Thoracic Outlet Syndrome Penyebab Nyeri Bahu dan Lengan Kiri

thoracic outlet syndrome penyebab nyeri bahu dan lengan kiri

Thoracic outlet syndrome penyebab nyeri bahu dan lengan kiri yang berujung pada hambatan kemampuan Anda bergerak bebas jika tidak segera mendapatkan penanganan yang baik.

Thoracic outlet syndrome atau sindrom outlet dada atau toraks merupakan sekelompok gangguan atau masalah yang terjadi saat pembuluh darah atau saraf yang ada pada area tulang klavikula (selangka) dan tulang rusuk pertama terjepit atau tertekan.

Area antara tulang klavikula dan tulang rusuk pertama inilah yang dikenal dengan thoracic outlet atau outlet dada atau saluran toraks.

Thoracic outlet syndrome atau TOS menjadi salah satu penyebab nyeri bahu dan lengan kiri, kadang leher dan mati rasa pada jari-jari tangan.

Kadangkala nyeri pada bahu dan lengan Anda anggap sepele karena mungkin menganggapnya dalam sehari dua hari akan mereda sendiri. Setelah mengganggu aktivitas harian, baru Anda sadar nyeri bahu sudah berlangsung lama.

Thoracic Outlet Syndrome Penyebab Nyeri Bahu dan Lengan Kiri

Thoracic outlet syndrome terjadi karena saraf dada atau pembuluh darah pada saraf lengan tertekan oleh tulang selangka dan tulang rusuk pertama. Saraf lengan terpisah pada celah antara tulang selangka dan tulang rusuk pertama, termasuk saraf dan pembuluh darah dari leher. Saat struktur tulang mengalami kelainan atau salah posisi, kumpulan saraf tersebut tertekan antara tulang selangka dan tulang rusuk.

Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain cedera fisik baik akibat akibat kecelakaan berkendara atau olahraga, cedera akibat repetisi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan atau olahraga, dan kehamilan.

Faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami thoracic outlet syndrome penyebab nyeri bahu dan lengan kiri adalah adanya aktivitas fisik dengan pembebanan berat pada bahu saat menggunakan tangan, bahu dan lengan, misalnya

– gerakan lengan dan gerakan bahu memutar keluar (rotasi eksternal) saat melakukan olahraga kegemaran, seperti renang, polo air, baseball, tenis

– penambahan berat badan atau berat badan berlebihan akibat beban berlebihan pada sendi yang hampir mirip dampaknya dengan menyandang tas besar dan berat.

– memiliki kelainan anatomi sejak lahir pada area leher, bahu, dan lengan.

Kadangkala Anda mungkin baru bisa menyadari gejala nyeri akibat thoracic outlet syndrome penyebab nyeri bahu dan lengan kiri saat Anda mengharuskan mengulangi gerakan terus menerus, seperti mengetik di komputer, bekerja pada jalur perakitan atau mengangkat barang di atas kepala saat harus memindahkan barang pada rak tempat Anda bekerja.

Beban angkut merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan. Jika beban yang diangkut melebihi batas dapat mengakibatkan keluhan musculoskeletal yang salah satunya adalah Thoracic Outlet Syndrome (TOS).

Baca Juga:  Minim Risiko! Terapi Saraf Kejepit Pinggang dengan Teknologi Terkini Laser PLDD

Usia juga dapat memengaruhi terjadinya thoracic outlet syndrome, karena dengan meningkatnya massa otot seseorang kemungkinan berpotensi menyebabkan penekanan pembuluh darah pada area bahu.

Dua Jenis Penyebabnya

Dari penyebabnya thoracic outlet syndrome penyebab nyeri bahu dan lengan kiri terbagi menjadi tiga jenis, bergantung pada bagian mana yang mengalam kompresi:

  1. Neurologis, akibat kompresi komponan saraf pleksus brakialis (bertugas mengontrol gerakan otot dan sensasi pada bahu, lengan hingga tangan). Bentuk ini menyumbang hampir 95% kasus TOS.   
  2. Pembuluh darah arteri akibat kompresi pada kompresi arteri subklavia, dan menyebabkan sekitar 1% kasus TOS
  3. Pembuluh darah vena akibat kompresi vena subklavia yang menyebabkan sekiar 4% kasus TOS

Berdasarkan hal tersebut, maka gejala thoracic outlet syndrome penyebab nyeri bahu dan lengan kiri cukup bervariasi. Seringkali gejala memburuk saat mengangkat lengan dan/atau bahu.

Kondisi medis lainnya juga dapat menimbulkan gejala yang sama, misalnya robekan pada rotator cuff, masalah pada bantalan sendi tulang leher, fibromyalgia, multiple sclerosis dan lainnya.

Akibat Gerakan Berulang

Gerakan yang berulang dapat menyebabkan pembesaran otot sehingga kemungkinan dapat menekan atau kompresi pembuluh darah vena

Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, sindrom ini kemungkinan berpotensi mengakibatkan defisit neurologis akibat hipoperfusi dan hipometabolisme pada area tertentu di otak dan otak kecil.

Musisi pemain musik dengan menahan bahu dalam posisi tertentu dalam waktu yang lama juga berpotensi mengalami TOS.

Gejala Thoracic Outlet Syndrome Penyebab Nyeri Bahu dan Lengan Kiri

Gejala thoracic outlet syndrome neurologis meliputi:

  • Mengkerutnya otot pangkal ibu jari (Gilliatt-Sumner Hand)
  • Mati rasa atau kesemutan pada lengan atau jari
  • Nyeri bisa hilang timbul atau permanen
  • Nyeri terasa tajam, seperti tertusuk, terbakar
  • Mati rasa dan kesemutan di lengan dan/atau jari jemari tangan (jari keempat dan kelima).
  • Nyeri pada leher, area dada, bahu, klavikula, ketiak, punggung atas yang menjalar ke bahu, lengan, hingga tangan.
  • Sulit menggenggam benda akibat melemahnya otot tangan
  • Gerak bahu terganggu atau terbatas.
  • Otot-otot lengan terasa kaku

Gejala thoracic outlet syndrome vaskular (arteri atau vena) antara lain:

  • Warna tangan berubah menjadi kebiruan
  • Nyeri lengan dan pembengkakan, yang kemungkinan ada bekuan darah pada vena dan arteri tubuh bagian atas
  • Jari atau seluruh tangan tampak pucat
  • Denyut nadi melemah pada lengan yang terkena
  • Terasa dingin pada area jari tangan, lengan atas dan bawah
  • Lengan mudah lelah saat melakukan aktivitas
  • Mati rasa atau kesemutan pada jari-jari
Baca Juga:  Penyebab dan Gejala Bell's Palsy yang Harus Diwaspadai

Diagnosis Thoracic Outlet Syndrome

Untuk menegakkannya kemungkinan dokter akan melakukan beberapa tes pencitraan, sebagai berikut:

-Rontgen atau X-ray, menggambarkan kondisi tulang rusuk dan tulang selangka dan mengambarkan kemungkinan adanya kelainan tulang lainnya misalnya tulang leher.

-Computed Tomografi (CT scan), membantu dokter mengidentifikasi lokasi dan penyebab kompresi pembuluh darah.

-Magnetic Resonance Image (MRI), untuk menentukan lokasi dan penyebab kompresi pembuluh darah dan dapat mengungkapkan kemungkinan adanya kelainan bentuk anomali kongenital.

-Electromyography (EMG), menggunakan arus listrik yang rendah untuk menguji dan mengukur kemampuan saraf dalam mengirim impuls ke otot. Prosedur ini dapat menentukan ada tidaknya kerusakan saraf.

PenangananThoracic Outlet Syndrome Penyebab Nyeri Bahu dan Lengan Kiri

Sebagian besar kondisi ini dapat ditangani secara efektif dengan beberapa modalitas terapi sebagai berikut:

Fisioterapi (terapi fisik), modalitas terapi pertama yang perlu Anda lakukan agar otot-otot bahu menguat dan meregang dengan baik agar saluran toraks (celah antara tulang selangka dan tulang rusuk pertama) menjadi lebih terbuka atau tidak mengalami penyempitan yang diduga sebagai penyebab nyeri.

Fisioterapi ini juga memiliki dampak positif agar bahu dapat kembali bergerak bebas dan perbaikan pada postur tubuh yang tadinyta kurang baik.

Medikamentosa (obat-obatan), biasanya dokter akan menggabungkan fisioterapi dengan obat. Dokter akan meresepkan obat anti-inflamasi, obat nyeri atau pelemas otot untuk membantu mengurangi peradangan, mengurangi nyer dan membuat otot menjadi relaksasi lebih baik.

Obat antitrombolitik mungkin juga akan diberikan dokter untuk mengurangi risiko terjadinya bekuan darah pada pembuluh darah.

Tindakan bedah atau dekompresi, bila penanganan lain tidak efektif atau terjadi kemungkinan adanya tanda-tanda masalah neurologis yang progresif.

Jika kesemutan penyebabnya ada masalah pada sistem saraf, dokter akan menguji atau mengevaluasi saraf pada leher dan lengan dan dengan melakukan gerakan, seperti memutar leher, atau menekuk dan meluruskan pergelangan tangan.

Cegah Thoracic Outlet Syndrome Penyebab Nyeri Bahu dan Lengan Kiri

  • Hindari posisi lengan terangkat hingga atas kepala, terutama saat tidur
  • Atur waktu untuk beristirahat setiap 30 menit sekali saat melakukan pekerjaan
  • Menurunkan berat badan yang berlebihan
  • Hindari tidur dengan posisi tengkurap atau lengan pada atas kepala
  • Hindari mengangkat benda berat secara berulang
  • Lakukan gerakan atau latihan peregangan untuk menjaga kekuatan otot-otot bahu

Share via:
Artikel Terkait
Promo Terbaru
Artikel Populer
Topik Populer