Pernah Mengalami Cedera Olahraga? Awas, Bisa Saraf Kejepit!

cedera olahraga

Cedera olahraga bisa menimpa siapa saja, dari pemula hingga atlet berpengalaman. Cedera kecil mungkin tak terasa dampaknya langsung, tapi jangan sepelekan! 

Beberapa cedera yang tak ditangani dengan baik dapat memicu masalah serius, salah satunya adalah saraf kejepit. 

Saraf kejepit adalah kondisi medis yang terjadi ketika saraf tertekan oleh jaringan di sekitarnya, seperti otot atau tulang. 

Akibatnya, kamu bisa mengalami nyeri luar biasa, kebas, atau bahkan gangguan gerak. 

Agar lebih waspada, yuk kita bahas lebih lanjut apa saja yang bisa menyebabkan cedera olahraga dan bagaimana cedera tersebut dapat berujung pada saraf kejepit.

Jenis cedera olahraga

Cedera olahraga adalah kerusakan pada tubuh yang terjadi saat beraktivitas fisik atau olahraga. Berikut adalah beberapa jenis cedera olahraga yang umum:

  1. Cedera akut
    • Cedera yang terjadi secara tiba-tiba akibat benturan atau gerakan yang salah.
    • Contoh: patah tulang, keseleo (sprain), tegang otot (strain), dislokasi sendi.
  2. Cedera kronis
    • Cedera yang berkembang secara perlahan akibat penggunaan berlebihan (overuse) atau teknik yang salah.
    • Contoh: tendinitis, sindrom nyeri patellofemoral, stress fracture.
  3. Cedera otot
    • Melibatkan kerusakan serat otot atau tendon akibat regangan berlebihan.
    • Contoh: kram otot, robek otot.
  4. Cedera sendi
    • Cedera pada struktur sendi seperti ligamen atau tulang rawan.
    • Contoh: robek ligamen anterior (ACL), keseleo pergelangan kaki.
  5. Cedera tulang
    • Kerusakan pada tulang akibat benturan atau tekanan berulang.
    • Contoh: patah tulang, fraktur stres.
  6. Cedera kepala
    • Cedera yang terjadi akibat benturan pada kepala, sering terjadi dalam olahraga kontak.
    • Contoh: gegar otak (concussion).
  7. Cedera punggung
    • Nyeri atau kerusakan pada tulang belakang, cakram, atau otot punggung.
    • Contoh: nyeri punggung bawah, hernia nukleus pulposus (HNP).

Penyebab Cedera Olahraga

Cedera olahraga bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut beberapa penyebab yang paling umum:

  1. Kurangnya Pemanasan yang Cukup
    Pemanasan adalah bagian penting sebelum mulai berolahraga. Ketika tubuh tidak dipersiapkan dengan baik, otot dan sendi bisa lebih rentan mengalami cedera. Hal ini membantu melancarkan aliran darah dan membuat otot serta sendi lebih fleksibel, mengurangi risiko cedera.
  2. Teknik yang Kurang Tepat
    Teknik yang salah dalam melakukan gerakan olahraga adalah salah satu penyebab utama cedera. Baik saat mengangkat beban, berlari, atau melakukan olahraga yang lebih kompleks, teknik yang benar sangat penting agar tubuh terhindar dari cedera yang tak diinginkan.
  3. Kelelahan Otot
    Terlalu memaksakan diri tanpa jeda atau istirahat cukup bisa membuat otot kelelahan. Saat otot lelah, daya tahan dan kestabilan tubuh menurun sehingga rentan terhadap cedera, terutama pada area yang rentan seperti punggung bawah, lutut, atau bahu.
  4. Cedera Sebelumnya yang Tidak Tertangani dengan Baik
    Cedera lama yang tidak ditangani dengan baik dapat menjadi titik lemah tubuh dan menyebabkan cedera berulang. Jika tidak sepenuhnya sembuh dapat meningkatkan risiko saraf kejepit atau cedera lain di kemudian hari. 
Baca Juga:  Apa Perbedaan Penyakit Kifosis, Lordosis, dan Skoliosis?

Cedera Olahraga Bisa Memicu Saraf Kejepit, Mengapa?

Ketika tubuh mengalami cedera olahraga, otot, sendi, dan tulang bisa tertekan atau tergeser dari posisi normalnya. 

Hal ini berpotensi menekan saraf di sekitar area yang cedera. Saraf yang terjepit dapat menyebabkan nyeri hebat, mati rasa, atau kesemutan pada area tertentu. 

Berikut beberapa mekanisme yang dapat menyebabkan cedera olahraga menjadi penyebab saraf kejepit:

  • Pembengkakan Otot dan Jaringan Sekitar
    Cedera olahraga sering kali menyebabkan pembengkakan pada jaringan di sekitar area yang terdampak. Pembengkakan ini bisa menekan saraf, terutama di area seperti punggung, leher, dan bahu.
  • Perubahan Posisi Tulang atau Sendi
    Beberapa cedera olahraga, seperti jatuh atau benturan keras, dapat membuat tulang atau sendi tergeser. Posisi yang tidak normal ini bisa menekan saraf di sekitar sendi atau tulang tersebut, seperti yang sering terjadi pada kasus hernia nukleus pulposus (HNP) atau saraf kejepit di tulang belakang.
  • Kekakuan atau Spasme Otot
    Ketegangan berlebih pada otot karena cedera dapat menyebabkan kekakuan atau spasme (kejang) otot. Ketegangan otot yang terlalu keras ini bisa “menjepit” saraf di dalam atau sekitar otot, terutama pada area pinggang dan leher.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Berobat ke Dokter?

Nyeri akibat cedera olahraga mungkin kadang bisa hilang dengan istirahat, tetapi bila Anda merasa ada gejala saraf kejepit, jangan tunda untuk berkonsultasi ke dokter. Berikut adalah beberapa tanda yang menunjukkan Anda perlu segera memeriksakan diri:

  • Nyeri yang Terus Berlanjut
    Jika nyeri akibat cedera tidak kunjung hilang atau semakin parah meski sudah istirahat, ini bisa menjadi tanda bahwa ada masalah serius, seperti saraf kejepit.
  • Kebas atau Kesemutan yang Tidak Biasa
    Rasa kebas atau kesemutan yang berlangsung lama, terutama di area tertentu seperti tangan, kaki, atau leher, bisa menandakan adanya saraf yang tertekan.
  • Kehilangan Fungsi Gerak atau Lemah Otot
    Jika cedera sampai mengganggu kemampuan Anda untuk bergerak atau menyebabkan kelemahan pada otot tertentu, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Gejala ini bisa menunjukkan adanya kerusakan saraf yang perlu segera ditangani.
  • Nyeri yang Menjalar
    Rasa nyeri yang menjalar, misalnya dari punggung bawah hingga ke kaki, bisa menjadi tanda adanya saraf yang terjepit di tulang belakang. Kondisi ini sebaiknya ditangani secepatnya untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Baca Juga:  Mengatasi Lumbar Radiculopathy dengan Joimax: Solusi Inovatif Tanpa Operasi Besar

Konsultasi Sekarang dengan Dokter Spesialis Kami di Klinik Lamina

Di Klinik Lamina, kami memiliki tim dokter spesialis yang berpengalaman dalam menangani berbagai kasus saraf kejepit dan cedera olahraga. 

Dengan menggunakan teknologi canggih dan pendekatan pengobatan yang holistik, kami siap membantu Anda agar dapat pulih dan kembali aktif tanpa rasa nyeri. 

Untuk penanganan saraf kejepit, Lamina menggunakan teknologi canggih Joimax asal Jerman yang terbukti efektif dalam menghilangkan nyeri dan peradangan. Joimax adalah prosedur minimal invasif tanpa bedah terbuka yang lebih aman, minim risiko, dan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi.

Tim dokter spesialis bedah saraf kami di Lamina telah menangani lebih dari 3500 pasien saraf kejepit dengan tindakan Joimax.

Layanan kami meliputi:

  • Pemeriksaan Komprehensif
    Dokter spesialis kami akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan penyebab nyeri Anda dan merencanakan penanganan yang tepat.
  • Fisioterapi
    Kami menawarkan program rehabilitasi medik yang mencakup fisioterapi yang aman dan efektif, untuk membantu Anda pulih dari cedera serta mengurangi risiko saraf kejepit.
  • Konsultasi Berkelanjutan
    Klinik Lamina juga menyediakan layanan konsultasi berkelanjutan, sehingga Anda dapat memantau perkembangan kondisi dan memastikan pemulihan yang optimal.

Jangan biarkan cedera olahraga menghentikan aktivitas. Jika mengalami gejala saraf kejepit atau cedera yang mengganggu, segera hubungi kami di Klinik Lamina untuk berkonsultasi dengan dokter.

Jika membutuhkan konsultasi untuk masalah saraf kejepit dan nyeri tulang belakang lainnya, segeralah buat janji via Whatsapp ke nomor 0811-1443-599

Klinik Lamina berlokasi di Mampang dengan cabang yang tersebar di Cibubur, Kuningan, dan Pulomas. 

Lamina juga menyediakan layanan telekonsultasi dan layanan ambulans untuk membantu memudahkan pasien yang terkendala jarak. 

Untuk mengecek jadwal praktik dokter dan berkonsultasi, silakan klik di sini.

Share via:
Facebook
Threads
WhatsApp
Artikel Terkait
Artikel Populer
Topik Populer