Pengobatan tulang belakang keropos juga mengikuti perkembangan teknologi lainnya.
Pengobatan tulang belakang keropos ini bahkan tak perlu rawat inap dan dapat membantu memulihkan kondisi tulang belakang.
Daftar isi
- Tulang Keropos
- Dampak Fraktur Kompresi
- Pengobatan Tulang Belakang Keropos dengan Kyphoplasty
- Manfaat Kifoplasti dan Vertebroplasti
- Pengobatan Tulang Belakang Keropos
- Pemeriksaan Penunjang
- Faktor Lain Penyebab Fraktur Kompresi
- Pertanyaan Seputar Keropos Tulang Belakang
- Apakah Tulang Belakang yang Keropos Bisa Disembuhkan?
- Apa Penyebab Tulang Belakang Keropos?
- Apa yang Dirasakan oleh Penderita Tulang Keropos?
- Apa Saja Obat yang Bisa Membantu Mengatasi Keropos Tulang Belakang?
- Makanan Apa yang Harus Dihindari oleh Penderita Tulang Keropos?
Tulang Keropos
Istilah tulang keropos mungkin sudah familiar. Kondisi ini sering kali dikaitkan dengan kondisi osteoporosis.
Penyebab osteoporosis adalah menurunnya kepadatan tulang atau densitas tulang sehingga kekuatannya menurun dan tulang menjadi keropos serta rentan patah atau fraktur.
Bila sudah terjadi fraktur atau retak, bentuk alami tulang belakang akan mengalami perubahan akibat adanya tekanan (kompresi) pada beberapa bagian atau fraktur kompresi.
Gejala awal keropos tulang belakang adalah berupa fraktur kompresi atau kondisi tulang belakang yang remuk/retak namun tetap berada dalam posisinya. Bila kondisi ini tidak mendapatkan penanganan yang tepat, dapat mengganggu struktur tulang belakang lainnya, dan juga saraf.
Nyeri pada tulang belakang, baik saat beristirahat maupun saat melakukan aktivitas rutin harian, menjadi gejala utamanya.
Osteoporosis memiliki dua jenis yaitu:
- Primer, yang terjadi dalam beberapa kondisi seperti pasca-menopause, proses penuaan dan idiopatik (tidak diketahui penyebabnya).
- Sekunder, penyebabnya antara lain akibat konsumsi alkohol berlebihan, dan kondisi medis lain seperti hipogonadisme, hipertiroid.
Osteoporosis sebenarnya tidak selalu menjadi tulang belakang keropos atau retak. Penyebab lainnya bisa juga berupa kanker atau tumor dan penyakit lainnya yang menyerang tulang belakang.
Cedera pada tulang belakang (misalnya akibat kecelakaan kendaraan bermotor atau cedera akibat jatuh atau olahraga), juga dapat berpotensi menyebabkakan fraktur kompresi.
Dampak Fraktur Kompresi
Fraktur kompresi karena osteoporosis dapat berpotensi menjepit saraf tulang belakang. Jepitan ini menyebabkan nyeri yang menjalar hingga ke tungkai, kebas, kesemutan hingga melumpuhkan otot.
Saat awal-awal terjadinya fraktur kompresi, mungkin tidak menimbulkan gejala. Namun bila berkelanjutan, dapat menyebabkan:
- Nyeri tulang belakang yang secara perlahan memburuk – berbaring telentang dapat meredakan nyeri dan berdiri dapat memperburuk nyeri
2 Menyusutnya tinggi badan
3. Gerakan tulang belakang terbatas (tidak dapat menekuk atau memutar)
4. Postur menjadi bungkuk, atau kifosis. Seringkali, sisi depan vertebra kehilangan tinggi, tetapi sisi belakang tidak. Seiring dengan waktu, fraktur kompresi ini dapat menyebabkan postur tubuh membungkuk ke depan
5. Mati rasa atau kesemutan, kelemahan otot, kesulitan berjalan, dan kemungkinan terjadi gangguan buang air besar dan buang air kecil akibat adanya saraf terjepit pada tulang belakang.
6. Gangguan pernapasan
7. Menurunnya aktivitas fisik
Jika fraktur atau keropos tulang terjadi dengan cepat, Anda akan mengalami nyeri tulang belakang secara tiba-tiba, dan nyerinya luar biasa.
Pengobatan Tulang Belakang Keropos dengan Kyphoplasty
Fraktur kompresi pada tulang belakang merupakan salah satu jenis fraktur yang kerap disebabkan oleh osteoporosis.
Bila osteoporosis penyebabnya, kemungkinan dokter akan membantu Anda mengatasinya terlebih dahulu, dengan merekomendasikan obat-obatan khusus dan suplemen yang kaya dengan kalsium dan vitamin D. Latihan atau olahraga bisa juga dianjurkan. Semua langkah ini dapat membantu memperkuat tulang dan mencegah fraktur atau keropos tulang di kemudian hari.
Obat pereda nyeri tulang belakang, beristirahat dalam jangka waktu tertentu (kemudian diselingi dengan aktivitas saat tulang membaik), menggunakan korset, dan program terapi latihan fisik rehabilitasi medik (untuk membantu Anda bergerak lebih baik dan menguatkan otot-otot sekitar tulang belakang) adalah langkah sehat lainnya.
Pengobatan dulu atau konvensional mengatasi kondisi ini membutuhkan pemulihan yang lebih panjang, atau bahkan mungkin tidak membuahkan hasil yang diharapkan.
Nah kini pengobatannya sudah semakin maju. Salah satu metode pengobatan tulang belakang keropos atau fraktur kompresi pada tulang belakang adalah dengan teknik kifoplasti dan vertebroplasti.
- Vertebroplasti. Menggunakan bantuan X-ray, dokter akan melakukan injeksi semen ke dalam tulang balakang yang mengalami retak atau fraktur. Semen ini dapat menopang tulang belakang, memperkuat areasekeliling fraktur, dan dapat membantu meredakan nyeri.
- Kifoplasti. Tindakan ini mirip dengan vertebroplasti. Namun sebelum menyuntikkan semen, dokter akan memasukkan balon khusus untuk memberikan ruang tulang yang menyempit untuk diisi oleh semen. Balon berfungsi agar semen tidak bocor ke bagian lain yang tidak diperlukan.
Manfaat Kifoplasti dan Vertebroplasti
Walaupun vertebroplasti dan kifoplasti merupakan prosedur yang berbeda, namun keduanya berupa injeksi bahan semen tulang (orthopaedic cement) yang bermanfaat membantu:
- menciptakan stabilitas tulang belakang
- menguatkan tulang belakang
- mengurangi rasa nyeri
- mengembalikan tinggi badan dan badan tulang (terutama kifoplasti)
- mengembalikan lengkungan alami tulang belakang
Kedua prosedur menggunakan panduan sinar-X untuk menempatkan jarum melalui sayatan kecil di belakang dan masuk ke fraktur kompresi vertebra. Setelah dokter memosisikan jarum secara akurat, balon perlahan-lahan digelembungkan untuk membantu memulihkan tinggi tulang belakang dan membentuk rongga baru. Semen tulang ini dengan cepat mengeras, sehingga dapat mengurangi rasa sakit dengan memperkuat dan memperkuat tulang belakang yang rusak.
Pengobatan Tulang Belakang Keropos
Kifoplasti merupakan teknik atau metode terbaru untuk menangani fraktur kompresi atau patah tulang belakang. Tindakan ini sudah ada pada Lamina Pain and Spine Center.
Semen untuk tindakan ini adalah semen artifisial (poly-methyl-methacrylate/PMMA) yang sebelumnya dicampur dengan cairan khusus dan menjadi semen yang dapat mengering setelah dokter menyuntikkannya ke dalam tulang belakang.
Hasil beberapa studi menunjukkan kifoplasti (kypholasty) adalah tindakan untuk memperbaiki ketinggian normal tulang belakang, mengoreksi kifosis, dan mengeliminasi nyeri akibat keropos tulang atau fraktur kompresi dan secara keseluruhan tindakan ini minim risiko komplikasi kurang dari 4 persen.
Kifoplasti ini tidak perlu rawat inap dan hanya memerlukan sayatan kecil sehingga bekas luka minimal.
Pemeriksaan Penunjang
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik berdasarkan riwayat kesehatan dan cedera yang mungkin Anda alami.
Untuk membantu menegakkan diagnosis, dokter akan meminta Anda melakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan radiologis berupa rontgen, Ct scan, atau MRI. Untuk memastikan penyebab perubahan bentuk tulang belakang atau nyerinya, agar dapat menentukan rencana penanganannya yang sesuai dengan kondisi Anda.
Penyedia layanan kesehatan Anda akan berbicara dengan Anda tentang riwayat kesehatan dan cedera baru-baru ini dan melakukan pemeriksaan fisik. Ia akan memeriksa untuk melihat di mana Anda merasakan sakit dan apakah tulang belakang Anda membungkuk ke depan. Penyedia layanan kesehatan mungkin juga ingin mengambil gambar tulang belakang Anda menggunakan sinar-X, computed tomography (CT), atau scan magnetic resonance imaging (MRI).
Faktor Lain Penyebab Fraktur Kompresi
Fraktur kompresi dapat berpotensi terjadi seiring dengan faktor-faktor berikut ini:
- Usia. Seiring dengan bertambahnya usia, secara alami tulang mulai kehilangan densitasnya (kepadatan) dan melemah. Sehingga bertambahnya usia akan mempertinggi risiko Anda mengalami keropos tulang belakang.
- Jenis kelamin perempuan, terutama setelah menopause. Kondisi ini biasanya terjadi kira-kira 5-7 tahun setelah menopause. Menopause dapat menurunkan kadar estrogen yang salah satu perannya adalah menjaga kekuatan tulang. Estrogen menurun maka tulang dapat rentan keropos.
- Minum obat-obatan jenis tertentu dalam jangka waktu tertentu, misalnya steroid, antidepresan. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.
- Fraktur tulang belakang sebelumnya. Bila pernah mengalami fraktur pada salah satu tulang belakang, maka Anda berisiko mengalaminya lagi.
- Gaya hidup yang kurang sehat, misalnya merokok, minum minuman beralkohol, dan/atau jarang berolahraga (gaya hidup sedentari). Merokok dan minuman beralkohol dapat memengaruhi kemampuan tubuh menyerap kalsium dari makanan.
Pertanyaan Seputar Keropos Tulang Belakang
Apakah Tulang Belakang yang Keropos Bisa Disembuhkan?
Osteoporosis atau pengeroposan tulang belakang tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, tetapi perkembangannya dapat diperlambat dengan perawatan yang tepat. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan tulang belakang dan mencegah patah tulang akibat osteoporosis antara lain:
- Mengonsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D untuk menjaga kepadatan tulang.
- Menggunakan suplemen kalsium dan vitamin D jika diperlukan.
- Berolahraga secara rutin, terutama latihan beban ringan seperti berjalan kaki atau yoga.
- Menghindari kebiasaan merokok dan minuman beralkohol, karena dapat mengurangi kepadatan tulang.
- Mengonsumsi obat-obatan yang direkomendasikan oleh dokter untuk menguatkan tulang dan mengurangi risiko fraktur.
- Melakukan pemeriksaan kesehatan tulang secara rutin untuk memantau kondisi tulang belakang dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Jika osteoporosis menyebabkan fraktur kompresi, prosedur medis seperti kyphoplasty dan vertebroplasty dapat membantu meredakan nyeri serta memperbaiki struktur tulang belakang.
Apa Penyebab Tulang Belakang Keropos?
Tulang belakang yang mengalami pengeroposan dapat terjadi akibat berbagai faktor, antara lain:
Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid dalam jangka panjang, yang dapat melemahkan struktur tulang.
Faktor hormon: Penurunan hormon estrogen pada wanita pasca-menopause dan testosteron pada pria dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
Faktor genetik: Riwayat keluarga dengan osteoporosis meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami kondisi yang sama.
Gaya hidup tidak sehat, seperti:
Kurang aktivitas fisik dan jarang berolahraga.
Konsumsi alkohol berlebihan, yang dapat mengganggu penyerapan kalsium.
Sering mengonsumsi minuman berkafein dan bersoda, yang dapat mempercepat hilangnya kalsium dari tubuh.
Merokok, yang menghambat penyerapan nutrisi penting untuk tulang.
Kekurangan kalsium dan vitamin D yang berperan dalam pembentukan dan pemeliharaan kepadatan tulang.
Apa yang Dirasakan oleh Penderita Tulang Keropos?
Gejala keropos tulang belakang bisa berkembang secara perlahan dan sering kali tidak disadari hingga terjadi fraktur atau patah tulang. Beberapa tanda umum yang bisa dirasakan meliputi:
- Nyeri punggung bawah yang persisten, terutama jika ada fraktur kompresi.
- Berkurangnya tinggi badan secara bertahap, akibat tulang belakang yang mulai mengalami kompresi.
- Postur tubuh menjadi membungkuk (kifosis), yang terjadi akibat melemahnya tulang belakang.
- Mudah mengalami patah tulang, bahkan dengan cedera ringan.
- Kesulitan bergerak atau melakukan aktivitas fisik yang sebelumnya bisa dilakukan dengan mudah.
Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut dan pencegahan dini terhadap komplikasi yang lebih serius.
Apa Saja Obat yang Bisa Membantu Mengatasi Keropos Tulang Belakang?
Beberapa obat yang umum digunakan untuk membantu mengatasi osteoporosis dan memperlambat pengeroposan tulang meliputi:
- Bifosfonat: Obat yang berfungsi memperlambat hilangnya kepadatan tulang dan mengurangi risiko patah tulang.
- Denosumab: Obat yang bekerja dengan menghambat proses penghancuran tulang oleh sel osteoklas.
- Raloxifene: Obat yang meniru efek estrogen untuk menjaga kepadatan tulang.
- Teriparatide: Hormon sintetis yang merangsang pembentukan tulang baru.
- Terapi pengganti hormon (HRT): Biasanya diberikan kepada wanita pascamenopause untuk membantu menjaga kesehatan tulang.
- Suplemen kalsium dan vitamin D, yang penting untuk menjaga kepadatan tulang dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
Selain obat-obatan, prosedur medis seperti kyphoplasty atau vertebroplasty dapat membantu memperbaiki fraktur akibat osteoporosis dan mengurangi nyeri pada tulang belakang.
Makanan Apa yang Harus Dihindari oleh Penderita Tulang Keropos?
Beberapa makanan dan minuman dapat mempercepat hilangnya kepadatan tulang dan sebaiknya dihindari oleh penderita osteoporosis, antara lain:
- Makanan tinggi garam: Garam berlebihan dapat meningkatkan ekskresi kalsium melalui urin, sehingga mempercepat pengeroposan tulang.
- Makanan tinggi gula: Gula berlebihan dapat mengganggu penyerapan kalsium dalam tubuh.
- Makanan berlemak tinggi: Lemak berlebih dapat menghambat penyerapan kalsium dan vitamin D yang dibutuhkan tulang.
- Minuman berkafein (kopi, teh, soda): Konsumsi kafein berlebihan dapat mengurangi kadar kalsium dalam tubuh.
- Makanan yang mengandung gluten, seperti roti dan pasta dari tepung terigu, jika seseorang memiliki intoleransi gluten yang dapat memengaruhi kesehatan tulang.
Sebagai gantinya, perbanyak konsumsi makanan kaya kalsium, vitamin D, dan protein, seperti susu, keju, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan ikan berlemak untuk mendukung kesehatan tulang yang lebih baik.