Cara Efektif Mengatasi Keropos Tulang Belakang untuk Hidup Lebih Aktif

keropos tulang belakang

Keropos tulang belakang, atau osteoporosis tulang belakang, merupakan kondisi serius di mana kepadatan tulang menurun sehingga tulang menjadi rapuh dan rentan patah. 

Kondisi ini sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa tulang belakang mereka sedang melemah. 

Padahal, jika tidak ditangani dengan tepat, keropos tulang belakang dapat menyebabkan nyeri kronis, perubahan postur, bahkan cacat permanen. Penting bagi kita untuk memahami penyebab, gejala, dan cara pencegahan serta pengobatan keropos tulang belakang agar dapat menjaga kesehatan tulang dan kualitas hidup secara optimal. 

Dengan penanganan yang tepat sejak dini, risiko komplikasi serius dapat diminimalkan, sehingga Anda dapat tetap aktif dan produktif tanpa rasa khawatir.

Pengertian Keropos Tulang Belakang

Tulang belakang terdiri dari ruas-ruas tulang yang menopang tubuh dan melindungi sumsum tulang belakang. Pada kondisi keropos tulang belakang, kepadatan tulang menurun akibat hilangnya mineral penting, terutama kalsium. 

Akibatnya, tulang menjadi lebih lemah dan mudah patah, bahkan hanya dengan trauma ringan atau aktivitas sehari-hari yang biasa.

Osteoporosis tulang belakang sering disebut sebagai silent disease karena tidak menimbulkan gejala yang jelas sampai terjadi patah tulang atau komplikasi serius. Fraktur kompresi pada tulang belakang akibat osteoporosis dapat menyebabkan nyeri punggung, perubahan postur menjadi bungkuk, dan penurunan tinggi badan secara bertahap.

Penyebab Keropos Tulang Belakang

Penyebab utama keropos tulang belakang adalah ketidakseimbangan antara proses pembentukan dan penghancuran tulang. 

Normalnya, tulang secara terus-menerus mengalami proses regenerasi, namun pada osteoporosis, kemampuan tubuh meregenerasi tulang menurun, sehingga tulang menjadi keropos.

Beberapa faktor penyebab dan risiko utama meliputi:

  • Kekurangan kalsium dan vitamin D: Kalsium adalah mineral utama penyusun tulang, sedangkan vitamin D berperan dalam penyerapan kalsium di usus. Kekurangan keduanya menyebabkan tubuh mengambil cadangan kalsium dari tulang, sehingga tulang menjadi rapuh.
  • Usia dan hormon: Setelah usia 35 tahun, kepadatan tulang mulai menurun. Pada wanita menopause, penurunan hormon estrogen yang berperan menjaga kepadatan tulang mempercepat pengeroposan.
  • Gaya hidup tidak aktif: Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan tulang tidak terangsang untuk menyimpan kalsium, sehingga kepadatan tulang menurun. Sebaliknya, olahraga teratur dapat meningkatkan kepadatan tulang.
  • Merokok dan konsumsi alkohol: Kebiasaan ini berkontribusi pada penurunan kepadatan tulang dan meningkatkan risiko osteoporosis.
  • Penggunaan obat tertentu: Beberapa obat seperti kortikosteroid dapat mempercepat pengeroposan tulang.
  • Faktor genetik dan penyakit lain: Beberapa kondisi medis dan riwayat keluarga juga dapat meningkatkan risiko osteoporosis.

Gejala Keropos Tulang Belakang

Pada tahap awal, keropos tulang belakang biasanya tidak menimbulkan gejala yang jelas. Penyakit ini sering baru terdeteksi ketika terjadi komplikasi berupa patah tulang. Namun, beberapa tanda yang dapat muncul meliputi:

  • Nyeri punggung bawah atau leher: Biasanya akibat micro-fracture atau retakan kecil pada tulang belakang.
  • Postur membungkuk: Terjadi akibat patah tulang kompresi yang berulang di tulang belakang.
  • Penurunan tinggi badan: Akibat kerusakan dan penyusutan ruas tulang belakang.
  • Mudah patah tulang: Bahkan pada trauma ringan seperti jatuh dari posisi berdiri.
  • Kaku dan nyeri sendi: Kadang disertai kesemutan pada anggota tubuh.

Diagnosis Keropos Tulang Belakang

Diagnosis osteoporosis tulang belakang dilakukan melalui beberapa langkah:

  • Anamnesis dan pemeriksaan fisik: Dokter akan menilai riwayat kesehatan, gejala, dan faktor risiko.
  • Bone Mineral Densitometry (BMD): Pemeriksaan utama untuk mengukur kepadatan tulang. BMD menggunakan metode DXA (Dual-energy X-ray Absorptiometry) yang memberikan skor kepadatan tulang. Skor ini menentukan apakah seseorang normal, mengalami osteopenia (penurunan kepadatan tulang ringan), atau osteoporosis.
  • Pemeriksaan penunjang lain: X-ray untuk melihat patah tulang, MRI atau CT scan jika diperlukan untuk evaluasi lebih lanjut.

Pemeriksaan BMD dianjurkan pada orang di atas 50 tahun, wanita pasca menopause, atau mereka yang pernah mengalami patah tulang akibat trauma ringan.

Pengobatan Keropos Tulang Belakang

Pengobatan bertujuan untuk meningkatkan kepadatan tulang, mencegah patah tulang, dan mengatasi komplikasi yang sudah terjadi. Berikut adalah pilihan pengobatan yang umum diberikan:

1. Obat-obatan

  • Bisfosfonat: Obat ini memperlambat proses pengeroposan tulang dan mengurangi risiko patah tulang. Bisa diberikan dalam bentuk tablet atau injeksi dengan jadwal tertentu (misalnya infus 3 bulan sekali).
  • Antibodi monoklonal: Obat ini bekerja menjaga kepadatan tulang dan bisa memberikan efek lebih baik dibanding bisfosfonat. Biasanya disuntikkan setiap 6 bulan sekali.
  • Terapi hormon: Khusus untuk pasien dengan kadar hormon rendah, terapi ini membantu meningkatkan hormon yang berperan dalam menjaga tulang.
  • Obat pembentuk tulang: Seperti abaloparatide, digunakan pada kasus tertentu untuk merangsang pembentukan tulang baru.

2. Suplemen Kalsium dan Vitamin D

Suplemen ini penting untuk memastikan kebutuhan mineral dan vitamin terpenuhi agar tulang dapat menyerap kalsium dengan optimal. Dosis vitamin D yang dianjurkan bisa mencapai 5000 IU per hari hingga kadar darah ideal tercapai.

3. Perubahan Gaya Hidup

  • Olahraga teratur: Latihan beban dan aktivitas fisik membantu menstimulasi pembentukan tulang.
  • Menghindari rokok dan alkohol: Kedua kebiasaan ini mempercepat kerusakan tulang.
  • Nutrisi seimbang: Konsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D.

4. Penanganan Patah Tulang Tulang Belakang

Jika sudah terjadi fraktur kompresi, tindakan medis khusus diperlukan, seperti:

  • Vertebroplasty atau kyphoplasty: Penyuntikan semen khusus ke tulang belakang untuk menguatkan tulang dan mengurangi nyeri.
  • Pemasangan implant atau pen: Untuk menstabilkan tulang belakang yang retak atau tidak stabil, prosedur ini kini dapat dilakukan dengan teknologi robotik yang sangat akurat dan minim risiko komplikasi saraf.
  • Dekompresi saraf: Jika patah tulang menyebabkan penekanan saraf, operasi pembebasan saraf perlu dilakukan.

Pencegahan Keropos Tulang Belakang

Pencegahan osteoporosis tulang belakang sangat penting dan dapat dilakukan sejak usia muda dengan cara:

  • Memenuhi kebutuhan kalsium dan vitamin D sejak dini: Menabung kalsium sejak kecil hingga usia 35 tahun sangat penting agar kepadatan tulang optimal.
  • Aktif bergerak dan berolahraga: Membantu menjaga dan meningkatkan kepadatan tulang.
  • Hindari merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.
  • Rutin melakukan pemeriksaan kepadatan tulang: Terutama bagi yang berisiko tinggi.

Mengatasi Fraktur Kompresi Akibat Keropos Tulang dengan Kyphoplasty

Penanganan fraktur kompresi akibat keropos tulang di Lamina Pain and Spine Center menawarkan solusi modern dan efektif melalui prosedur minimal invasif kyphoplasty. 

Kyphoplasty adalah teknik yang bertujuan mengembalikan bentuk tulang belakang yang runtuh akibat patah dan memberikan stabilitas dengan menyuntikkan semen tulang khusus ke dalam tulang yang retak. 

Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan balon kecil ke dalam tulang belakang yang patah untuk mengangkat kembali tulang ke posisi semula, kemudian ruang yang terbentuk diisi dengan semen medis yang mengeras cepat, sehingga tulang menjadi kuat dan nyeri berkurang drastis.

Di Lamina Pain and Spine Center, kyphoplasty dilakukan oleh tim dokter spesialis yang berpengalaman dengan dukungan teknologi pencitraan real-time, memastikan prosedur berlangsung aman dan akurat. Pasien biasanya merasakan pengurangan nyeri signifikan dalam waktu singkat dan dapat segera meningkatkan mobilitasnya, mengurangi risiko komplikasi akibat imobilitas lama. Selain itu, prosedur ini minim sayatan sehingga waktu pemulihan lebih cepat dibanding operasi terbuka.

Dengan kyphoplasty di Lamina Pain and Spine Center, pasien fraktur kompresi tulang belakang akibat osteoporosis mendapatkan penanganan yang tidak hanya meredakan nyeri, tetapi juga memperbaiki postur dan kualitas hidup secara menyeluruh. 

Prosedur ini sangat direkomendasikan bagi pasien yang mengalami nyeri hebat dan gangguan fungsi akibat fraktur kompresi yang tidak membaik dengan terapi konservatif.

Jika Anda atau keluarga memiliki keluhan nyeri akibat osteoporosis, segeralah berkonsultasi dengan dokter spesialis di Lamina untuk diagnosis dan penanganan yang tepat. 

Untuk informasi lebih lanjut terkait jadwal konsultasi dokter, silakan menghubungi tim Lamina melalui nomor Whatsapp 0811-1443-599.

Frequently Asked Question (FAQ)

  1. Apa itu keropos tulang belakang?
    Keropos tulang belakang adalah kondisi di mana kepadatan tulang pada tulang belakang menurun akibat osteoporosis, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
  2. Apa gejala umum keropos tulang belakang?
    Gejala yang sering muncul meliputi nyeri punggung, postur membungkuk, penurunan tinggi badan, dan risiko patah tulang bahkan akibat trauma ringan.
  3. Bagaimana cara mendiagnosis keropos tulang belakang?
    Diagnosis biasanya dilakukan dengan pemeriksaan kepadatan tulang menggunakan metode DEXA (Dual-energy X-ray Absorptiometry) dan pemeriksaan radiologis seperti X-ray atau MRI untuk melihat fraktur.

***

Sumber foto: Freepik

Facebook
WhatsApp
Artikel Terkait
Artikel Populer
Topik Populer