Harapan Baru Bapak Firdaus Sembuh dari Saraf Kejepit di Klinik Lamina

sembuh dari saraf kejepit

Saraf kejepit bukan sekadar keluhan nyeri biasa. Bagi sebagian orang, penyakit ini bisa menjadi awal dari perjuangan panjang yang menguji fisik, mental, dan harapan. Salah satu kisah nyata yang penuh inspirasi datang dari Bapak Firdaus, seorang pria asal Padang yang sempat kehilangan kemampuan berjalan akibat saraf kejepit di punggung. 

Namun, berkat teknologi medis mutakhir di Lamina, yaitu Joimax dan semangat pantang menyerah, ia kembali menapaki kehidupannya. 

Dari Kebas Hingga Tak Bisa Berjalan

Segalanya bermula pada bulan Agustus, ketika Pak Firdaus mulai merasakan gejala aneh di kakinya.

“Awalnya hanya kebas dan kesemutan, tapi lama-lama kaki saya semakin lemah,” ungkapnya. 

Ia mencoba berbagai pengobatan tradisional, dari bekam hingga tusuk jarum, namun tak kunjung membuahkan hasil. 

“Saya sudah banyak yang saya lakukan, tapi semuanya tidak ada kemajuan,” ujarnya dengan nada sedih. 

Kondisinya semakin memburuk. Pada bulan September, ia masih bisa berjalan meski dengan susah payah. Namun, memasuki Oktober, kelemahan kedua kakinya semakin parah. 

Ia pun menjalani konsultasi di rumah sakit di Padang, bahkan berkali-kali ke dokter saraf, namun perubahan positif tak kunjung datang. Bahkan semakin lama, semakin tidak ada perubahan dan rasa sakitnya tak tertahankan. 

Gejala Saraf Kejepit Punggung yang Sering Diabaikan

Saraf kejepit di area torakal atau punggung tengah memang berbeda dengan di leher atau pinggang. Menurut dokter di Klinik Lamina, keluhan utama pasien biasanya bukan nyeri hebat, melainkan kelemahan pada kedua kaki yang membuat sulit berjalan. 

“Keluhan yang biasa dirasakan yaitu  sulit berjalan, kakinya melemah. Nanti pelan-pelan diikuti gangguan buang air besar dan kecil,” jelas dokter.

Inilah yang dialami Pak Firdaus. Meski tidak merasakan nyeri hebat, ia harus menerima kenyataan bahwa tubuhnya perlahan kehilangan kendali. Bahkan, fungsi otonom seperti buang air besar dan kecil pun mulai terganggu. 

Kondisi ini tidak hanya mengancam kualitas hidup, tapi juga bisa berujung pada kelumpuhan permanen jika tidak segera ditangani.

Jalan Panjang Menuju Kesembuhan

Setelah berbagai terapi konvensional tidak membuahkan hasil, dokter saraf akhirnya menyarankan tindakan bedah. Namun, Pak Firdaus dan keluarganya sempat ragu. 

“Saya takut kalau operasi terbuka, pemulihannya lama, risikonya besar, dan tingkat kegagalannya tinggi. Kami bermusyawarah dengan anak-anak untuk mencari solusi yang terbaik,” katanya.

Pencarian mereka membawanya ke Jakarta, ke Klinik Lamina, setelah sang anak menemukan informasi tentang teknologi endoskopi Joimax melalui YouTube. 

Setelah pemeriksaan MRI, dokter di Lamina menyarankan tindakan operasi endoskopi pada dua titik saraf yang terjepit. Berbeda dengan operasi terbuka, metode ini lebih minimal invasif, risiko komplikasi kecil, dan pemulihannya jauh lebih cepat.

Joimax: Harapan Baru Bagi Pasien Saraf Kejepit

Joimax merupakan teknologi asal Jerman yang kini jadi andalan di Klinik Lamina. Prosedur ini dilakukan melalui sayatan kecil sekitar 7 mm, sehingga trauma pada jaringan sekitar sangat minimal. 

Dengan alat endoskop berdefinisi tinggi, dokter bisa langsung melihat dan membebaskan saraf yang terjepit tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya.

Keunggulan utama metode ini antara lain:

  • Tindakan tanpa operasi terbuka
  • Risiko komplikasi sangat rendah
  • Pasien tidak perlu rawat inap
  • Proses pemulihan lebih cepat
  • Tingkat keberhasilan hingga 95%

Pemulihan dan Kembali Menapaki Hidup

Setelah menjalani tindakan Joimax di Klinik Lamina, Bapak Firdaus secara bertahap mulai merasakan perubahan. 

Dengan pendampingan fisioterapi rutin, kekuatan motorik kakinya perlahan pulih. Setelah tindakan dan fisioterapi, kini Pak Firdaus  bisa berjalan kembali dan melakukan aktivitas seperti biasa. 

Kisah Pak Firdaus adalah satu dari ratusan pasien yang telah merasakan manfaat nyata dari teknologi dan layanan profesional di Klinik Lamina. Setiap langkah pemulihan didampingi tim dokter spesialis berpengalaman, dengan edukasi dan transparansi dalam setiap tahapan pengobatan.

Klinik Lamina: Komitmen pada Layanan dan Inovasi

Klinik Lamina telah menjadi pusat rujukan nasional untuk penanganan saraf kejepit dan nyeri tulang belakang. 

Dengan tim dokter spesialis yang kompeten, teknologi terkini, serta layanan yang responsif dan ramah, Lamina berkomitmen menghadirkan solusi terbaik bagi pasien di seluruh Indonesia.

Selain Joimax, Lamina juga menawarkan berbagai metode manajemen nyeri non-bedah, seperti injeksi epidural, laser PLDD, radiofrekuensi, hingga aquatic hydrotherapy yang dapat dikombinasikan sesuai kondisi kebutuhan pasien.

Konsultasikan Nyeri Saraf Kejepit Anda ke Klinik Lamina

Jika Anda atau orang terdekat mengalami keluhan nyeri punggung, kesemutan, kelemahan anggota gerak, atau gejala saraf kejepit lainnya, jangan tunda untuk berkonsultasi. Saraf kejepit yang dibiarkan bisa berujung pada kerusakan permanen. 

Di Lamina, Anda akan mendapatkan pemeriksaan menyeluruh, penjelasan detail, serta pilihan terapi yang paling sesuai dengan kondisi Anda.

Jangan biarkan rasa takut atau keraguan menghalangi langkah Anda menuju kesembuhan. Bersama Lamina, harapan untuk sembuh dan kembali beraktivitas bukan lagi sekadar impian. Seperti kata Pak Firdaus, “Jangan pernah menyerah. Selalu ada jalan untuk sembuh, asal kita mau berusaha dan percaya.”

Untuk informasi lebih lanjut terkait penanganan saraf kejepit dan jadwal konsultasi, silakan menghubungi Lamina ke nomor Whatsapp 0811-1443-599.

Anda juga bisa mengunjungi klinik Lamina yang berlokasi di Mampang, Cibubur, Pulomas dan Kuningan untuk penanganan lebih lanjut.

Facebook
WhatsApp
Artikel Terkait
Artikel Populer
Topik Populer