sebagai peredam goncangan atau shock absorber saat Anda melakukan beragam aktivitas.

Penyebab Saraf Leher Kejepit

Perkembangan teknologi kini sudah semakin pesat. Apalagi sekarang banyak teknologi terkini yang dapat mempermudah pengobatan Anda jika terkena saraf kejepit leher.

Para pekerja atau bahkan usia muda saat melakukan belajar online memiliki ketergantungan akan beberapa piranti, seperti handphone dan laptop yang menciptakan kebiasaan menunduk.

Duduk membungkuk atau menundukkan kepala dalam waktu lama di depan komputer dengan postur membungkuk memberikan beban atau tekanan yang cukup besar pada leher. Oleh karena itu, pekerja kantoran yang harus bekerja dengan laptop berisiko tinggi mengalami nyeri dan kaku pada leher. Bila saja kondisi terjadi terus-menerus, saraf leher Anda bisa terjepit.

Mengangkat beban yang terlalu berat dengan postur tubuh yang salah juga bisa memicu nyeri pada leher yang penyebabnya adalah adanya jepitan pada leher.

Selain kebiasaan sehari-hari, terdapat beberapa faktor lain yang dapat membuat saraf leher Anda terjepit.

Faktor tersebut dapat berupa berat badan berlebihan (obesitas), pengapuran tulang leher, atau radang sendi leher, tumor, infeksi, cedera baik oleh kecelakaan bermotor (cedera whiplash/whiplash injury) atau olahraga.

Ciri-ciri Saraf Leher Kejepit

Rasa nyeri pada leher bukan satu-satunya gejala saraf kejepit leher.

Nyeri terasa pada leher belakang, tulang belikat, serta kesemutan yang menjalar dari leher ke tangan, baal. Bila berlanjut dapat menyebabkan kelemahan otot pada bahu, siku, maupun jari tangan.

Baca Juga:  Persiapan yang Penting Dilakukan Sebelum Prosedur Radiofrekuensi Ablasi

Pada tahap jepitan yang lebih lanjut atau tidak mendapatkan penanganan yang tepat bisa mengakibatkan gangguan keseimbangan, gangguan koordinasi gerak halus (tidak dapat menggenggam benda) hingga kelumpuhan.

Saraf leher kejepit sering mengenai ruas tulang leher yang paling sering bergerak yaitu C6-C7 dan ruas C5-C6.

Nyeri yang timbul bergantung pada lokasi saraf yang mengalami jepitan:

  • Ruas C4-C5: nyeri hingga ke bahu dan lengan atas.
  • C5-C6: kelemahan otot, baal dan kesemutan, dan nyeri hingga ke sisi ibu jari tangan.
  • Pada C6-C7: baal, kesemutan, nyeri dari lengan atas hingga menjalar ke jari tengah.
  • Ruas C7-T1: tidak dapat menggenggam benda, baal dan kesemutan hingga jari kelingking.

Penyempitan Rongga Antara Ruas Tulang Leher

Kondisi ini atau stenosis servikal juga dapat menjepit saraf leher dan menimbulkan nyeri.

Umumnya kondisi ini disebabkan oleh proses degeneratif atau proses yang terjadi sering proses penuaan.  

Bantalan sendi pada ruas tulang belakang bisa mengering dan menonjol (herniasi) sehingga mengakibatkan rongga tersebut mengecil/menyempit menciut dan kemampuannya sebagai peredam kejut juga menurun atau semakin berkkurang.

Dalam waktu yang bersamaan, fleksibilitas ligamen, otot, tendon dan tulang penyusun tulang belakang akan berkurang sehingga mengakibatkan penyempitan pada area tersebut.

Proses degeneratif ini juga dapat menyebabkan tumbuhnya tulang baru atau osteofit (taji tulang atau bone spur).

Kesemuanya ini dapat mengakibatkan saraf leher kejepit.

Pemeriksaan Saraf Leher Kejepit oleh Dokter

Selain pemeriksaan fisik secara langsung, dokter akan meminta Anda untuk melakukan pemeriksaan penunjang radiologis, seperti MRI untuk memastikan penyebab dan menentukan terapinya serta mengevaluasi struktur anatomi yang terganggu.

  • X-Ray (Rontgen) ruas tulang leher sebagai skrining awal untuk menilai kemungkinan penyebab lainnya seperti infeksi, atau tumor.
  • MRI leher, melihat gambaran ruas tulang leher dengan bantalan sendi dan jaringan sekitarnya.

Pengobatan Saraf Kejepit Leher dengan Teknologi Tanpa Operasi

Saat berkonsultasi dengan dokter seringkali penderita saraf kejepit mengemukakan kekhawatirannya akan risiko besar kelumpuhan karena penanganan saraf terjepit mengharuskan tindakan bedah.

Baca Juga:  Saraf Kejepit Di Pinggang Belakang, Tuntas Dengan Laser PLDD

Kebutuhan akan terapi yang lebih baik dan harapan pasien akan proses pemulihan yang cepat kini sudah dapat diwujudkan dengan hadirnya metode endoskopi leher/servikal atau Percutaneous Endoscopic Cervical Discectomy (PECD).

Metode atau teknologi terbaru ini hanya membutuhkan sayatan kecil untuk membebaskan saraf leher dari jepitan atau tonjolan bantalan tulang.

Metode PECD tidak menyebabkan kerusakan jaringan sekitar sehingga proses pemulihan pascatindakan lebih cepat.

Endoskopi PECD ini berlangsung lebih singkat dibandingkan dengan operasi dulu.

Selain dengan tekonologi PECD, nyeri akibat saraf leher kejepit dapat ditangani dengan metode lainnya, yaitu radiofrekuensi ablasi (RFA) dan injeksi steroid.

Endoskopi sebagai Solusi Atasi Saraf Kejepit Leher

Bila kondisi ini sudah berlangsung tahunan dan semakin memburuk hingga mengganggu aktivitas harian, maka dokter akan merekomendasikan tindakan untuk mengatasi saraf kejepit yaitu endoskopi Percutaneous Endoscopic Cervical Discectomy (PECD) Joimax untuk saraf kejepit leher atau servikal. Penanganan saraf kejepit kini sudah sangat minimal dengan sayatan 4-6mm. Tindakan ini sangat sedikit melukai jaringan, dan minim perdarahan sehingga aman untuk lehet yang menjadi pertemuan saraf-saraf

dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS adalah Ketua Tim Dokter Spesialis Bedah Saraf Klinik Lamina – Klinik Nyeri dan Tulang Belakang. Bersama dennen tim bedah saraf telah melakukan lebih dari 1.700 tindakan endoskopi tulang belakang. Selain itu, Klinik Lamina adalah yang pertama dan satu-satunya untuk penanganan saraf kejepit leher dengan teknologi endoskopi Joimax ini. Ini menjadikan Klinik Lamina sebagai yang terbesar se-Asia Tenggara.

Untuk berkonsultasi awal, Anda dapat menghubungi Care Line Officer Klinik Lamina di kontak yang tertera atau klik tombol di bawah. Anda bisa menghubungi Klinik Lamina terdekat, serta informasi lebih lanjut mengenai jam praktek dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS dan tim.

Saraf Leher Terjepit Atasi dengan PECD
Share via:
Artikel Terkait
Promo Terbaru
Artikel Populer
Topik Populer