Myelopathy dan radiculopathy melibatkan gangguan pada sistem saraf tulang belakang yang menjadikan dua kondisi ini sering kali membingungkan karena kemiripannya.
Myelopathy adalah gangguan yang memengaruhi sumsum tulang belakang secara langsung, yaitu bagian penting dari sistem saraf pusat yang mengontrol berbagai fungsi motorik, sensorik, dan otonom tubuh.
Sebaliknya, radiculopathy terjadi akibat masalah pada akar saraf yang terletak di sekitar tulang belakang, yang bertugas membawa sinyal antara sumsum tulang belakang dan bagian tubuh tertentu.
Konsultasikan kondisi Myelopathy dan radiculopathy Anda dengan dokter spesialis di Lamina Pain and Spine Center melalui nomor 0811 1443 599 untuk perawatan terbaik yang sesuai dengan kondisi Anda.
Jadi meski memiliki beberapa kemiripan, terdapat perbedaan yang mendasar di antara keduanya terkait area yang terdampak. Mari kita cari tahu penjelasan selengkapnya berikut ini.
Daftar isi
- Memahami Myelopathy vs Radiculopathy
- Apa itu myelopathy?
- Apa yang dirasakan pengidap myelopathy?
- Apa itu radiculopathy?
- Apa yang dirasakan pengidap radiculopathy?
- Penyebab Myelopathy vs Radiculopathy
- Penyebab myelopathy
- Penyebab radiculopathy
- Gejala Myelopathy vs Radiculopathy
- Gejala utama myelopathy
- Gejala utama radiculopathy
- Diagnosis Myelopathy vs Radiculopathy
- Tes diagnostik umum
- Peran MRI dan CT Scan
- Myelopathy vs Radiculopathy : Pengobatan dan Manajemen
- Pendekatan noninvasif
- Intervensi medis minimal invasif
- Komplikasi Myelopathy dan Radiculopathy yang Harus Diwaspadai
- Lamina Pain and Spine Center: Pengobatan Terbaik untuk Saraf Kejepit
Memahami Myelopathy vs Radiculopathy
Myelopathy dan radiculopathy paling umum dialami oleh orang-orang dewasa usia lanjut, terutama mereka yang mengalami degenerasi tulang belakang atau sering beraktivitas berat sehingga kerap memberikan tekanan pada tulang belakang.
Sebelum membahas lebih jauh, kita pahami dahulu pengertian kedua kondisi ini.
Apa itu myelopathy?
Myelopathy adalah istilah medis yang menggambarkan kerusakan atau gangguan fungsi pada sumsum tulang belakang (spinal cord).
Kondisi ini terjadi ketika ada tekanan, cedera, atau perubahan degeneratif yang memengaruhi sumsum tulang belakang, yang merupakan jalur utama sistem saraf pusat.
Myelopathy dapat menyebabkan gangguan luas pada kemampuan motorik, sensorik, atau fungsi otonom tubuh, tergantung pada lokasi dan tingkat kerusakan di sumsum tulang belakang.
Apa yang dirasakan pengidap myelopathy?
Pengidap myelopathy umumnya merasakan kelemahan otot dan gangguan koordinasi, yang membuat aktivitas sehari-hari seperti berjalan, menulis, atau menggunakan tangan menjadi sulit.
Sebagian mungkin merasa sering kehilangan keseimbangan sehingga membutuhkan alat bantu, seperti tongkat.
Pada kasus yang lebih parah, muncul kesulitan mengontrol fungsi kandung kemih atau usus, yang dapat memengaruhi kualitas hidup secara signifikan. Rasa lelah yang terus-menerus akibat keterbatasan fisik juga umumnya terjadi.
Apa itu radiculopathy?
Radiculopathy adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan iritasi atau kompresi pada akar saraf (nerve root) yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Akar saraf ini bertugas mengirimkan sinyal antara sumsum tulang belakang dan bagian tubuh tertentu.
Ketika akar saraf terganggu, efeknya menyebabkan gejala yang dirasakan di sepanjang jalur saraf, seperti nyeri atau mati rasa di lengan atau kaki, tergantung pada lokasi gangguan.
Apa yang dirasakan pengidap radiculopathy?
Pengidap radiculopathy biasanya mengalami nyeri tajam atau sensasi panas di area tertentu, tergantung lokasi saraf yang terpengaruh (seperti lengan atau kaki).
Nyeri ini dapat mengganggu aktivitas fisik, terutama pekerjaan yang membutuhkan angkat berat atau gerakan berulang.
Ada juga mati rasa atau kesemutan yang membuat mereka sulit menggenggam benda atau berdiri dalam waktu lama.
Pada sebagian kasus, kelemahan otot membuat tugas sederhana seperti membawa belanjaan atau mengemudi menjadi lebih berat.
Penyebab Myelopathy vs Radiculopathy
Myelopathy dan radiculopathy secara umum bisa dikelompokkan ke dalam gangguan kesehatan yang risikonya kian meningkat akibat pertambahan usia dan faktor keturunan (genetik).
Sebagian lagi bisa diakibatkan oleh cedera tertentu.
- Proses penuaan : Seiring bertambahnya usia, tulang belakang secara alami mengalami degenerasi yang meningkatkan risiko stenosis spinal dan spondilosis (penyebab umum myelopathy dan radiculopathy).
- Faktor genetik : Beberapa orang mungkin memiliki kecenderungan genetik terhadap kondisi seperti stenosis spinal atau herniasi diskus.
- Cedera mendadak : Trauma akibat kecelakaan atau aktivitas tak terduga tidak selalu dapat diantisipasi.
Berikut ini adalah penyebab alami myelopathy dan radiculopathy selengkapnya.
Penyebab myelopathy
Penyebab myelopathy dan radiculopathy ternyata berbeda dan perlu dipahami dengan saksama. Dengan memahami perbedaan penyebabnya, maka penanganannya pun nanti akan berbeda.
Secara umum, myelopathy terjadi karena adanya gangguan atau tekanan pada sumsum tulang belakang dalam waktu lama yang dibarengi dengan menurunnya kesehatan tulang belakang akibat penuaan. Beberapa penyebab utamanya meliputi:
- Stenosis spinal : Penyempitan kanal tulang belakang akibat degenerasi, biasanya pada usia lanjut.
- Herniasi diskus : Diskus yang menonjol ke dalam kanal tulang belakang dan menekan sumsum tulang belakang.
- Cedera traumatis : Misalnya kecelakaan yang menyebabkan patah tulang belakang atau dislokasi.
- Infeksi atau peradangan : Seperti tuberkulosis tulang belakang atau abses epidural.
- Pertumbuhan sel-sel tumor atau massa : Pertumbuhan abnormal di kanal tulang belakang yang menekan sumsum tulang belakang.
- Kondisi degeneratif : Seperti spondilosis servikal yang mempersempit kanal tulang belakang seiring bertambahnya usia.
Penyebab radiculopathy
Radiculopathy terjadi akibat gangguan pada akar saraf di sekitar tulang belakang. Beberapa penyebab utamanya meliputi:
- Herniasi diskus : Penonjolan diskus yang menekan akar saraf di tulang belakang.
- Stenosis foraminal : Penyempitan ruang tempat akar saraf keluar dari tulang belakang.
- Cedera fisik : Cedera akibat aktivitas berulang, postur tubuh yang buruk, atau trauma langsung.
- Degenerasi tulang belakang : Seperti osteofit (pertumbuhan tulang abnormal) yang menekan akar saraf.
- Diabetes : Dapat menyebabkan peradangan atau kerusakan pada saraf perifer, termasuk akar saraf.
- Infeksi atau peradangan lokal : Seperti herpes zoster atau radikulitis akibat infeksi.
Meski beberapa faktor penyebab myelopathy dan radiculopathy memang tidak dapat dihindari, namun masih ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk meminimalkan risiko atau memperlambat perkembangan kondisi ini, misalnya:
- Menjaga postur yang baik, terutama saat duduk atau saat mengangkat benda berat, untuk mengurangi tekanan berlebih pada tulang belakang dan saraf.
- Olahraga teratur yang berfokus pada penguatan otot inti, fleksibilitas, dan kesehatan tulang belakang dapat membantu mengurangi stres pada tulang belakang.
- Hindari mengangkat beban berat tanpa teknik yang benar karena dapat meningkatkan risiko herniasi diskus.
- Konsumsi nutrisi yang cukup untuk mendukung kesehatan tulang dan jaringan, seperti kalsium dan vitamin D.
- Berhenti merokok karena dapat mengurangi aliran darah ke diskus dan jaringan di sekitar tulang belakang.
- Menghindari obesitas untuk meminimalkan tekanan ekstra pada tulang belakang.
- Menghindari aktivitas yang sama secara terus-menerus (seperti membungkuk atau memutar punggung) karena dapat mempercepat kerusakan tulang belakang.
Gejala Myelopathy vs Radiculopathy
Sebagaimana keduanya adalah dua kondisi gangguan saraf yang berbeda, jadi gejala-gejala myelopathy dan radiculopathy pun tidak sepenuhnya sama.
Gejala utama myelopathy
Myelopathy memengaruhi sumsum tulang belakang, sehingga gejalanya cenderung lebih luas dan dapat melibatkan beberapa fungsi tubuh, antara lain:
- Kelemahan otot : Terjadi pada ekstremitas (tangan atau kaki), sering membuat pengidap sulit melakukan aktivitas seperti menggenggam benda atau berjalan.
- Gangguan koordinasi anggota tubuh : Hilangnya kontrol motorik halus, seperti kesulitan menulis, mengancingkan baju, atau menjaga keseimbangan saat berjalan.
- Gangguan sensorik : Mati rasa, kesemutan, atau sensasi terbakar di area tertentu.
- Kehilangan refleks normal : Refleks tendon yang menurun atau bahkan hilang.
- Gangguan kandung kemih atau usus besar : Pada kasus parah, dapat menyebabkan inkontinensia atau sulit buang air kecil/besar.
- Nyeri pada leher atau punggung : Terkadang disertai rasa tegang di area tulang belakang yang terdampak.
Gejala utama radiculopathy
Radiculopathy memengaruhi akar saraf sehingga menjadikan gejala-gejalanya lebih spesifik pada area yang terkait oleh saraf-saraf yang terdampak, antara lain:
- Nyeri tajam atau menyebar : Nyeri sering dirasakan seperti aliran listrik atau terbakar, mengikuti jalur saraf yang tertekan, misalnya :
- Cervical radiculopathy : Nyeri dari leher menjalar ke bahu atau lengan.
- Lumbar radiculopathy : Nyeri dari punggung bawah menjalar ke pinggul, paha, atau kaki (sciatica).
- Mati rasa atau kesemutan : Biasanya dirasakan di ekstremitas (jari tangan, kaki, atau area lain sesuai jalur saraf).
- Kelemahan otot lokal : Otot di area yang terkait dengan saraf yang terganggu akan melemah, misalnya kesulitan mengangkat benda atau berdiri lama.
- Penurunan refleks : Refleks tertentu, seperti pada lutut atau siku, mungkin melemah akibat gangguan sinyal saraf.
- Kesulitan dengan aktivitas spesifik : Bergantung pada lokasi, pengidap mungkin mengalami kesulitan menggerakkan bagian tubuh tertentu, seperti lemah saat menggenggam benda atau sulit berdiri dengan stabil.
Nyeri punggung dapat menjadi gejala umum dari saraf kejepit yang mana merupakan ciri khas dari myelopathy dan radiculopathy juga.
Saraf yang terjepit, baik di sepanjang sumsum tulang belakang (myelopathy) atau di akar saraf (radiculopathy), dapat menyebabkan nyeri yang terasa di punggung dan terkadang menjalar ke bagian tubuh lainnya.
Cari tahu selengkapnya tentang penanganan syaraf kejepit di Klinik Lamina sebagai penyedia layanan diagnosis dan pengobatan myelopathy dan radiculopathy terpercaya di Indonesia.
Diagnosis Myelopathy vs Radiculopathy
Diagnosis yang tepat sangat penting untuk membedakan antara myelopathy dan radiculopathy sebagaimana kedua kondisi ini memiliki penyebab dan lokasi gangguan yang berbeda.
Dokter biasanya akan melakukan serangkaian tes fisik, neurologis, dan pencitraan untuk mengoptimalkan hasil diagnosis.
Pendekatan diagnosis ini bertujuan untuk menemukan lokasi, penyebab, serta tingkat keparahan gangguan.
Tes diagnostik umum
Tes diagnostik umum bertujuan untuk mengevaluasi gejala, menilai fungsi saraf, dan menentukan area yang terdampak sebagai langkah awal yang penting untuk menentukan pemeriksaan lanjutan.
Pemeriksaan fisik, tes neurologis, dan prosedur seperti EMG membantu mengidentifikasi apakah gejala pasien lebih berkaitan dengan kerusakan sumsum tulang belakang (myelopathy) atau akar saraf (radiculopathy).
1. Pemeriksaan fisik dan riwayat medis
- Dokter akan memeriksa postur, refleks, kekuatan otot, dan kemampuan motorik pasien.
- Informasi tentang nyeri, mati rasa, atau gejala lain yang dialami pasien juga penting untuk menentukan kemungkinan penyebab.
2. Tes Neurologis
- Menguji refleks tendon, tonus otot, dan sensasi pada bagian tubuh tertentu.
- Untuk myelopathy, dokter mungkin mencari tanda Babinski (respons abnormal pada telapak kaki) atau Hoffman’s sign (tes respons saraf di tangan).
- Pada radiculopathy, tes spesifik seperti Straight Leg Raise Test (untuk lumbar radiculopathy) atau Spurling’s Test (untuk cervical radiculopathy) dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompresi saraf.
3. Elektromiografi (EMG)
- Tes ini mengukur aktivitas listrik otot dan membantu mendeteksi gangguan pada saraf perifer, termasuk akar saraf.
Peran MRI dan CT Scan
Pemeriksaan pencitraan, seperti MRI dan CT Scan, digunakan untuk memberikan gambaran rinci mengenai struktur tulang belakang dan jaringan di sekitarnya.
MRI lebih fokus pada jaringan lunak, seperti sumsum tulang belakang dan diskus. Sedangkan, CT Scan dapat memberikan pencitraan struktur tulang yang lebih mendetail dibandingkan MRI.
Keunggulan MRI adalah kemampuannya untuk memberikan informasi mendalam tanpa paparan radiasi. Namun, dokter juga kerap menggunakan CT Scan karena hasilnya yang lebih baik.
Kedua alat ini membantu mengidentifikasi penyebab gangguan secara akurat, memastikan diagnosis, dan merancang pengobatan yang tepat.
1. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
- Memberikan gambaran detail tentang jaringan lunak seperti diskus tulang belakang, sumsum tulang belakang, dan akar saraf.
- MRI dapat menunjukkan kompresi pada sumsum tulang belakang akibat stenosis spinal, herniasi diskus, atau tumor pada kasus myelopathy.
- Membantu mendeteksi kompresi akar saraf akibat herniasi diskus atau stenosis foraminal pada kasus radiculopathy.
2. Computed Tomography (CT Scan)
- CT Scan dapat menghasilkan gambar tulang belakang yang lebih jelas, terutama untuk struktur tulang.
- Berguna untuk mendeteksi fraktur, osteofit (pertumbuhan tulang), atau stenosis spinal yang mungkin memengaruhi sumsum tulang belakang atau akar saraf.
- CT Scan dengan myelogram (injeksi cairan kontras ke kanal tulang belakang) sering digunakan jika MRI tidak memungkinkan atau tidak tersedia.
Myelopathy vs Radiculopathy : Pengobatan dan Manajemen
Pengobatan untuk myelopathy dan radiculopathy tergantung pada penyebab, tingkat keparahan, dan respons individu terhadap terapi.
Secara umum, ada dua pendekatan utama dalam manajemen kedua kondisi ini: pendekatan noninvasif dan intervensi medis minimal invasif.
Setiap pendekatan bertujuan untuk mengurangi gejala, memperbaiki fungsi, dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada sistem saraf.
Pendekatan noninvasif
Pendekatan noninvasif biasanya menjadi pilihan pertama untuk menangani myelopathy dan radiculopathy, terutama jika kondisi tidak terlalu parah.
Tujuan utamanya bukan untuk menyembuhkan, namun untuk mengurangi rasa nyeri, memperbaiki mobilitas, dan mencegah kerusakan lebih lanjut tanpa memerlukan prosedur bedah. Beberapa terapi yang umum digunakan meliputi:
1. Fisioterapi
- Terapi fisik bertujuan untuk memperkuat otot-otot di sekitar tulang belakang, meningkatkan fleksibilitas, dan memperbaiki postur tubuh.
- Fisioterapis juga dapat mengajarkan teknik peregangan untuk mengurangi tekanan pada saraf dan mencegah cedera lebih lanjut.
2. Terapi obat-obatan
- Analgesik (obat penghilang rasa sakit) dan antiinflamasi nonsteroid (NSAID) sering digunakan untuk mengurangi nyeri dan peradangan.
- Obat relaksan otot dapat digunakan untuk mengurangi kekakuan dan kejang otot yang sering terjadi pada radiculopathy.
3. Terapi kompresi
- Penggunaan korset medis atau penyangga leher untuk myelopathy, atau penyangga punggung untuk radiculopathy, dapat membantu mengurangi beban pada tulang belakang dan akar saraf.
- Terapis panas atau dingin dapat digunakan untuk meredakan nyeri dan peradangan.
3. Injeksi steroid epidural
- Injeksi kortikosteroid langsung ke daerah yang mengalami peradangan dapat mengurangi nyeri dan peradangan pada akar saraf yang terdampak.
Intervensi medis minimal invasif
Jika pendekatan noninvasif tidak mampu memberikan hasil yang memadai atau jika kondisi pasien memburuk, intervensi medis minimal invasif dapat dipertimbangkan.
Tujuan utama prosedur ini adalah untuk mengurangi gejala tanpa memerlukan operasi besar, dengan waktu pemulihan yang relatif lebih cepat. Beberapa metode yang umum digunakan meliputi:
1. Disektomi minimal invasif (mikroendoskopik)
- Disektomi mikroendoskopik melibatkan pengangkatan sebagian dari diskus yang hernia atau menonjol untuk mengurangi tekanan pada akar saraf. Prosedur ini dilakukan melalui sayatan kecil dan tidak memerlukan pemotongan besar pada jaringan sekitarnya.
2. Laminektomi minimal invasif
Dalam prosedur ini, bagian kecil dari tulang belakang (lamina) diangkat untuk membuka ruang dan mengurangi tekanan pada sumsum tulang belakang atau akar saraf. Ini sering digunakan untuk mengobati stenosis spinal yang menyebabkan myelopathy.
3. Injeksi epidural steroid (lanjutan)
- Selain untuk pengobatan noninvasif, injeksi epidural juga dapat digunakan dalam tindakan minimal invasif untuk memberikan pengobatan langsung kepada area yang terdampak tanpa memerlukan prosedur bedah besar.
4. Radiofrequency Ablation (RFA)
RFA adalah prosedur di mana gelombang radio digunakan untuk menghancurkan jaringan saraf yang menyebabkan rasa sakit, biasanya dilakukan pada area sekitar akar saraf yang terjepit.
Komplikasi Myelopathy dan Radiculopathy yang Harus Diwaspadai
Myelopathy atau radiculopathy yang tidak ditangani dengan baik atau dibiarkan berkembang tanpa pengobatan yang tepat, dapat berisiko menimbulkan komplikasi serius yang memengaruhi kualitas hidup pasien.
Komplikasi-komplikasi ini bisa mengakibatkan gangguan jangka panjang pada sistem saraf dan fungsionalitas tubuh. Oleh karena itu, sangat penting untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang cepat dan tepat.
Apa yang bisa terjadi jika myelopathy atau radiculopathy tidak segera ditangani dengan tepat?
1. Kehilangan fungsi motorik
Jika myelopathy tidak segera diobati, gangguan pada sumsum tulang belakang dapat memperburuk kelemahan otot, menyebabkan kelumpuhan atau kesulitan bergerak di ekstremitas.
Pada kasus radiculopathy, tekanan berkelanjutan pada akar saraf bisa menyebabkan kelemahan otot yang memburuk dan mengganggu kemampuan untuk menggerakkan bagian tubuh tertentu.
2. Disfungsi kandung kemih atau usus
Salah satu komplikasi serius dari myelopathy adalah sindrom cauda equina, yang terjadi ketika terdapat tekanan parah pada ujung sumsum tulang belakang sehingga memengaruhi kendali kandung kemih dan usus. Hal ini dapat menyebabkan inkontinensia atau kesulitan buang air kecil dan besar.
3. Bertambah parahnya rasa nyeri
Pada radiculopathy, tekanan yang berlanjut pada akar saraf dapat menyebabkan nyeri yang lebih parah dan menjalar lebih jauh ke area tubuh lain, seperti punggung, paha, dan kaki. Nyeri yang tidak diobati dapat menyebabkan kesulitan tidur, stres, dan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan.
4. Penyebaran infeksi atau peradangan
Pada myelopathy yang disebabkan oleh infeksi atau tumor, jika tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan infeksi lebih lanjut atau peradangan yang menyebar, yang bisa merusak lebih banyak jaringan tulang belakang dan memperburuk gejala.
5. Keterbatasan mobilitas untuk jangka panjang
Radiculopathy yang dibiarkan tanpa penanganan medis dapat menyebabkan kekakuan atau pengurangan fleksibilitas dalam tubuh, mengakibatkan keterbatasan dalam gerakan sehari-hari. Pada akhirnya dapat mengganggu kemandirian pasien.
Lamina Pain and Spine Center: Pengobatan Terbaik untuk Saraf Kejepit
Lamina Pain and Spine Center hadir dengan layanan medis terkini yang difokuskan pada penanganan masalah nyeri tulang belakang dan sendi, tanpa memerlukan prosedur pembedahan besar.
Klinik ini menawarkan berbagai terapi inovatif untuk membantu pasien mengatasi masalah kesehatan tulang belakang, salah satunya adalah terapi Joimax.
Joimax adalah teknik minimal invasif yang dirancang untuk mengurangi peradangan pada sendi dan memperbaiki fungsinya dengan risiko yang lebih rendah.
Dikembangkan di Jerman, teknologi ini diterapkan oleh tim dokter spesialis bedah saraf berpengalaman di Lamina, yang mampu memberikan penanganan presisi untuk kondisi tulang belakang seperti saraf kejepit, nyeri kronis, serta cedera tulang belakang lainnya.
Dengan memanfaatkan teknologi canggih dan keahlian medis yang mendalam, Lamina Pain and Spine Center telah menjadi salah satu pusat pengobatan nyeri dan masalah tulang belakang terkemuka di kawasan Asia Tenggara.
Pendekatan modern yang digunakan menjadikan klinik ini pilihan utama bagi pasien yang mencari solusi aman dan efektif untuk mengatasi gangguan tulang belakang.
Selain pengobatan medis, Klinik Lamina juga menyediakan program rehabilitasi yang komprehensif untuk mendukung proses pemulihan.
Program ini melibatkan fisioterapi dan latihan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien, dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi sendi dan memperbaiki kualitas hidup secara menyeluruh.
Jika Anda mengalami masalah seperti saraf kejepit, nyeri punggung, atau keluhan tulang belakang lainnya, konsultasikan kondisi Anda dengan dokter spesialis di Lamina Pain and Spine Center.Anda dapat mengatur jadwal konsultasi melalui nomor 0811 1443 599 dan mendapatkan perawatan terbaik yang sesuai dengan kondisi Anda.