Pengobatan Tulang Belakang Keropos dengan Kypholasty

pengobatan tulang belakang keropos kifoplasti

Pengobatan tulang belakang keropos juga mengikuti perkembangan teknologi lainnya.

Pengobatan tulang belakang keropos ini bahkan tak perlu rawat inap dan dapat membantu memulihkan kondisi tulang belakang.

Tulang Keropos

Istilah tulang keropos mungkin sudah familiar. Kondisi ini sering kali dikaitkan dengan kondisi osteoporosis.

Penyebab osteoporosis adalah menurunnya kepadatan tulang atau densitas tulang sehingga kekuatannya menurun dan tulang menjadi keropos serta rentan patah atau fraktur.

Bila sudah terjadi fraktur atau retak, bentuk alami tulang belakang akan mengalami perubahan akibat adanya tekanan (kompresi) pada beberapa bagian atau fraktur kompresi.

Gejala awal keropos tulang belakang adalah berupa fraktur kompresi atau kondisi tulang belakang yang remuk/retak namun tetap berada dalam posisinya. Bila kondisi ini tidak mendapatkan penanganan yang tepat, dapat mengganggu struktur tulang belakang lainnya, dan juga saraf.

Nyeri pada tulang belakang, baik saat beristirahat maupun saat melakukan aktivitas rutin harian, menjadi gejala utamanya.  

Osteoporosis memiliki dua jenis yaitu:

  1. Primer, yang terjadi dalam beberapa kondisi seperti pasca-menopause, proses penuaan dan idiopatik (tidak diketahui penyebabnya).
  2. Sekunder, penyebabnya antara lain akibat konsumsi alkohol berlebihan, dan kondisi medis lain seperti hipogonadisme, hipertiroid.

Osteoporosis sebenarnya tidak selalu menjadi tulang belakang keropos atau retak. Penyebab lainnya bisa juga berupa kanker atau tumor dan penyakit lainnya yang menyerang tulang belakang.   

Cedera pada tulang belakang (misalnya akibat kecelakaan kendaraan bermotor atau cedera akibat jatuh atau olahraga), juga dapat berpotensi menyebabkakan fraktur kompresi.

Dampak Fraktur Kompresi

Fraktur kompresi karena osteoporosis dapat berpotensi menjepit saraf tulang belakang. Jepitan ini menyebabkan nyeri yang menjalar hingga ke tungkai, kebas, kesemutan hingga melumpuhkan otot.

Saat awal-awal terjadinya fraktur kompresi, mungkin tidak menimbulkan gejala. Namun bila berkelanjutan, dapat menyebabkan:

  1. Nyeri tulang belakang yang secara perlahan memburuk – berbaring telentang dapat meredakan nyeri dan berdiri dapat memperburuk nyeri

2 Menyusutnya tinggi badan

3. Gerakan tulang belakang terbatas (tidak dapat menekuk atau memutar)

4. Postur menjadi bungkuk, atau kifosis. Seringkali, sisi depan vertebra kehilangan tinggi, tetapi sisi belakang tidak. Seiring dengan waktu, fraktur kompresi ini dapat menyebabkan postur tubuh membungkuk ke depan

5. Mati rasa atau kesemutan, kelemahan otot, kesulitan berjalan, dan kemungkinan terjadi gangguan buang air besar dan buang air kecil akibat adanya saraf terjepit pada tulang belakang.

Baca Juga:  Endoskopi Joimax: Operasi Tulang Belakang dengan Teknologi Canggih dan Minimal Invasif

6. Gangguan pernapasan

7. Menurunnya aktivitas fisik

Jika fraktur atau keropos tulang terjadi dengan cepat, Anda akan mengalami nyeri tulang belakang secara tiba-tiba, dan nyerinya luar biasa.

Pengobatan Tulang Belakang Keropos dengan Kyphoplasty

Fraktur kompresi pada tulang belakang merupakan salah satu jenis fraktur yang kerap disebabkan oleh osteoporosis.

Bila osteoporosis penyebabnya, kemungkinan dokter akan membantu Anda mengatasinya terlebih dahulu, dengan merekomendasikan obat-obatan khusus dan suplemen yang kaya dengan kalsium dan vitamin D. Latihan atau olahraga bisa juga dianjurkan. Semua langkah ini dapat membantu memperkuat tulang dan mencegah fraktur atau keropos tulang di kemudian hari.

Obat pereda nyeri tulang belakang, beristirahat dalam jangka waktu tertentu (kemudian diselingi dengan aktivitas saat tulang membaik), menggunakan korset, dan program terapi latihan fisik rehabilitasi medik (untuk membantu Anda bergerak lebih baik dan menguatkan otot-otot sekitar tulang belakang) adalah langkah sehat lainnya.

Pengobatan dulu atau konvensional mengatasi kondisi ini membutuhkan pemulihan yang lebih panjang, atau bahkan mungkin tidak membuahkan hasil yang diharapkan.

Nah kini pengobatannya sudah semakin maju. Salah satu metode pengobatan tulang belakang keropos atau fraktur kompresi pada tulang belakang adalah dengan teknik kifoplasti dan vertebroplasti.

  • Vertebroplasti. Menggunakan bantuan X-ray, dokter akan melakukan injeksi semen ke dalam tulang balakang yang mengalami retak atau fraktur. Semen ini dapat menopang tulang belakang, memperkuat areasekeliling fraktur, dan dapat membantu meredakan nyeri.
  • Kifoplasti. Tindakan ini mirip dengan vertebroplasti. Namun sebelum menyuntikkan semen, dokter akan memasukkan balon khusus untuk memberikan ruang tulang yang menyempit untuk diisi oleh semen. Balon berfungsi agar semen tidak bocor ke bagian lain yang tidak diperlukan.

Manfaat Kifoplasti dan Vertebroplasti

Walaupun vertebroplasti dan kifoplasti merupakan prosedur yang berbeda, namun keduanya berupa injeksi bahan semen tulang (orthopaedic cement) yang bermanfaat membantu:

  • menciptakan stabilitas tulang belakang
  • menguatkan tulang belakang
  • mengurangi rasa nyeri
  • mengembalikan tinggi badan dan badan tulang (terutama kifoplasti)
  • mengembalikan lengkungan alami tulang belakang

Kedua prosedur menggunakan panduan sinar-X untuk menempatkan jarum melalui sayatan kecil di belakang dan masuk ke fraktur kompresi vertebra. Setelah dokter memosisikan jarum secara akurat, balon perlahan-lahan digelembungkan untuk membantu memulihkan tinggi tulang belakang dan membentuk rongga baru. Semen tulang ini dengan cepat mengeras, sehingga dapat mengurangi rasa sakit dengan memperkuat dan memperkuat tulang belakang yang rusak.

Baca Juga:  Terapi Laser PLDD Pada Masalah Saraf Kejepit Tulang Belakang

Pengobatan Tulang Belakang Keropos

Kifoplasti merupakan teknik atau metode terbaru untuk menangani fraktur kompresi atau patah tulang belakang. Tindakan ini sudah ada pada Lamina Pain and Spine Center.

Semen untuk tindakan ini adalah semen artifisial (poly-methyl-methacrylate/PMMA) yang sebelumnya dicampur dengan cairan khusus dan menjadi semen yang dapat mengering setelah dokter menyuntikkannya ke dalam tulang belakang.

Hasil beberapa studi menunjukkan kifoplasti (kypholasty) adalah tindakan untuk memperbaiki ketinggian normal tulang belakang, mengoreksi kifosis, dan mengeliminasi nyeri akibat keropos tulang atau fraktur kompresi dan secara keseluruhan tindakan ini minim risiko komplikasi kurang dari 4 persen.

Kifoplasti ini tidak perlu rawat inap dan hanya memerlukan sayatan kecil sehingga bekas luka minimal.

Pemeriksaan Penunjang

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik berdasarkan riwayat kesehatan dan cedera yang mungkin Anda alami.

Untuk membantu menegakkan diagnosis, dokter akan meminta Anda melakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan radiologis berupa rontgen, Ct scan, atau MRI. Untuk memastikan penyebab perubahan bentuk tulang belakang atau nyerinya, agar dapat menentukan rencana penanganannya yang sesuai dengan kondisi Anda.  

Penyedia layanan kesehatan Anda akan berbicara dengan Anda tentang riwayat kesehatan dan cedera baru-baru ini dan melakukan pemeriksaan fisik. Ia akan memeriksa untuk melihat di mana Anda merasakan sakit dan apakah tulang belakang Anda membungkuk ke depan. Penyedia layanan kesehatan mungkin juga ingin mengambil gambar tulang belakang Anda menggunakan sinar-X, computed tomography (CT), atau scan magnetic resonance imaging (MRI).

Faktor Lain Penyebab Fraktur Kompresi

Fraktur kompresi dapat berpotensi terjadi seiring dengan faktor-faktor berikut ini:

  • Usia. Seiring dengan bertambahnya usia, secara alami tulang mulai  kehilangan densitasnya (kepadatan) dan melemah. Sehingga bertambahnya usia akan mempertinggi risiko Anda mengalami keropos tulang belakang.
  • Jenis kelamin perempuan, terutama setelah menopause. Kondisi ini biasanya terjadi kira-kira 5-7 tahun setelah menopause. Menopause dapat menurunkan kadar estrogen yang salah satu perannya adalah menjaga kekuatan tulang. Estrogen menurun maka tulang dapat rentan keropos.
  • Minum obat-obatan jenis tertentu dalam jangka waktu tertentu, misalnya steroid, antidepresan. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.
  • Fraktur tulang belakang sebelumnya. Bila pernah mengalami fraktur pada salah satu tulang belakang, maka Anda berisiko mengalaminya lagi.
  • Gaya hidup yang kurang sehat, misalnya merokok, minum minuman beralkohol, dan/atau jarang berolahraga (gaya hidup sedentari). Merokok dan minuman beralkohol dapat memengaruhi kemampuan tubuh menyerap kalsium dari makanan.
Share via:
Artikel Terkait
Promo Terbaru
Artikel Populer
Topik Populer